Informasi Kesehatan

Waspada, 7 Hal Ini Bisa Terjadi Ketika Tubuh Kekurangan Kalium

kalium.jpg

Daftar Kandungan Skincare yang Baik untuk Dikombinasikan

Kandungan Skincare yang Bisa Dipakai Bersamaan Berikut ini adalah daftar…

Ini Tips Liburan Sehat di Tengah Musim Hujan

“Kamu dan keluarga perlu membuat rencana dan persiapan…

Apa Itu Self Love? Ini Manfaat Penting dan Cara Menerapkannya

"Self love bisa mendatangkan beragam manfaat untuk kesehatan…

“Ada sejumlah hal yang dapat terjadi ketika tubuh kekurangan kalium. Mulai dari mengalami kedutan atau kram pada otot, sembelit, sakit perut hingga kesemutan.”

 Kalium atau potasium adalah salah satu mineral dan elektrolit yang memiliki peran penting untuk tubuh. Mulai dari menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga kesehatan jantung, mengatur kerja otot dan saraf, serta membawa nutrisi yang tubuh serap menuju sel. 

Karena itu, penting untuk memenuhi asupan kalium dengan baik setiap harinya. Sebab, tanpa asupan yang sesuai, kondisi ini dapat berujung pada hipokalemia atau kekurangan kalium. 

Ketika terjadi, kekurangan kalium dapat menyebabkan sejumlah kondisi pada tubuh sebagai gejalanya. 

Pengertian Hipokalemia, Kondisi Tubuh Kekurangan Kalium

Hipokalemia, begitu kondisi yang menggambarkan kurangnya kalium di dalam darah. Normalnya, kalium dalam darah berada pada kisaran antara 3,5 hingga 5 mEq/L. 

Jika angkanya kurang dari itu, atau bahkan hanya 2,5 mEq/L, kamu harus waspada karena kondisi ini merupakan kekurangan kalium lanjutan yang membahayakan. 

Apa Ciri-ciri Kekurangan Kalium? 

Sebenarnya, tubuh yang mengalami hipokalemia bisa terlihat dari gejala yang pengidapnya rasakan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat terjadi saat tubuh kekurangan kalium: 

1. Mengalami kedutan atau kram pada otot. 

2. Sembelit. 

3. Sakit perut. 

4. Sering mual dan muntah;

5. Jantung mengalami palpitasi atau berdebar tidak normal;

6. Sering haus, tetapi sering pula buang air kecil;

7. Mati rasa atau kesemutan.

Apa Penyebab Hipokalemia?

Kalium darah rendah biasanya terjadi karena kehilangan kalium yang berlebihan pada saluran pencernaan. Kondisi ini mungkin karena sering mengalami gangguan pencernaan seperti muntah, dan diare. Penyebab kekurangan kalium lainnya meliputi:

  • Mengidap penyakit ginjal kronis atau berkepanjangan. 
  • Adanya gangguan pada kelenjar adrenal seperti aldosteronisme primer dan sindrom Cushing
  • Konsumsi obat diuretik karena obat diuretik dapat menyebabkan terlalu banyak potasium dikeluarkan melalui kencing (urin).

Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Hipokalemia 

Meskipun jarang terjadi, kekurangan kalium juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor di bawah ini:

  • Penggunaan obat pencahar secara berkepanjangan. 
  • Gangguan makan, seperti bulimia nervosa.
  • Keringat berlebihan (hiperhidrosis).
  • Gangguan penggunaan alkohol.
  • Kadar magnesium rendah (hipomagnesemia).
  • Mengidap kondisi ginjal tertentu, seperti sindrom Bartter dan sindrom Gitelman. Keduanya adalah kelainan ginjal genetik langka yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh.

Selain itu, beberapa kondisi medis tertentu juga dapat meningkatkan risiko hipokalemia. Misalnya seperti Sindrom Bartter, Sindrom Liddle, hingga diabetik ketoasidosis. 

Pada kasus yang jarang, tidak mendapatkan cukup potasium karena pola makan yang buruk juga dapat memicu terjadinya hipokalemia.

Gejala Hipokalemia

Apa gejala dari hipokalemia? Gejala hipokalemia dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Pada kasus yang ringan, kekurangan kalium mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. 

Namun, ketika gejala muncul, tandanya mungkin termasuk:

  • Sembelit.
  • Palpitasi jantung.
  • Kelelahan yang ekstrim (kelelahan).
  • Kelemahan otot dan kejang.
  • Kesemutan dan mati rasa.

Pada kasus yang lebih parah, kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti:

  • Otot berkedut.
  • Kram otot.
  • Kelemahan otot yang parah, menyebabkan kelumpuhan.
  • Tekanan darah rendah (hipotensi).
  • Sakit kepala ringan atau pingsan.
  • Irama jantung yang tidak normal (aritmia).
  • Buang air kecil yang berlebihan (poliuria).
  • Rasa haus yang berlebihan (polidipsia).

Diagnosis Hipokalemia

Bagaimana cara mendiagnosis hipokalemia? Sebenarnya, tidak sulit untuk memastikan kalau kadar kalium dalam darah berada pada angka normal atau tidak. Kamu hanya perlu memeriksakan kondisi kesehatan. 

Biasanya, dokter menyarankan kamu untuk melakukan pemeriksaan urin, pemeriksaan darah, hingga pemeriksaan EKG. Jadi, setiap gejala aneh yang dirasakan, sebaiknya tidak kamu anggap remeh. 

Pengobatan Hipokalemia 

Bagaimana cara mengobati kekurangan kalium? Pengobatan hipokalemia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pada kasus hipokalemia ringan, pengobatan hipokalemia dapat melibatkan pemberian resep suplemen kalium oral. 

Jika gejalanya lebih parah, dokter mungkin memberi pengidapnya potasium melalui pembuluh darah (intravena). Alasan pengidap kondisi ini mungkin membutuhkan potasium melalui pembuluh darah meliputi:

  • Tingkat potasium tubuh sangat rendah.
  • Hipokalemia menyebabkan irama jantung yang tidak normal.
  • Suplemen yang pengidap konsumsi tidak bekerja.
  • Pengidap hipokalemia kehilangan lebih banyak potasium daripada yang bisa diganti dengan suplemen yang diminum.

Sementara itu, dokter juga akan menangani kondisi apa pun yang menyebabkan hipokalemia. Sebagai contoh, dokter bisa memberikan obat antidiare, untuk kekurangan kalium yang terjadi akibat diare berkepanjangan. 

Komplikasi Hipokalemia yang Perlu Diwaspadai 

Tanpa penanganan, hipokalemia berat dapat menyebabkan masalah irama jantung yang serius. Misalnya seperti detak jantung terlalu cepat (takikardia) meski sedang tidak beraktivitas berat.

Selain itu, kelumpuhan yang mengancam jiwa juga dapat terjadi. Maka dari itu, penting bagi pengidap kekurangan kalium untuk senantiasa memeriksakan kondisi dan mengikuti anjuran dokter. 

Pencegahan Hipokalemia 

Setiap orang dapat mengurangi risiko terkena kekurangan kalium dengan mengonsumsi makanan yang mengandung kalium. Berikut adalah makanan yang memiliki banyak potasium:

  • Alpukat.
  • Pisang.
  • Kacang dan kacang polong.
  • Sayuran hijau berdaun gelap.
  • Ikan.
  • Daging sapi tanpa lemak.
  • Susu.
  • Jeruk.
  • Selai kacang.
  • Kentang.
  • Bayam.
  • Tomat.

Selain mengonsumsi asupan kalium dengan tepat, langkah pencegahan hipokalemia juga akan tergantung pada penyebabnya. Sebagai contoh, apabila diare adalah penyebabnya, maka upaya pencegahan yang dapat kamu lakukan adalah dengan mencegah diare. 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami gejala kekurangan kalium, sebaiknya segeralah memeriksakan kondisi ke dokter. Hipokalemia yang tertangani sedari awal tentunya dapat meminimlkan risiko komplikasi serius. 

 

 

 

 

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.