“Gigitan tungau kasur dapat memicu berbagai gangguan kesehatan pada tubuh. Mulai dari infeksi kulit, gangguan tidur, hingga asma.”
Tungau adalah serangga yang sangat kecil yang seringkali ada di tempat tidur atau kasur. Gigitannya tidak hanya bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit, tapi juga berisiko menyebabkan infeksi kulit dan reaksi alergi yang serius.
Ciri-ciri gigitan tungau adalah rasa gatal, perih, hingga iritasi kulit. Yuk, ketahui lebih lanjut bahaya serangga ini pada tubuh dan cara mengobati gigitannya. Dengan begitu, kamu dapat mengatasi keluhan kesehatan yang kamu alami.
Tungau kasur nama lainnya adalah tungau debu. Ini adalah serangga kecil yang umum ada di permukiman manusia. Panjang tubuhnya sekitar 420 mikrometer dan lebarnya 250-320 mikrometer.
Serangga kecil ini biasanya memakan sisa-sisa materi organik, seperti kelupasan kulit manusia yang banyak ada di rumah-rumah.
Selain di kasur, serangga ini juga sering ada di berbagai benda rumah tangga, seperti sprei dan karpet.
Meskipun kecil, serangga ini terbilang berbahaya karena dapat menggigit manusia dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Biasanya, serangga ini akan menggigit manusia pada malam hari.
Gigitannya pun bisa di bagian tubuh yang mana saja, mulai dari leher, wajah, tangan, bagian perut, hingga kaki
Gigitan serangga ini dapat menyebabkan sejumlah gejala, seperti gatal-gatal pada kulit, muncul benjolan kemerahan, hingga iritasi pada kulit. Tentunya, kondisi ini juga dapat memicu berbagai gangguan kesehatan yang lebih buruk.
Berikut ini bahaya tungau kasur yang perlu kamu waspadai:
Salah satu infeksi kulit yang bisa terjadi akibat gigitan tungau kasur adalah scabies atau yang lebih populer dengan julukan kudis. Kudis terjadi akibat tungau bernama Sarcoptes scabiei yang hidup dan bersarang di kulit.
Penularan tungau ini bisa terjadi melalui dua cara. Pertama, melalui kontak langsung dengan pengidap kudis, seperti berpegangan tangan dalam waktu lama.
Kedua adalah kontak tidak langsung, seperti berbagi penggunaan pakaian, handuk atau tempat tidur dengan pengidap. Hal ini karena tungau bisa menetap selama 2 hari di benda tertentu.
Serangga tersebut bisa menyebabkan infeksi kulit yang salah satu tandanya berupa rasa gatal pada kulit, terutama di malam hari. Selain itu, bintik-bintik kecil seperti jerawat dan lepuhan kecil juga bisa muncul.
Tungau kasur juga bisa menyebabkan eksim pada kulit. Pada mulanya, gigitan serangga tersebut menimbulkan iritasi, gatal, perih dan kemerahan pada kulit.
Lama kelamaan, bila kondisi tersebut tidak mendapatkan penanganan, kondisi tersebut bisa berkembang menjadi lebih parah dan berubah menjadi eksim.
Gigitan tungau kasur juga bisa menyebabkan alergi kulit. Selain menyebabkan gatal-gatal dan ruam kemerahan pada kulit, alergi akibat tungau juga bisa menyebabkan bersin-bersin hingga sesak napas.
Pada kondisi yang parah, reaksi anafilaksis bisa terjadi dan menyebabkan pembengkakan pada beberapa area wajah hingga kesulitan menelan dan bernapas.
Karena itu, saat mengalami syok anafilaktik, penting untuk melakukan pertolongan pertama yang tepat.
Selain infeksi kulit, gigitan tungau kasur dapat menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman saat beristirahat malam hari.
Tentunya, kondisi ini memicu gangguan tidur yang membuat pengidapnya merasa kelelahan pada siang hari dan penurunan produktivitas.
Tidak jarang, gangguan tidur akibat gigitan serangga ini menyebabkan penurunan kualitas hidup.
Tidak hanya berdampak buruk pada kulit, tungau kasur juga bisa menganggu pernapasan. Salah satu masalah pernapasan yang bisa terjadi akibat serangga ini adalah asma.
Karena itu, pengidap asma perlu membersihkan kasur secara rutin agar terhindar dari serangga ini.
Sama-sama bisa ada di kasur, karpet, dan berbagai furnitur, apa sih bedanya tungau dan kutu kasur? Meski sering disangka sama, kedua makhluk ini sebenarnya berbeda.
Berikut ini beberapa poin perbedannya:
Tungau memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih kecil, yaitu mulai dari 0,1 mm sampai 4 mm. Sementara kutu kasur memiliki ukuran mulai dari 4,8 mm sampai 7,1 mm.
Tungau dapat berkembang di kasur, karpet, gorden, dan furnitur berlapis kain. Makhluk ini juga menyukai area gelap tempat debu menumpuk.
Sementara kutu kasur bisa ada di banyak tempat, seperti kasur, furnitur, jok mobil, dan alas tiang.
Tungau melewati lima tahap dalam siklus hidup, mulai dari telur hingga dewasa.
Serangga ini saat dewasa dapat hidup sampai berminggu-minggu setelah siklus selesai.
Sementara itu, kutu kasur idealnya dapat bertahan hingga satu tahun. Nimfa dewasa dan yang lebih tua dapat terus bergerak selama berbulan-bulan tanpa makan darah.
Tungau masuk ke dalam kelas atau golongan laba-laba. Sementara kutu kasur termasuk dalam golongan serangga.
Mengingat dampak pada kesehatan yang cukup berbahaya, tidak ada salahnya untuk mengetahui cara tepat mengidentifikasi adanya tungau kasur di rumah.
Selain munculnya gejala pada fisik, seperti bekas gigitan dan kemerahan, keberadaan serangga kecil ini bisa kamu perhatikan dengan munculnya bintik-bintik hitam kecil di kasur, yang menjadi tanda kulit dari tungau dan bau tidak sedap pada area kasur.
Lalu, bagaimana cara mengobati bekas gigitan tungau kasur? Berikut ini tipsnya:
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.