Gangguan makan seperti binge eating, anoreksia, hingga bulimia adalah sebuah penyakit serius, bukan sebuah pilihan gaya hidup ataupun diet ekstrem. Angka kematian untuk mereka yang mengidap gangguan makan lebih tinggi dibanding dengan semua penyakit kejiwaan lainnya. Gangguan makan paling sering disertai dengan gangguan depresi dan kecemasan. Bahkan 60 persen orang dengan gangguan makan juga didiagnosis mengidap penyakit psikologis lainnya.
Beberapa penyebab gangguan makan yang umumnya terjadi pada remaja dan dewasa muda usia belasan sampai akhir 20-an adalah sebagai berikut:
Pandangan kalau tubuh berisi adalah jelek, tidak akan diterima di lingkungan sosial membuat pengidap gangguan makan menjalani pola makan salah yang berakibat pada pola pikir dan mental yang salah mengenai apresiasi diri.
Pemicu lain seseorang mengalami gangguan makan adalah pengalaman masa kecil buruk, seperti, seperti menjadi korban perundungan atau bahkan pelecehan. Rasa trauma ini membuat pengidap gangguan makan “menghukum” diri sendiri dengan membatasi makanan yang masuk ke tubuh. Jika menjadi trauma, biasanya ini sudah masuk ke ranah psikologis.
Ternyata ada kaitan erat antara gangguan makan dan olahraga yang berorientasi estetis. Ketika seseorang merasa olahraga yang dilakukannya tidak cukup untuk mendapatkan bentuk tubuh idaman, maka dia akan berlaku ekstrem terhadap pola makannya. Awalnya pola makan yang diterapkan adalah gaya hidup sehat, lama-kelamaan dia memangkas semua asupan makanannya menjadi sangat sedikit hingga tidak sehat lagi.
Umumnya, mereka yang mengidap gangguan makan tidak merasa ada yang salah dengan pola makannya. Padahal orang di sekitar sudah melihat keanehan fisik maupun kebiasaannya. Perlu kamu ketahui ini, adalah beberapa tanda kalau seseorang sedang mengidap gangguan makan.
Jenis-jenis Gangguan Makan
Para pengidap gangguan makan jenis anoreksia sering mengalami ketakutan obsesif terhadap kenaikan berat badan. Mereka menolak untuk mendapatkan persepsi mengenai berat badan yang sehat dan malah justru memiliki pandangan yang tidak realistis mengenai citra tubuh. Akibatnya, anoreksia menyebabkan kegagalan multiorgan, infertilitas (ketidaktidak suburan), pengeroposan tulang karena kurangnya kalsium, serta masalah jantung, hingga kematian.
Pengidap bulimia sangat takut untuk mendapatkan kenaikan berat badan dan merasa tidak puas dengan ukuran dan bentuk tubuhnya. Pengidap bulimia biasanya makan secara berlebihan namun segera memuntahkannya kembali secara paksa, bahkan dengan bantuan obat-obatan. Aktivitas makan-muntah ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan, kekurangan cairan serta dampak psikologis seperti kurangnya penghargaan diri. Selain kebiasaan makan kemudian dimuntahkan, biasanya lagi pengidap bulimia melakukan olahraga ekstrem sehabis makan besar.
Pengidap gangguan makan tipe ini berbeda dengan anoreksia dan bulimia. Pengidap binge eating akan makan berlebihan, kemudian merasa malu dan bersalah, namun tetap makan lagi. Akibat pola makannya yang berlebihan pengidap gangguan makan ini kerap memiliki penyakit kardiovaskular.