Informasi Kesehatan

Waxing Vs Cukur Ketiak, Mana yang Lebih Aman?

pilihan-cara-menghilangkan-bulu-ketiak.jpg

Ini Ciri Penyakit TBC yang Perlu Diwaspadai

"TBC atau tuberkulosis adalah penyakit menular paru-paru yang…

3 Vitamin Penambah Berat Badan dan Nutrisi Lain yang Mendukungnya

Vitamin penambah berat badan biasanya dikonsumsi oleh orang…

Microsleep, Tidur Singkat yang Membahayakan Kesehatan

Sudah pernah dengar istilah microsleep? Kondisi ini merupakan suatu…

“Baik waxing maupun cukur, keduanya memiliki kegunaan dan kekurangannya masing-masing. Namun, pastikan melakukannya dengan alat yang steril untuk menghindari risiko efek samping setelahnya.”

Memiliki ketiak yang mulus tanpa rambut menjadi salah satu penunjang rasa percaya diri. Untuk menghilangkannya, ada dua metode yang umum dilakukan, yaitu waxing dan cukur.

Baik waxing maupun cukur, memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Namun, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menghilangkan rambut ketiak dan membuatnya terlihat mulus.

Waxing dan Shaving, Mana yang Lebih Aman?

Waxing adalah metode perawatan kulit untuk menghilangkan rambut dengan memanfaatkan cairan dan kertas khusus. Cairannya terbuat dari madu dan gula untuk memberikan lekatan pada rambut ketiak serta kertas wax

Metode ini dilakukan dengan membersihkan seluruh bagian permukaan ketiak dan menaburnya dengan bedak. Lalu, oleskan cairan dan tempelkan kertas khusus pada sisi atasnya. 

Selanjutnya, tekan secara perlahan agar rambut dan kertas merekat sempurna.  Biarkan selama 5 detik, kemudian tarik kertas berlawanan dengan tumbuhnya rambut secara cepat.

Sementara itu, cukur atau shaving adalah metode yang dilakukan dengan alat cukur konvensional. Umumnya mencukur ketiak sebaiknya searah dengan tumbuhnya rambut ketiak agar tidak menimbulkan ingrown hair atau rambut tumbuh ke dalam.

Lantas, mana yang lebih aman? Mencukur menggunakan cairan wax akan membuat seluruh rambut beserta akarnya tercabut. Sementara itu, cukur dengan menggunakan alat cukur hanya memangkas rambut pada permukaan kulit sehingga bagian akarnya tetap utuh.

Terkait mana yang lebih aman, sebenarnya kedua metode tidak dapat benar-benar kamu bandingkan. Sebab, baik shaving atau waxing sama-sama memiliki manfaat dan risiko yang berbeda. Jadi, kamu bisa memilih cara yang sesuai dengan kebutuhan.

Apa Saja Jenis Waxing?

Tidak hanya satu, ada beberapa jenis waxing yang umum yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan, yaitu:

  • Bikini wax, prosedurnya mencakup bulu sekitar garis pakaian renang atau celana dalam.
  • Brazilian wax, caranya dengan menghilangkan semua bulu pada area vagina dan sekitarnya, termasuk labia serta pantat.
  • Hollywood wax, areanya mencakup semua bulu pada area vagina dan sekitarnya. Sama dengan brazilian wax.
  • Full leg wax, fungsinya untuk menghilangkan bulu seluruh kaki, mulai dari pangkal paha hingga pergelangan kaki.
  • Half leg wax, tujuannya adalah menghilangkan bulu bagian kaki tertentu, seperti bagian atas atau bagian bawah kaki.
  • Underarm wax, untuk menghilangkan bulu area ketiak.
  • Eyebrow wax, prosedur yang bertujuan untuk membentuk dan membersihkan bulu alis.
  • Upper lip wax, tujuannya untuk menghilangkan bulu pada area bibir atas.
  • Chest or back wax, metodenya dilakukan dengan menghilangkan bulu pada area dada atau punggung pada pria.
  • Arm wax, untuk menghilangkan bulu area lengan, baik itu lengan atas atau bawah.

