"Ada beberapa penyebab kolesterol LDL (low-density lipoprotein) tinggi. Salah satunya adalah kelebihan berat badan yang berhubungan langsung dengan berbagai faktor risiko kardiovaskular.”
Kolesterol LDL atau lipoprotein densitas rendah (Low-Density Lipoprotein) adalah salah satu jenis kolesterol dalam darah. Adapun, kolesterol LDL adalah kolesterol jahat karena bisa menumpuk dalam arteri bila kadarnya terlalu banyak. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan munculnya penyakit, salah satunya jantung koroner.
Selain LDL ada jenis kolesterol baik yaitu HDL atau high-density lipoprotein. Nah, penyakit kolesterol tinggi terjadi kadar LDL tinggi dan kadar HDL yang rendah dari nilai normal.
Nah, mengingat kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat memicu sejumlah masalah kesehatan, penting untuk mengetahui apa saja penyebabnya
Kadar kolesterol tinggi bisa terjadi akibat berbagai faktor, meliputi:
Ternyata, gen dapat memengaruhi bagaimana cara tubuh untuk mengurai kolesterol LDL di dalam tubuh. Penyakit kolesterol turun-temurun dari garis keluarga adalah hiperkolesterol familial. Penyakit keturunan ini bisa sebabkan penyakit jantung dini.
Orang yang memiliki kelebihan berat badan secara langsung berisiko meningkatkan kadar LDL dalam tubuh. Hal ini merujuk dalam data kesehatan yang terbit dalam Harvard School of Public Health.
Berat badan berhubungan langsung dengan berbagai faktor risiko kardiovaskular. Seiring dengan peningkatan berat badan, begitu pula tekanan darah, kolesterol LDL, dan gula darah.
Maka dari itu, penting bagi pengidap obesitas untuk menurunkan berat badannya yang otomatis akan menurunkan LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.
Stres bisa meningkatkan kadar kolesterol darah dalam jangka panjang. Sebab, sebagian besar orang yang mengalami stres, ingin mengonsumsi makanan berlemak sebagai sarana menghibur diri.
Padahal, lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan berkontribusi pada tingginya kadar kolesterol dalam darah.
Merokok bisa meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk menjadi penyebab kolesterol LDL tinggi. Rokok dapat merusak dinding pembuluh darah, yang membuat arteri lebih rentan terhadap penumpukan lemak.
Bahkan, merokok dapat mengurangi kadar HDL, yang dapat memperburuk kondisi hiperkolesterolemia atau peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Karena itu, sangat penting untuk berhenti merokok demi menjaga kesehatan.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein) dalam darah. Hal ini terjadi karena alkohol memiliki efek yang kompleks pada metabolisme lipid dalam tubuh.
Agar dapat meminimalkan peningkatan kadar kolesterol LDL, jika kamu memilih untuk mengonsumsi alkohol, konsumsi minuman ini dalam jumlah moderat.
Kurang berolahraga dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL. Aktivitas fisik membantu meningkatkan peredaran darah dan mengurangi penumpukan LDL di dalam arteri. Inilah yang membuat orang yang secara teratur bergerak lebih kecil risikonya mengalami peningkatan kadar kolesterol LDL.
Sering mengonsumsi makanan yang tinggi kolesterol, yaitu bahan makanan hewani, seperti jeroan (otak, hati, ginjal, babat,dll), lemak dari daging, daging merah, dan kuning telur adalah penyebab utama kolesterol tinggi.
Selain itu, sering makan goreng-gorengan dapat menyebabkan kolesterol LDL meningkat. Soalnya, penggunaan minyak berulang kali dapat mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi. Kedua jenis lemak ini dapat memicu kolesterol.
Itulah beberapa penyebab kolesterol LDL tinggi yang perlu kamu waspadai. Sudah tahu kan? Pastikan untuk selalu menjaga kesehatan kamu dan orang tua dengan menerapkan pola hidup sehat, ya. Jika orang tua kamu mengidap kolesterol tinggi, tidak ada salahnya untuk secara rutin memeriksakan kadar kolesterolnya.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.