Informasi Kesehatan

Ini 9 Manfaat Donor Darah Secara Rutin untuk Kesehatan

Ini_9_Manfaat_Donor_Darah_Secara_Rutin_untuk_Kesehatan.jpg

Kapan Cek Demam Berdarah Perlu Dilakukan? Ini Faktanya

“Cek demam berdarah (DB) sebaiknya dilakukan segera setelah…

Minum Kopi Saat Haid, Boleh atau Tidak?

Minum kopi saat haid mungkin menjadi topik yang…

Seberapa Efektif Laser Wajah untuk Hilangkan Bekas Jerawat?

“Untuk menghilangkan bekas jerawat dengan cepat dan efektif,…

"Donor darah adalah kegiatan yang memberikan sederet manfaat kesehatan. Beberapa manfaat donor darah mulai dari meningkatkan produksi sel darah merah hingga menjaga kesehatan jantung."

Ada banyak manfaat donor darah yang bisa kamu dapatkan saat melakukan aktivitas ini. Kebaikannya dapat dirasakan dengan baik, terutama bagi yang membutuhkan.

Menurut Palang Merah Indonesia (PMI), secara perhitungan, kebutuhan transfusi darah sebesar 2 persen dari total penduduk Indonesia. Ini bisa jadi ajang menyebar kebaikan sekaligus menyehatkan tubuh.

Berbagai Manfaat Donor Darah untuk Kesehatan

Lantas, apa keuntungan dari donor darah? Kamu bisa mendapatkan beberapa manfaat donor darah ini:

1. Menjaga kesehatan jantung

Penelitian berjudul Cardiovascular risk in 159 934 frequent blood donors while addressing the healthy donor effect, yang terbit pada BMJ Journal menemukan, meneliti 160.000 wanita yang mendonorkan darahnya secara rutin selama lebih dari 10 tahun.

Menurut hasil studi di atas, donor darah menawarkan efek perlindungan jangka panjang terhadap penyakit kardiovaskular. Namun, efek ini hanya terlihat pada wanita dan bukan pada pria.

Kegiatan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah hingga mencegah penyumbatan arteri. Rajin mendonorkan darah kira-kira mampu menurunkan risiko serangan jantung hingga 88 persen. 

Tak hanya itu, mendonorkan darah juga bisa meminimalkan risiko kanker, stroke, dan serangan jantung. Menariknya lagi, manfaat donor darah juga bisa membuat kadar zat besi dalam darah jadi stabil.

2. Donor darah dapat mendeteksi penyakit

Sebelum bisa mendonorkan darah, tentunya kamu harus melewati sejumlah pemeriksaan. Prosedur standarnya adalah pemeriksaan darah untuk mendeteksi penyakit serius. 

Ada beberapa tes yang kamu perlu lakukan, seperti HIV, sifilis, hepatitis B, hepatitis C, hingga malaria. Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit melalui transfusi darah. 

Prosedur ini juga menjadi “lampu kuning” bagi pendonor agar lebih memperhatikan kondisi kesehatannya sendiri. Jika terdeteksi gangguan, mereka bisa segera memeriksakan diri.

3. Donor darah tingkatkan produksi sel darah

Donor darah bukan berarti bisa mengurang kadar darah yang kamu punya. Justru, kegiatan ini bisa meningkatkan produksi sel darah merah. Setelah melakukannya, sel darah memang akan berkurang. 

Namun, sumsum tulang belakang akan segera memproduksi sel darah merah baru untuk menggantikan yang hilang. Proses ini akan memakan waktu beberapa minggu. 

Dengan kata lain, seseorang yang mendonorkan darahnya secara teratur, tubuhnya akan menstimulasi pembentukan darah baru yang segar. Proses ini bisa membuat kamu menjadi lebih sehat.

4. Panjang umur

Berbuat baik dapat membuat seseorang hidup lebih lama sekitar 4 tahun. Nah, ini juga termasuk kegiatan yang dermawan karena kamu bisa menolong orang lain yang sedang membutuhkan. 

Menurut penelitian dari Mental Health Foundation, donor darah juga bisa menjaga kesehatan emosi. Cara ini dapat mengurangi tingkat stres hingga membantu menghilangkan perasaan negatif.

5. Membakar kalori

Studi An intercultural and semi-confessional reflection on blood donation yang terbit pada Canadian Medical Association Journal menemukan, bahwa membakar kalori jadi salah satu manfaat donor darah.

Faktanya, setiap 450 mililiter darah yang kamu donorkan bisa membakar sampai 650 kalori. Namun, pastikan banyak minum air putih dan mengonsumsi makanan sebelum melakukan donor. 

