"Selama penyuluhan atau edukasi tentang narkoba, ada beberapa pertanyaan yang sering muncul. Misalnya seperti jenis-jenis narkoba dan bagaimana cara menghadapi orang yang kecanduan zat ini."
Narkoba dan obat-obatan terlarang masih menjadi isu penting dan sering menjadi sorotan di Indonesia. Nah, narkoba sendiri merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif.
Menurut Undang-Undang (UU) Narkotika pasal 1 ayat 1, menyatakan kalau narkotika merupakan zat buatan atau berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan.
Karena efek yang merugikan, penggunaan narkoba secara bebas sangat dilarang di Indonesia.
Sebagai upaya pencegahan dari penyalahgunaan narkoba, pemerintah sering memberikan penyuluhan atau edukasi terkait hal ini.
Nah, berikut beberapa daftar pertanyaan narkoba beserta jawabannya yang sering muncul saat penyuluhan:
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat-obatan terlarang. Tak jarang banyak yang menyamakan narkoba dengan narkotika.
Meskipun saling berkaitan, narkotika merupakan zat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman, baik sintetis atau semi sintetis.
Zat ini bisa memberikan efek berupa penurunan rasa nyeri, perubahan kesadaran dan bersifat candu.
Jika disimak dari singkatannya, narkoba terbagi menjadi tiga jenis, yakni narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Contoh narkotika, yaitu kokain, heroin, morfin, opium dan ganja.
Jenis psikotropika, misalnya MDMA, LSD, STP, ekstasi. Sedangkan contoh zat adiktif, yaitu alkohol, nikotin, opioid, metamfetamin dan benzodiazepin.
Tak sedikit orang yang mengira kalau narkoba dan napza adalah jenis yang berbeda.
Padahal, baik narkoba dan napza sebenarnya punya makna yang sama.
Sebab, napza juga merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif berbahaya.
Tentunya ada perbedaan antar jenis narkoba yang beredar di pasaran.
Perbedaan jenis narkoba dapat dilihat dari kandungan kimianya, sifat-sifat farmakologis, serta efek yang ditimbulkannya
Sebagai contoh, jika dilihat sifat farmakologinya, kokain meningkatkan aktivitas sistem saraf pusat, meningkatkan energi dan fokus.
Dampaknya bisa berupa penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung, kejang.
Cara pemakaiannya yaitu dikonsumsi melalui insufflation (menghirup) atau kadang-kadang disuntik.
Sementara itu, sifat farmakologis heroin yaitu menekan sistem saraf pusat, meredakan rasa sakit dan menyebabkan efek euforia.
Dampaknya bisa overdosis, penurunan kesadaran, masalah pernapasan. Untuk cara pemakaiannya dengan dihisap, disuntik, atau dihirup.
Jenis narkoba yang sangat berbahaya yaitu yang bersifat adiktif, yakni narkoba golongan 1 seperti heroin dan kokain.
Akan tetapi, ada jenis narkoba lain yang lebih berbahaya, yaitu skopolamin yang berasal dari tanaman kecubung.
Tak sedikit orang yang bertanya-tanya soal hal ini. Pasalnya, di beberapa belahan dunia, ganja dilegalkan dan bahkan digunakan untuk keperluan medis.
Akan tetapi, sampai saat ini Indonesia belum bisa melegalkan ganja karena mudaratnya dinilai lebih besar daripada khasiatnya.
Sebab, tanaman ini mengandung tetrahidrokanabinol (THC) yang memicu perubahan fisik dan mental seseorang.
Dalam jangka panjang, ganja bisa memicu mual, gangguan persepsi sampai paranoid.
Itulah alasan kenapa ganja tidak bisa dilegalkan di Indonesia dan masuk golongan narkoba.
Orang yang menggunakan narkoba biasanya mengalami berbagai perubahan fisik, perilaku, sosial, finansial, kesehatan, kognitif, dan ketergantungan.
Secara fisik, mereka bisa mengalami penurunan atau kenaikan berat badan yang signifikan tanpa alasan yang jelas.
Perubahan perilaku mencakup fluktuasi mood yang tiba-tiba, mulai dari euforia hingga depresi.
Dalam lingkup sosial, mereka cenderung menarik diri dari teman dan keluarga, isolasi sosial, serta bergaul dengan kelompok yang menggunakan narkoba atau terlibat dalam perilaku berisiko.
Dari segi finansial, mereka menjadi kesulitan memenuhi kebutuhan dasar karena pengeluaran yang tidak terkendali untuk membeli narkoba.
Kesehatan pengguna narkoba juga bisa terpengaruh, termasuk penurunan kesehatan umum, masalah tidur, gangguan makan, dan penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan penyakit.
Perubahan kognitif melibatkan kesulitan berkonsentrasi, masalah memori, dan kesulitan membuat keputusan.
Tanda-tanda penggunaan alat konsumsi narkoba, seperti ditemukannya jarum suntik atau alat lain yang digunakan untuk mengonsumsi narkoba.
Tergantung situasinya, jika orang tersebut merupakan keluarga atau kerabat dekat, tawarkan bantuan supaya bisa terlepas dari ketergantungan zat tersebut.
Namun, jika situasinya berbahaya, sebaiknya laporkan ke pihak berwenang, seperti polisi atau BNN.
Tidak mudah untuk mendekati atau membujuk orang yang sudha terjerumuh ke dalam narkoba.
Namun, cara yang paling efektif sejauh ini yaitu dengan tidak menkonfrontasi mereka.
Artinya, coba tunjukan rasa empati, dengarkan mereka tanpa menghakimi dan beri dukungan penuh.
Selanjutnya, bantu mereka untuk mendapatkan bantuan dari profesional.
Ya, orang yang menggunakan narkoba memiliki potensi untuk sembuh dan memulihkan diri dari kecanduan narkoba.
Proses pemulihan biasanya melibatkan kombinasi berbagai pendekatan, termasuk intervensi medis, dukungan psikososial, konseling, dan partisipasi dalam program rehabilitasi.
Penting untuk memahami bahwa setiap individu memiliki pengalaman dan kebutuhan yang unik dalam proses pemulihan.
Terapi atau konseling individual, dukungan keluarga, serta partisipasi dalam program rehabilitasi narkoba dapat menjadi bagian penting dari proses pemulihan.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna