Capgras syndrome adalah kondisi langka yang membuat penderitanya meyakini bahwa orang lain berpura-pura menggantikan orang yang ia kenal. Ini terjadi akibat kerusakan otak yang membuatnya tidak bisa membedakan mana hal yang nyata dan tidak.
Orang dengan Capgras syndrome umumnya mengalami delusi sehingga tidak mampu membedakan sesuatu yang nyata dan tidak. Penderita sindrom ini meyakini bahwa orang lain memiliki niat buruk terhadapnya dengan berpura-pura menjadi sosok orang yang mereka kenal.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Capgras syndrome lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, terutama yang usianya paruh baya.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab Capragas syndrome. Namun, adanya kerusakan fungsi atau struktur otak, terutama otak bagian kanan, bisa memicu seseorang mengalami sindrom ini.
Otak bagian kanan berperan penting dalam memengaruhi cara otak untuk berpikir, berimajinasi, menerima atau memproses informasi, serta mengingat. Oleh karena itu, saat otak bagian kanan mengalami kerusakan, seseorang bisa mengalami delusi yang membuat dirinya tidak bisa membedakan hal nyata dan tidak.
Penyakit Alzheimer, demensia, penyakit Parkinson, atau skizofrenia sering kali dikaitkan dengan kondisi yang menyebabkan penderita mengalami delusi sehingga meningkatkan risiko mengalami Capgras syndrome.
Gejala yang paling terlihat jelas saat seseorang mengalami Capgras syndrome adalah keyakinan bahwa orang lain telah menggantikan atau berpura-pura menjadi seseorang yang dirinya kenal, padahal kenyataannya tidak.
Selain itu, penderita Capgras syndrome juga dapat mengalami beberapa gejala lain, seperti:
Perlu diingat bahwa gejala yang terjadi pada setiap orang dapat berbeda-beda, tergantung penyakit yang mendasari terjadinya Capgras syndrome.
Mengingat penderita Capgras syndrome dapat bertindak kasar pada orang yang dianggap menggantikan orang yang ia kenal, sebaiknya segeralah bawa penderita untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar tidak membahayakan orang terdekatnya.
Belum ada obat yang dapat menyembuhkan Capgras syndrome. Namun, pengobatan terhadap penyakit atau kondisi medis terkait dapat meredakan gejala Capgras syndrome.
Misalnya, penderita Capgras syndrome yang disebabkan skizofrenia dapat menjalani perawatan berupa konsumsi obat antipsikotik atau psikoterapi untuk meringankan gejalanya.
Selain itu, penderitanya juga akan menjalani perawatan yang biasa digunakan untuk mengatasi gangguan delusi, yaitu reality orientation therapy. Terapi ini akan fokus pada upaya untuk mengubah pola pikir penderita delusi dalam menghadapi kenyataan yang ada.
Hal-hal, seperti nama orang, wajah, tempat, dan waktu, akan diulang berkali-kali untuk mengingatkan pada kenyataan sehingga membantu penderita delusi lebih memahami lingkungannya dan kecemasannya pun berkurang.
Tidak hanya reality orientation therapy, penderita juga bisa menjalani terapi perilaku kognitif untuk mengatasi delusi yang dialami. Dengan terapi yang tepat serta dukungan dari keluarga, penderita Capgras syndrome dapat menyadari hal-hal yang diyakininya tidak benar.
Oleh karena itu, bila ada orang terdekat Anda menderita gangguan pada fungsi otak dan menunjukkan tanda Capgras syndrome, segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.