“Empati adalah kemampuan seseorang untuk bisa mengerti dan memahami perasaan orang lain. Tentunya, sikap ini berbeda dengan simpati, meski kerap dianggap sama.”
Kamu mungkin kerap mendengar kata empati pada setiap kondisi. Hanya, kamu belum mengetahui dengan pasti apa artinya. Begitu pula, empati dan simpati menjadi dua kondisi yang kerap dianggap sama. Padahal, keduanya ternyata berbeda.
Empati memiliki arti ikut merasakan. Jadi, kata ini mengacu pada kondisi psikologis ketika seseorang ikut merasakan perasaan, pikiran, dan kondisi yang sedang terjadi pada orang lain.
Sebenarnya, manusia telah menunjukkan tanda empati sejak usia anak. Rasa ini lambat laun akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia, menuju remaja hingga dewasa. Akan tetapi, tingkatan empati setiap manusia tentu tidak sama.
Selalu kerap dianggap sama, empati sebenarnya berbeda dengan simpati. Agar kamu tidak keliru memahami keduanya, kamu perlu mengetahui apa perbedaan kedua sikap ini.
Empati adalah kemampuan seseorang dalam memahami dan berbagi apa yang terjadi pada orang lain. Jika seseorang dapat berempati, maka dirinya dapat mendengarkan sesuatu yang orang lain katakan tanpa perlu menghakimi.
Kemampuan ini tidak harus berhubungan dengan pengalaman diri sendiri. Sebab, seseorang sebenarnya dapat merasakan emosi orang lain tanpa latar belakang apa pun, serta mendengarkan tanpa adanya paksaan untuk memberikan nasihat agar bisa menjadi lebih baik.
Seseorang dengan empati akan sangat membantu dalam posisi kepemimpinan. Pasalnya, dirinya dapat melihat gambaran yang lebih besar dalam banyak sudut pandang, sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat.
Selain itu, sikap empati juga membantu seseorang dalam meningkatkan keterampilan komunikasi. Ini karena kamu dapat mendengarkan dan bahkan memahami perspektif dari orang lain dengan lebih baik.
Sementara itu, simpati adalah kemampuan seseorang untuk merasa kasihan pada orang lain, tetapi tidak mampu merasakan perasaan orang lain tadi. Sikap ini hanya memahami seseorang dari tingkat paling luar, karena pemahaman hanya berasal dari sudut pandang diri sendiri.
Tak hanya itu, simpati juga dapat membuat seseorang memberikan nasihat yang sebenarnya tidak perlu hanya demi membantu orang lain mengatasi emosinya.
Selain dengan perasaan simpati, rasa empati juga kerap disamakan dengan rasa iba. Padahal, lagi-lagi, keduanya tidak sama.
Seseorang yang mempraktikkan sikap simpati akan memberitahu jika dirinya turut bersedih atas hal yang menimpa orang lain. Namun, mereka akan tetap melakukan penilaian terhadap situasi yang dialaminya.
Kata-kata yang kerap mereka ucapkan seperti; “Setidaknya, kamu masih memiliki […]”. Bahkan, tak jarang kerap melakukan pembandingan atas masalah yang terjadi pada orang lain dengan kondisi diri mereka sendiri.
Sementara itu, seseorang dengan sikap empati tidak akan mengatakan hal seperti itu. Sebab, mereka akan merasakan kesedihan dan kekecewaan yang terjadi pada orang lain. Bahkan, mereka juga peduli terhadap keberlangsungan hidup orang tersebut pada masa depan.
Sikap empati dapat membuat seseorang memberitahu orang lain jika dirinya tidak sendirian. Tidak harus memberi solusi terhadap masalah yang mereka alami, mereka terkadang hanya perlu mengatakan kalimat ini:
“Aku turut bersedih atas apa yang terjadi. Namun, aku senang kamu bercerita tentang hal ini. Aku siap mendengarkan semua keluhanmu.”
Sederhananya, empati terkait dengan menjaga hubungan dengan orang lain alih-alih mencari respons yang tepat. Tidak perlu mencoba untuk memperbaiki masalah yang terjadi, cukup menjadi pendengar yang baik.
Sebenarnya, tidak sulit mengetahui apakah seseorang memiliki rasa empati yang tinggi atau tidak. Kamu bisa mengenalinya dari beberapa ciri berikut ini.
