“Obat sirup bisa disimpan sesuai masa berlaku pada kemasan, dengan tetap memperhatikan pada perubahan warna, bau, rasa, dan teksturnya setelah dibuka. Simpan dengan tepat dan hindari paparan suhu yang ekstrem.”
Obat sirup adalah formulasi obat dalam bentuk cair yang mengandung zat aktif sebagai bahan obat utama. Isinya juga disertai dengan pemanis, pengental, dan perasa.
Penting untuk mengetahui tanggal kedaluwarsa obat dan cara penyimpanannya. Tujuannya untuk memastikan obat bisa bekerja efektif dan menurunkan risiko efek samping.
Setiap obat memiliki expired date (ED) atau tanggal kedaluwarsa yang ditentukan oleh pabrik pembuat obat. Artinya, obat masih bisa dikonsumsi sampai batas tanggal yang tertera pada kemasan.
Selain ED, setiap obat juga memiliki beyond use date (BUD). BUD artinya tanggal kedaluwarsa atau batas penggunaan obat sejak kemasannya terbuka. Waktunya berjalan sejak kamu membuka kemasan obat.
Melansir dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, masa kedaluwarsa obat sirup tanpa bahan pengawet adalah 14 hari setelah membuka kemasan. Sementara yang berpengawet adalah 35 hari setelah membuka kemasan.
Hal yang perlu diketahui, obat sirup dinyatakan rusak jika sudah berubah warna, bau, tekstur, dan rasanya. Di sini, obat sudah tidak boleh dipakai karena justru akan membahayakan kesehatan.
Perubahan tersebut bisa menandakan adanya kerusakan kimia atau mikroba pada obat, yang dapat mengubah efektivitas dan keamanannya. Mengonsumsi obat yang sudah rusak dapat menimbulkan risiko efek samping dan tidak memberikan manfaat yang seharusnya.
Dengan cara penyimpanan yang tepat, kamu dapat memastikan obat tetap aman untuk dikonsumsi. Hal ini juga mencegah perubahan kimia pada obat, sehingga penggunaannya tetap efektif. Nah, berikut cara menyimpan obat sirup:
Obat-obatan harus disimpan di tempat sejuk, kering, dan terlindung dari sinar matahari. Sebab, paparan cahaya, panas, dan kelembapan dapat mempercepat penguraian obat, sehingga bisa mengurangi kemanjurannya.
Paparan sinar matahari juga bisa menyebabkan perubahan warna obat. Namun, tidak semua jenis obat bisa kamu simpan dalam kulkas. Untuk mengetahuinya, kamu bisa membaca label atau brosur yang disertakan saat membeli obat.
Jenis obat yang disimpan dalam kulkas biasanya mengandung mikroba tertentu. Nah, pendingin yang bersuhu konsisten ini berguna untuk menghambat pertumbuhan mikroba tersebut.
Jenis obat yang harus disimpan di dalam kulkas tidak boleh terpapar suhu ruangan dalam waktu lebih dari 2 jam. Sebab, suhu ruangan yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan kimia pada obat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi khasiat terapeutiknya.
Tidak semua obat sirup harus disimpan di dalam kulkas. Ada juga yang hanya boleh disimpan pada suhu ruangan. Beberapa jenis obat tersebut, antara lain:
Oleh karena itu, bacalah petunjuk pada kemasan obat untuk mengetahui cara menyimpan obat yang tepat. Bila perlu, tanyakan pada apoteker.
Salah satu obat yang tidak perlu disimpan di dalam kulkas adalah obat tetes mata.
Kelembapan udara yang masuk ke dalam botol bisa memengaruhi bioavailabilitas obat. Ini membuat waktu kedaluwarsa menjadi lebih pendek dari yang tercantum pada kemasan.
Di mana pun tempat menyimpan obat sirup, pastikan obat tersebut aman dan jauh dari jangkauan anak-anak. Sebab, rasa manis dari obat sirup bisa disalah artikan sebagai minuman yang menarik bagi mereka.
Selalu perhatikan tanggal kedaluwarsa dan simpan obat di tempat yang tepat.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.