Informasi Kesehatan

Ibu, Kenali Jenis dan Jadwal untuk Vaksin Anak

daftar-imunisasi-wajib-yang-harus-didapat-si-kecil.jpg

Tips Menjaga Kesehatan Anak di Musim Pancaroba

Ada beberapa tips menjaga kesehatan anak di musim…

Catat, Ini Daftar Vaksin Anak yang Diwajibkan Pemerintah

"Pemerintah mewajibkan beberapa vaksin untuk anak guna mencegah…

Ini Gejala Caput Succedaneum pada Bayi yang Ibu Perlu Tahu

"Caput succedaneum adalah pembengkakan atau penumpukan cairan di…

“Ada beberapa jenis vaksin anak yang dianjurkan pemerintah Indonesia sebagai imunisasi wajib atau dasar. Selain itu, ada juga beberapa jenis vaksin anak yang direkomendasikan Ikatan Dokter Anak Indonesia sebagai vaksin lengkap.”

 

 Imunisasi anak diperlukan untuk melindungi dan mencegah anak dari berbagai penyakit. Anak harus menerima dosis pertama sebagian besar vaksin dasar selama dua tahun pertama kehidupannya. Setelah itu, vaksin lanjutan masih perlu kamu berikan sesuai jadwal yang dokter rekomendasikan. 

Misalnya, dosis pertama vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR) diberikan pada usia 12 bulan atau lebih. Kemudian vaksin anak lanjutan atau dosis kedua sebelum memasuki sekolah dasar (sekitar usia 4-6 tahun). Anak bisa mendapatkan vaksin pada pemeriksaan kesehatan bayi yang sudah terjadwal secara teratur. 

 

Jenis Vaksin Anak 

Imunisasi atau vaksin merupakan sebuah proses memasukkan bakteri atau virus yang dilemahkan dalam tubuh anak. Dengan mendapatkan vaksin tertentu, maka anak bisa memiliki perlindungan dalam tubuh untuk mencegah berbagai penyakit yang berisiko terjadi.

Nah, berikut jenis imunisasi yang perlu diketahui:

1. Imunisasi dasar

Imunisasi dasar adalah jenis-jenis imunisasi yang bisa didapatkan oleh bayi sejak lahir dan dilanjutkan sesuai jadwal. Penerimaan imunisasi dasar dapat mencegah terjadinya penularan penyakit, kecacatan, hingga kematian pada anak. 

Pemberian vaksin anak ini dapat menyebabkan efek samping, tetapi tergolong ringan. Mulai dari nyeri pada bekas suntikan hingga demam ringan. Untuk itu, selalu pantau kondisi anak setelah mendapatkan serangkaian imunisasi dasar.

Lalu, apa saja yang termasuk imunisasi dasar lengkap? Beberapa diantaranya vaksin BCG, hepatitis B, DPT, Polio, dan HiB.

2. Imunisasi lanjutan

Selain imunisasi dasar, ibu juga perlu tahu mengenai imunisasi lanjutan. Vaksin anak lanjutan dikenal juga sebagai vaksin booster

Lalu, mengapa vaksin anak lanjutan begitu penting untuk dilakukan? Mendapatkan imunisasi lanjutan tepat waktu, dapat membantu sistem kekebalan tubuh anak semakin optimal. 

Selain itu, beberapa jenis vaksin anak memberikan perlindungan yang cukup rendah ketika hanya mendapatkan satu kali pemberian. Untuk itu, melakukan imunisasi lanjutan penting untuk perlindungan yang lebih baik.

Jadwal Pemberian Vaksin Anak

Berikut penjelasan tentang jenis vaksin anak dan jadwal pemberiannya:

1. Hepatitis B (HB)

Vaksin hepatitis B dapat melindungi anak dari hepatitis B. Bayi yang baru lahir memiliki jadwal tiga dosis vaksin hepatitis B. Bayi yang baru lahir umumnya menerima dosis pertama dalam waktu 12 jam setelah lahir. Sedangkan dosis kedua saat usianya 1-2 bulan, dan dosis ketiga antara usia 6-18 bulan.