Sebab, tubuh harus dalam keadaan prima, sehingga kamu tidak mengalami efek samping negatif setelahnya. 

6. Menurunkan risiko kanker

Pemicu utama sel kanker adalah paparan radikal bebas dalam tubuh. Nah, zat ini biasanya menumpuk di dalam peredaran darah kamu. Dengan melakukannya, risiko kanker pun bisa diminimalisir. Termasuk kanker hati, paru-paru, usus besar, perut, dan tenggorokan

7. Donor darah dapat turunkan kolesterol

Manfaat kesehatan lain dari mendonorkan darah secara rutin adalah menurunkan kolesterol. Hal ini tentu dapat membantu kamu untuk menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. 

Dengan mendonorkan darah, secara kadar kolesterol akan berkurang seiring dengan lamanya pendarahan. 

8. Menurunkan kelebihan zat besi

Manfaat donor darah selanjutnya adalah menurunkan kelebihan kadar zat besi dalam tubuh. Hal ini menguntungkan karena kadar besi yang terlalu tinggi dapat berisiko penyakit hati, masalah jantung, dan diabetes.

9. Manfaat donor darah lainnya

Selain beberapa poin di atas, menurut Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi DKI Jakarta,  donor darah juga dapat memberikan manfaat lainnya, seperti:

  • Memaksimalkan kapasitas organ paru-paru.
  • Meningkatkan kinerja organ ginjal dalam membuang limbah.
  • Meningkatkan kesehatan psikologis atau mental.
  • Membantu melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh.
  • Meningkatkan volume darah dalam paru-paru.
  • Menurunkan zat seng berlebihan di dalam darah.
  • Menghilangkan kaku di pundak.
  • Mengetahui lebih lanjut tentang tipe darah seseorang.

Syarat Melakukan Donor Darah

Selain melewati berbagai prosedur, donor darah juga memiliki persyaratan tersendiri. Ini beberapa di antaranya:

  • Pendonor minimal harus berusia 17 tahun dan maksimal 70 tahun. 
  • Memiliki berat badan minimalnya adalah 45 kg.
  • Memiliki tekanan darah sistole di bawah 180 dan diastole di bawah 100. Angka ini untuk orang dengan tekanan darah yang cenderung tinggi.
  • Tekanan darah sistole/diastole yang aman sekitar 90/50 bagi pengidap darah rendah.
  • Memiliki kadar hemoglobin yang normal. Jumlahnya berkisar 12.5–17 gram (g) of hemoglobin per deciliter (dL), dan tidak lebih dari 20 grams (g) of hemoglobin per deciliter (dL).
  • Wanita tidak boleh mendonorkan darah selama periode menstruasi.
  • Tidak mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar, tidak merokok, dan menghindari perilaku berisiko tinggi yang dapat mengkontaminasi darah.
  • Tidak memiliki riwayat menggunakan jarum suntik secara bersamaan. 
  • Menunggu sekitar 8 minggu atau lebih sebelum mendonorkan darah lagi.
  • Tidak mengidap flu, pilek, sakit tenggorokan, gastroenteritis, atau penyakit infeksi lainnya.
  • Tidak menggunakan narkoba atau obat-obatan yang mengontaminasi darah.
  • Bukan pengidap penyakit hepatitis B, sifilis, dan HIV.

Namun, ada pula beberapa kondisi yang membuat pendonor harus menunda mendonorkan darahnya. 

  • Demam dan influenza: tunda 1 minggu setelah sembuh.
  • Cabut gigi: tunggu 5 hari usai sembuh.
  • Operasi kecil: tunda 6 bulan.
  • Operasi besar: tunda satu tahun.
  • Setelah menerima transfusi: tunda 1 tahun.
  • Melakukan tato, tindik, tusuk jarum dan transplantasi: tunggu 1 tahun.
  • Ibu menyusui: tunggu 3 bulan setelah berhenti menyusui.
  • Sembuh dari malaria: tunda 3 tahun setelah bebas dari gejala malaria.
  • Telah berkunjung ke daerah endemis malaria: tunda 1 tahun.
  • Tinggal di daerah endemis malaria selama 5 tahun: tunggu 3 tahun setelah ke luar dari daerah tersebut.
  • Sembuh dari tipus: tunda 6 bulan setelah sembuh.
  • Usai menerima vaksin: tunggu 8 bulan setelahnya.
  • Mengalami alergi: tunggu 1 minggu setelah sembuh.
  • Infeksi kulit: tunda 1 minggu setelah sembuh. 

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mendonorkan darah. Apalagi jika kamu mengidap kondisi medis tertentu. Tujuannya untuk memastikan kondisi kesehatan diri sendiri maupun seseorang yang menerima donor. 

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.