Perasaan sensitif yang tinggi membuat seseorang secara alami membuka diri mereka untuk orang lain, setidaknya menjadi pendengar yang baik. Entah itu perasaan sedih atau senang. Namun, sering kali, seseorang lebih mudah sakit hati dan tersinggung karena memiliki sensitivitas yang tinggi.
Mereka yang memiliki sikap empati juga cenderung mempunyai kepekaan dan intuisi yang sama tingginya dengan sensitivitas. Tak jarang, mereka bisa mengetahui jika orang lain berkata tidak jujur atau berbohong.
Ciri lainnya adalah dapat menjadi pendengar yang baik. Oleh karena itu, tak heran jika mereka kerap menjadi tempat orang lain bercerita dan berbagi beban masalah. Tak jarang, orang lain juga sering meminta saran dan nasihat pada mereka.
Ciri khas lainnya yang bisa kamu perhatikan dari seseorang dengan rasa empati adalah selalu berusaha membantu setiap orang yang mengalami kesulitan. Setidaknya, mereka ada untuk menjadi pendengar tanpa menggurui dan menghakimi atas apa yang terjadi.
Mempunyai perasaan empati yang tinggi memberi banyak dampak positif. Dampak ini tidak hanya terasa untuk diri sendiri, tetapi juga orang lain. Adapun dampak dari sikap empati, antara lain:
Sikap ini bisa membantu seseorang membangun relasi sosial dengan orang lain. Sebab, kamu bisa memahami perasaan dan pikiran orang lain. Selain itu, kamu juga dapat memberikan tanggapan yang pas untuk segala kondisi sosial.
Dengan berempati kepada orang lain, secara tidak langsung kamu juga bisa mengontrol emosi diri sendiri dengan lebih baik. Ini artinya, kamu akan terhindar dari stres yang berlebihan.
Melalui sikap ini, kamu mengetahui bagaimana rasanya apabila sedang mengalami atau berada pada kondisi orang lain. Ini akan membuatmu bisa melakukan berbagai hal untuk membantu meringankan beban dan masalah orang tersebut.
Setiap orang memiliki rasa empati, hanya kadarnya yang berbeda. Namun, kamu bisa menumbuhkan dan menguatkan perasaan tersebut dengan beberapa cara berikut ini.
Jika kamu tidak bisa mengerti perasaan orang lain, maka sebaiknya kamu tidak pula menghakimi mereka. Sebab, beberapa orang tidak butuh masukan, saran, atau nasihat, tetapi cukup mendengarkan keluhan dan apa yang mereka rasakan. Selain itu, selalu ingat kalau tidak semua orang memberikan respons seperti harapan.
Rasa empati bisa muncul apabila kamu meningkatkan interaksi dengan banyak orang. Dengan demikian, kamu bisa lebih mudah mengidentifikasi perasaan orang lain. Namun, bukan berarti kamu harus mengikuti semua kesukaan, hobi, dan kebiasaan mereka.
Setiap orang lahir dengan keunikan masing-masing. Jadi, jangan heran jika perbedaan akan selalu ada. Terimalah semua perbedaan yang muncul. Jadikan hal tersebut sebagai pembelajaran dan cara kamu memperbaiki diri sendiri menjadi lebih baik lagi.
Jangan lupa, menjadilah peka terhadap hal yang ada pada sekitarmu, sekecil apapun itu. Mulailah dari lingkungan keluarga, belajarlah empati dengan orang tua dan saudara. Lalu, kamu bisa mencobanya pada lingkungan yang lebih luas lagi, seperti tetangga.
Selain itu, hindari sikap tinggi hati. Sebab, sikap ini dapat membuat kamu menjadi pribadi dan sombong. Sebaliknya, mulailah untuk bersikap supel, rendah hati, dan saling menghargai untuk menumbuhkan rasa empati.
Sebaiknya, tanamkan rasa empati sedini mungkin sehingga anak menjadi terbiasa pada usia dewasa nantinya. Ibu bisa mengetahui caranya dengan membaca
Jadi, tidak ada salahnya untuk berlatih melakukan tips tadi bisa membantu mengasah sikap tersebut. Jika kamu tetap mengalami kesulitan bahkan sampai menghambat aktivitas sehari-hari, kamu bisa meminta bantuan dari ahli kesehatan.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.