Informasi Kesehatan

4 Dampak Stunting yang Terjadi pada Anak

stunting_anak.jpg

Ibu, Ini Cara Mengajarkan Anak Mandi yang Benar

“Mandi adalah kegiatan rutin yang perlu ibu ajarkan…

Benarkah Homeschooling Membuat Anak Sulit Bersosialisasi?

Homeschooling atau menyekolahkan anak di rumah kerap kali menuai…

Ini Tanda dan Tekstur Sperma yang Tidak Sehat

“Mencium atau menyentuh bayi merupakan hal yang biasa…

"Stunting bisa memberikan berbagai dampak negatif untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Ketahui dampaknya agar orang tua bisa lebih waspada dan mencegahnya."

 

 Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang membuat seorang anak memiliki tinggi badan lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya.  Kondisi ini biasanya terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari kehamilan hingga usia dua tahun. 

Selain bertubuh lebih pendek, stunting juga bisa memberikan dampak negatif lainnya. Ketahui informasi selengkapnya berikut ini!

Dampak Stunting pada Anak

Kekurangan gizi dalam waktu lama bisa berimbas pada kecerdasan dan kesehatan tubuhnya. Berikut dampak stunting yang bisa anak alami: 

1. Memiliki tubuh pendek dan berat badan rendah

Anak-anak yang mengidap stunting mungkin tidak akan bertumbuh tinggi secara maksimal. Akibatnya, mereka memiliki tubuh yang lebih pendek dari anak-anak seusianya dan cenderung memiliki berat badan yang rendah juga.

2. Memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata

Stunting juga menyebabkan anak tidak mengembangkan kemampuan intelektual mereka secara maksimal. Akibatnya, anak stunting tidak bisa menyerap pelajaran dengan baik selama usia sekolah dan tidak memiliki prestasi yang baik.

Hal ini juga bisa berpengaruh pada produktivitasnya pada saat dewasa nanti. Melansir dari The Power of Nutrition, orang yang mengalami stunting pada masa kanak-kanak berpenghasilan 20 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak mengalami stunting.

3. Mudah sakit

Kekurangan gizi juga bisa menyebabkan anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang optimal. Akibatnya, mereka akan jadi lebih mudah jatuh sakit bahkan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

4. Berisiko mengidap berbagai penyakit

Anak yang stunting berisiko tinggi mengidap penyakit kardiovaskular saat dewasa, seperti jantung koroner dan stroke. Selain itu, berbagai risiko kesehatan lainnya yang juga bisa terjadi pada pengidap stunting, antara lain diabetes mellitus, hipertensi, dan anemia.

Tips Mencegah Stunting pada Anak

Ada sejumlah upaya yang bisa orang tua lakukan untuk mencegah stunting pada anak: 

1. Memenuhi nutrisi selama masa kehamilan

Nutrisi yang baik selama kehamilan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Konsumsi makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, protein, zat besi, asam folat, dan kalsium selama kehamilan.

Ibu juga bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan terkait makanan dan suplemen apa yang paling dibutuhkan. Ini adalah langkah pertanya pencegahan stunting.

2. ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi membantu memenuhi kebutuhan nutrisinya secara optimal. ASI mengandung zat gizi yang penting dan melindungi bayi dari infeksi.

3. Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi

Setelah 6 bulan, mulai berikan MPASI pada anak. Perkenalkan berbagai jenis makanan seperti buah-buahan, sayuran, sumber protein, biji-bijian, dan makanan yang mengandung zat besi. 

4. Makanan bergizi sepanjang masa kanak-kanak

Lanjutkan memberikan makanan bergizi sepanjang masa kanak-kanak. Pastikan mereka mendapatkan asupan yang cukup dari berbagai kelompok makanan, termasuk protein, karbohidrat, lemak, sayuran, buah-buahan, dan susu.

5. Kebersihan dan sanitasi yang baik

Kebersihan nyatanya menyumbang risiko stunting. Itu sebabnya, jaga kebersihan dan sanitasi di sekitar anak. Pastikan air untuk minum dan mencuci makanan benar-benar bersih dan. Latih anak untuk mencuci tangan sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.

6. Perhatikan kualitas air minum

Pastikan air minum yang anak konsumsi aman dan terbebas dari kontaminan. Jika air sumur atau sumber air lainnya tidak aman, rebus air atau atau gunakan alat pemurni air.

7. Akses ke pelayanan kesehatan yang baik

Orang tua juga harus memastikan anak mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan yang berkualitas. Periksakan secara rutin ke dokter atau puskesmas untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemeriksaan yang teratur bisa mendeteksi masalah pertumbuhan lebih awal dan cepat teratasi.

8. Pendidikan dan pemahaman tentang gizi

Tingkatkan pemahaman keluarga tentang pentingnya gizi yang baik dan cara memenuhi kebutuhan gizi anak. Pendidikan tentang pola makan yang sehat dan bergizi dapat membantu keluarga mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat sekaligus mencegah stunting.

 

 

 

 

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.