Wanita sering kali melakukan prosedur ini dengan tujuan estetika. Namun, pria juga bisa melakukannya.

Manfaat Waxing dan Cukur Ketiak

Meski sama-sama bermanfaat untuk menghilangkan rambut dari area tubuh tertentu, baik waxing maupun cukur menawarkan manfaat masing-masing. Berikut penjelasan lengkapnya seputar manfaat waxing:

1. Mengeksfoliasi kulit

Teknik tarikan pada metode waxing bersifat eksfoliasi. Artinya, bisa menghilangkan sel-sel kulit mati pada area ketiak bersamaan dengan rambutnya. Dengan begitu, kulit jadi cenderung lebih cerah, halus, dan lembut.

2. Rambut baru jadi tidak lebat

Metode waxing memungkinkan folikel rambut berhenti bekerja sementara waktu. Karena itu, rambut yang baru tumbuh cenderung terlihat lebih kecil, lembut, dan halus. Jika kamu melakukan secara rutin, semua rambut akan terganti dengan bentuk yang tipis.

3. Memperlambat pertumbuhan rambut baru

Karena tercabut sampai ke akarnya, proses pertumbuhan rambut menjadi lebih lambat. Alasannya, folikel membutuhkan waktu lebih lama untuk menumbuhkan rambut. Waktunya berkisar 3 sampai 4 bulan.

4. Tidak meninggalkan ruam di kulit

Meski metodenya terasa perih dan cenderung menyakitkan, tapi proses ini terbilang aman. Bahkan, tidak akan meninggalkan ruam kulit karena prosedurnya berlangsung dengan cepat.

5. Memaksimalkan kebersihan

Alasannya, metode ini mampu mengangkat rambut, kotoran, dan sel kulit mati pada area ketiak. Dengan begitu, pertumbuhan bakteri pada area lipatan tersebut bisa berkurang. Namun, barengi juga dengan rajin mandi dan eksfoliasi, ya!

Tak sedikit pula orang yang meyakini bahwa waxing menjadi cara yang efektif untuk mengatasi pertumbuhan rambut ke dalam.

Sementara itu, mencukur juga menawarkan beberapa manfaat, antara lain:

1.  Mengurangi jumlah keringat

Adanya rambut pada ketiak membuat seseorang lebih mudah merasa gerah dan berkeringat, terutama jika sering beraktivitas pada luar ruangan. Dengan mencukur, langkah ini bisa mengurangi ekskresi dan menurunkan jumlah keringat.

2.  Mencegah infeksi bakteri

Rambut ketiak yang lebat meningkatkan risiko infeksi bakteri Staphylococcus hominis. Jenis bakteri ini merupakan pemecah molekul keringat menjadi thioalcohol yang membuat keringat jadi berbau tak sedap seperti bawang.

3.  Meningkatkan rasa percaya diri

Ketiak mulus tanpa rambut erat kaitannya dengan penampilan wanita. Biasanya, mereka menjadi lebih percaya diri menggunakan baju lengan terbuka jika ketiaknya mulus tanpa bulu. 

Meski aman, kamu tetap perlu mengetahui cara tepat mencukur bulu ketiak guna menghindari sensasi rasa terbakar pada kulit.

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Waxing dan Cukur

Sebelum melakukan metode waxing maupun cukur, kamu sebaiknya memperhatikan beberapa hal berikut ini: 

1. Pastikan panjang bulu ketiak sudah pas

Sebaiknya, kamu memastikan kalau bulu ketiak sudah cukup panjang sebelum cukur atau waxing, sekitar 0,5 sampai 2 sentimeter. Jika lebih panjang, gunting terlebih dahulu. Sebab, rambut ketiak yang masih terlalu pendek akan membuat wax lebih sulit melekat pada rambut sehingga tidak bisa tercabut.