2. Rotavirus (RV)

Vaksin rotavirus berfungsi melindungi anak dari rotavirus, yang merupakan infeksi virus yang dapat menyebabkan demam, muntah, dan diare. Anak akan menerima vaksin rotavirus dalam dua atau tiga dosis, mulai dari usia 2 bulan.

3. Vaksin BCG

BCG adalah vaksin dasar dan harus bayi dapatkan sebelum usianya 3 bulan. Jika usia bayi sudah lebih dari 3 bulan, maka bayi perlu menjalani uji tuberkulin terlebih dulu sebelum mendapatkan vaksin ini. Vaksin BCG berfungsi untuk mencegah penyakit TBC, yaitu infeksi serius yang menyerang paru-paru dan bagian tubuh lainnya.

4. Difteri, tetanus, dan pertusis (DPT)

Vaksin DPT dapat membantu melindungi anak dari difteri, tetanus, dan pertusis. Vaksin mencakup lima dosis vaksin kombinasi DPT.

Jadwal pemberian dosis vaksin DPT, yaitu:

  • Pertama: usia 2 bulan
  • Kedua: usia 4 bulan
  • Ketiga: usia 6 bulan
  • Keempat: antara 15-18 bulan
  • Kelima: antara usia 4-6 tahun.
  • Haemophilus Influenza Tipe B (Hib)

Vaksin anak ini bertujuan untuk melindungi tubuh dari jenis bakteri Haemophilus influenzae yang umum menyerang. Vaksin ini bisa kamu berikan3-4 dosis, tergantung merek yang ada. Dosis pertama pada usia 2 bulan dan dosis kedua pada usia 4 bulan. Selanjutnya dosis ketiga pada usia 5 bulan, dan dosis terakhir antara usia 12-15 bulan.

5. Pneumokokus (PCV)

Vaksin PCV mencegah anak dari infeksi bakteri pneumokokus. Infeksi ini termasuk dalam pneumonia dan meningitis.

Anak akan menerima empat dosis vaksin PCV:

  • Pertama: usia 2 bulan.
  • Kedua: usia 4 bulan.
  • Ketiga: usia 6 bulan.
  • Keempat: antara usia 12-15 bulan.

Cari tahu lebih banyak mengenai vaksin PCV melalui artikel ini: 11 Hal yang Perlu Diketahui tentang Vaksin PCV pada Anak

6. Vaksin polio

Vaksin ini berfungsi untuk mencegah anak dari infeksi polio. Anak akan menerima empat dosis vaksin polio, yaitu:

  • Usia 2 bulan.
  • Usia 4 bulan.
  • Antara usia 6-18 bulan.
  • Antara usia 4-6 tahun.

7. Vaksin influenza

Vaksin influenza untuk mencegah anak dari flu (influenza). Anak bisa mendapatkan vaksin ini setiap tahun. Dosis pertama saat berusia 6 bulan dan dosis kedua setidaknya 1 bulan kemudian.

8. Vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR)

Vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR) berfungsi untuk melindungi anak dari campak, gondong, dan rubella. Jadwal pemberian vaksin ini yaitu:

  • Dosisi pertama: antara usia 12-15 bulan.
  • Dosis kedua: antara usia 4-6 tahun.

Orang tua juga perlu mengetahui tentang 4 Hal yang Harus Diperhatikan saat Imunisasi Campak Anak.

9. Vaksin varisela

Vaksin cacar air ini dapat membantu melindungi anak dari cacar air dan bisa kamu berikan sebanyak dua dosis. Pertama, antara usia 12-15 bulan. Dosis kedua antara usia 4- 6 tahun. Pemberian vaksin varicella dapat kamu kombinasikan dengan vaksin MMR.

10. Hepatitis A

Manfaat vaksin hepatitis A yaitu mencegah infeksi hepatitis A pada anak. Anak perlu mendapatkan vaksin hepatitis A sebanyak 2 dosis. Pertama saat usia anak antara 12-23 bulan dan dosis kedua setidaknya enam bulan setelah dosis pertama.

11. Vaksin tifoid

IDAI merekomendasikan anak untuk mendapatkan vaksin tifoid. Vaksin anak ini berfungsi untuk mencegah bakteri Salmonella typhii yang dapat menyebabkan penyakit tifus. Jadwal pemberian vaksin ini yaitu saat anak berusia 2 tahun, kemudian imunisasi lanjutannya bisa kamu berikan setiap tiga tahun sekali. 

