Informasi Kesehatan

Mengenal Apa Itu Obsesi, Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya

ilustrasi-penderita-ocd-istock.jpg

Mengenal Effort dalam Hubungan dan Cara Melakukannya

"Setiap hubungan membutuhkan effort atau usaha dari masing-masing…

Ini Tanda-Tanda Trust Issue dan Cara Ampuh Mengatasinya

“Ada berbagai macam tanda trust issues, seperti sukar…

Fobia Darah, Gejala dan Cara Mengatasinya

Fobia darah atau hemophobia adalah ketakutan berlebih terhadap darah, baik…

“Obsesi adalah ide, pikiran atau perasaan yang sangat kuat akan sesuatu. Pikiran yang kuat tersebut tidak jarang mengganggu kehidupan pengidapnya dan cenderung melakukan sesuatu secara berulang.”

 Bila mendengar kata 'obsesi', mungkin yang ada di pikiran sebagian orang adalah tentang seseorang yang tergila-gila dengan sesuatu. Misalnya, obsesi untuk menjadi model atau obsesi terhadap idola. Namun, sebenarnya apa itu obsesi?

Obsesi pada dasarnya tidak selalu menjadi gejala kesehatan mental. Meski begitu, bila hal tersebut sudah berlebihan hingga mengganggu kehidupan sehari-hari, maka penting untuk memanaskan dengan energi profesional.

Apa Itu Obsesi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, obsesi adalah ide atau perasaan yang sangat merasuki pikiran.

Saking kuatnya pikiran, ide atau perasaan tersebut, seseorang bisa bersinggungan terus menerus dan seringkali mengganggu. Kebanyakan orang tahu bahwa obsesinya berlebihan, namun mereka merasa tidak mampu mengendalikannya.

Obsesi yang bisa muncul dalam kehidupan sehari-hari berupa pikiran, mimpi, desakan, atau fantasi. Itu mungkin merupakan kejadian saat atau minat jangka panjang.

Nah, berdasarkan definisi tersebut, pikiran obsesif dapat mengganggu atau memiliki konotasi negatif.

Kenali Ciri-cirinya

Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (Edisi ke-5), seseorang mungkin memiliki obsesi bila ia mengalami pikiran atau desakan yang kuat yang menyebabkan ia mencoba menghilangkan pikiran tersebut atau meredakan tekanan terkait.

Ciri-ciri perasaan ini bisa berhubungan dengan  Obsessive-compulsive Disorder  (OCD). Meski begitu, apa yang dikenakannya tidak selalu berarti kamu mengidap OCD.

Gejala OCD yang paling signifikan adalah dorongan berulang yang disebabkan oleh obsesi, yang dapat menyebabkan pola perilaku berulang.

Ciri-ciri kondisi mental ini pada setiap pengidap bisa berbeda-beda tergantung jenis apa yang mereka miliki.

Berikut ciri-ciri obsesi berdasarkan jenisnya:

1. Obsesi dengan kebersihan

Apa itu obsesi kebersihan? Jenis ini akan membuat seseorang fokus pada kebersihan dirinya dan takut dengan kontaminasi fisik.

Berikut ciri-ciri orang yang memblokir kebersihan:

  • Mencuci tangan, tubuh, atau barang-barang pribadi mereka secara berlebihan.
  • Membersihkan permukaan rumah sesering mungkin.
  • Menghindari situasi sosial, terutama keramaian.
  • Berusaha menghindari tempat atau orang tertentu.

2. Obsesi seksual

Ada juga jenis yang membuat pengidapnya berpikir atau melakukan sesuatu yang tidak pantas, seperti gambaran atau fantasi seksual tertentu.

Contoh obsesi seksual, antara lain:

  • Obsesi berhubungan seks dengan anggota keluarga (inses).
  • Terobsesi untuk berhubungan seks dengan anak-anak (pedofilia).
  • Obsesi seks dengan binatang.
  • Terobsesi untuk melakukan hubungan seksual yang ekstrem (masokis atau sadistis).

Terkadang perasaan ini bisa membuat seseorang melakukan tindakan kriminal untuk memenuhi hasratnya, seperti licik atau  child grooming .

3. Obsesi romantis atau cinta

Memiliki seseorang yang mencintai dan kamu cintai tentu terasa membahagiakan. Namun, cinta yang sudah berubah menjadi obsesi justru akan membuat orang yang kamu cintai merasa terkekang.

Orang yang ketagihan dengan pasangannya akan memikirkan pasangan tanpa henti dan mencintainya secara berlebihan.

Berikut ciri-ciri jenis romantis:

  • Memiliki visibilitas yang luar biasa terhadap hubungan lain yang dimiliki pasangan. Misalnya, berpasangan dengan keluarga atau teman-temannya.
  • Memikirkan kekasih hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Berperilaku overprotektif.
  • Merasa sangat posesif terhadap waktu, ruang, dan perhatian orang lain.
  • Merasakan kebutuhan untuk mengontrol tindakan dan perilaku orang yang kamu cintai

4. Obsesi dengan kesempurnaan

Orang yang menonjolkan kesempurnaan atau kesempurnaan akan takut melakukan kesalahan.

Hal ini akan membuatnya mengerjakan sesuatu berulang kali hingga dirasa sempurna dan tidak bisa tidur bila ada sesuatu yang belum sesuai dengan keinginannya.

Ciri-ciri jenis ini, antara lain:

  • Terobsesi dengan keteraturan, simetri, dan susunan.
  • Terobsesi dengan kerapihan.
  • Mengikuti aturan, arah, dan rutinitas tertentu
  • Merasa bahwa segala sesuatunya “ada pada tempatnya” atau harus “tepat”.
  • Menyelesaikan tugas di tempat kerja atau sekolah dengan “sempurna”.

Cara Mengatasi Obsesi yang Tak Sehat

Meskipun perasaa ini terkadang terasa sulit untuk kamu kendalikan.

Namun, ada beberapa tips yang bisa kamu coba untuk mengendalikan pikiran obsesif, yaitu:

  • Cari dan bergabunglah dengan komunitas yang juga mengalami obsesi. Dengan begitu, kamu tidak merasa sendirian dan bisa mendapatkan dukungan yang bermanfaat.
  • saya ingin menulis dalam jurnal harian tentang apa yang kamu rasakan, takutkan atau khawatirkan.
  • Hindari menggunakan narkoba atau alkohol untuk mengatasi stres akibat perasaan tersebut.
  • Usahakan untuk tidur yang cukup setiap hari. Pasalnya, insomnia seringkali menunda pikiran yang mengganggu tersebut.
  • Berolahraga secara teratur. Tetap aktif secara fisik bisa membantu kamu membakar energi berlebih dan mengalihkan pikiran dari obsesi.
  • Latih  waspada . Perasaan ini mungkin membuat kamu merasa tidak berada dalam kendali dalam hal pikiran. Nah, teknik  mindfulness  dan  mind-body , seperti yoga dan meditasi, dapat membantu kamu tetap hadir.
  • Kelola stres dengan baik. Stres kronis bisa memicu pikiran obsesif atau malah membuat ketagihan. Jadi, temukanlah cara efektif untuk mengatasi stres kamu.

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.