2. Hindari pemakaian krim retinoid

Memakai produk skincare dengan kandungan retinoid memang efektif untuk bantu mengurangi tanda penuaan. Namun, krim ini bisa memicu munculnya iritasi. Kalau kamu memakai retinoid, risiko terjadi iritasi tentu lebih besar karena rambut tubuh tercabut. Inilah sebabnya, sebaiknya kamu menghindari memakai krim ini selama 2 sampai 5 hari.

3. Obat paracetamol atau ibuprofen untuk mengurangi nyeri

Setiap orang mempunyai tingkat toleransi terhadap rasa nyeri yang tidak sama. Jadi, kamu bisa mengompres kulit selama 30 menit sebelum waxing untuk membantu menenangkan kulit. Selain itu, kamu juga dapat mengonsumsi obat untuk meredakan nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol.

4. Bersihkan kulit dengan baik

Perlu kamu ingat, pastikan kamu sudah mandi sebelum melakukan waxing. Selain itu, lakukan pula eksfoliasi ringan untuk membantu mengangkat sel kulit mati. Tak boleh lupa, keringkan area tubuh dengan baik karena membuat wax bisa mengangkat bulu lebih optimal.

5. Kulit harus sehat

Saat bulu tercabut atau terkena suhu panas dari wax, kulit akan mengalami trauma. Inilah alasannya, kamu sebaiknya melakukan perawatan atau prosedur ini saat kulit dalam kondisi sehat. Hindari melakukan prosedur apabila kulit mengalami kondisi ini: 

  • Iritasi.
  • Terbakar oleh sinar matahari.
  • Ada kondisi medis tertentu, seperti penyakit kulit menular karena jamur dan bakteri.
  • Ada luka kecil maupun besar.

Bolehkah Waxing di Area Miss V?

Metode menghilangkan bulu ini dapat kamu lakukan pada area Miss V (vagina). Agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan, pastikan untuk melakukan prosedur ke klinik atau salon yang terpercaya.

Selain itu, perhatikan juga kebersihan dan keamanan area vagina. Pastikan kulit dalam keadaan bersih dan bebas dari iritasi, juga infeksi. Jika memiliki riwayat kulit sensitif atau masalah medis pada area tersebut, sebaiknya tanyakan dengan dokter terlebih dulu.

Apa Saja Efek Samping Waxing dan Shaving?

Baik waxing maupun shaving berpotensi menimbulkan efek samping setelahnya. Hal ini terjadi jika metode dilakukan dengan sembarangan, tanpa alat yang steril. Risikonya dapat berupa:

1. Risiko waxing

Metode ini dapat menimbulkan beberapa masalah kulit. Namun, efek sampingnya dapat berbeda pada tiap orang, tergantung pada kondisi kulit. Masalah yang muncul setelahnya dapat berupa nyeri, kemerahan, ruam, timbulnya benjolan kulit, hingga reaksi alergi.

Selain itu, waxing juga dapat menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap matahari dan munculnya jaringan parut atau infeksi. Potensi gangguan ini akan tergantung pada sensitivitas kulit dan keamanan prosedur.

2. Risiko mencukur

Efek samping ini bergantung pada sensitivitas kulit tiap orang, seberapa tajam pisau cukurnya, dan kebersihan alat cukur yang digunakan. Misalnya, jika silet sudah tumpul atau kotor, risiko efek sampingnya berupa gatal atau luka sayat.

Selain itu, penggunaan alat cukur yang kotor atau memiliki sedikit karat berisiko memicu infeksi. Ini terjadi jika ada kulit mengalami luka sayat. Sementara itu, penggunaan alat cukur elektrik bisa saja menimbulkan luka bakar pada kulit atau iritasi dan ruam.

Jika masalah kulit tak kunjung membaik atau mengalami efek samping serius setelah melakukan shaving maupun waxing, segera hubungi dokter spesialis kulit untuk melakukan pengobatan.

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.