12. Japanese encephalitis (JE)

Selain demam berdarah, nyamuk juga dapat menularkan penyakit Japanese encephalitis (JE). Penyakit ini pertama kali muncul di Jepang pada tahun 1971 yang dikenal dengan nama summer encephalitis. Vaksin ini juga menjadi rekomendasi IDAI dan bisa kamu dapatkan saat anak berusia 12 bulan. Setelah itu, vaksin lanjutannya pada rentang waktu 1-2 tahun berikutnya. 

13. Vaksin dengue (DBD)

Mengingat demam berdarah merupakan penyakit musiman yang kerap terjadi, IDAI juga merekomendasikan pemberian vaksin DBD sebagai vaksin lanjutan atau pendukung. 

Vaksin ini dapat kamu berikan pada saat usia antara 9-16 tahun dengan seropositif dengue. Artinya, telah terbukti adanya riwayat pernah menjalani perawatan dengan diagnosis demam berdarah.

14. Vaksin meningokokus

Selanjutnya ibu berikan vaksin anak lainnya yaitu vaksin meningokokus. Vaksin anak ini bisa didapatkan ketika berusia delapan minggu. Kondisi penerima dengan gangguan imun tubuh dan berisiko meningitis, sebaiknya perlu bertanya pada dokter sebelum menerima vaksin ini.

15. Vaksin human papilloma virus (HPV)

HPV tidak hanya diperlukan oleh orang dewasa. Anak-anak juga sudah bisa mendapatkan vaksin ini sejak berusia 9-14 tahun.

Vaksin HPV akan diterima sebanyak 2 dosis. Setelah mendapatkan suntikan pertama, 6-15 bulan kemudian, anak bisa mendapatkan suntikan dosis kedua. 

16. Vaksin tifoid polisakarida

Vaksin ini menjadi salah satu jenis imunisasi yang bisa mencegah perkembangan bakteri Salmonella thypi pemicu penyakit tipes. Jadwal imunisasi anak ini bisa diberikan saat anak memasuki usia 2 tahun, dan mendapatkan imunisasi lanjutan setiap tiga tahun sekali.

17. Vaksin HiB

Vaksin HiB kepanjangan dari Haemophilus Influenza Tipe B. Haemophilus Influenza Tipe B dapat menyebabkan berbagai infeksi pada anak-anak yang memiliki usia kurang dari lima tahun.

Bakteri HiB dapat menyebabkan penyakit seperti infeksi telinga dan bronkitis. Selain itu, bakteri ini juga bisa memicu radang paru hingga pembengkakan pada tenggorokan.

Vaksin akan diberikan pada dosis yang berbeda-beda, ketika usianya memasuki 2,3, dan 4 bulan. 

 

Langkah yang Harus Dilakukan Jika Vaksin Anak Terlambat Dilakukan

Jika terlambat mendapatkan vaksin, maka ia berisiko tertular penyakit yang seharusnya terlindungi saat mendapatkan vaksinasi. Keterlambatan vaksinasi juga membuat anak rentan terserang infeksi.

Nah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua jika anak terlambat mendapat vaksinasi, yaitu:

  • Segera dapatkan vaksinasi susulan. 
  • Hubungi dokter anak untuk menentukan waktu tercepat agar vaksin susulan bisa dilakukan.

Beberapa vaksin anak bisa segera dilanjutkan sesuai jadwal tanpa harus mengulang dari awal, meski adanya keterlambatan. Contohnya, DPT dan polio. Namun, ada juga vaksin yang perlu mendapatkan pemeriksaan sebelum diberikan jika terlambat diberikan. Misalnya, vaksin BCG dan campak.

Anak yang mendapatkan vaksin susulan perlu menjalani pengujian tuberkulin untuk memastikan anak terserang bakteri TBC atau tidak. Vaksin susulan bisa diberikan jika hasil pemeriksaan negatif. Jika hasilnya positif, kemungkinan tubuhnya sudah terlindungi secara alami.

Itulah yang perlu diketahui tentang jenis dan jadwal vaksin anak. Pastikan ayah dan ibu selalu menepati jadwal vaksin Si Kecil, ya.

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.