Informasi Kesehatan

Makan Sedikit Perut Terasa Penuh, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

8946f030c757.jpg

Bolehkah Menggunakan Face Mask Setiap Hari?

Amankah Menggunakan Face Mask Setiap Hari? Melansir dari Healthline, frekuensi…

Beginilah Cara Melakukan Senam Kegel yang Benar

“Senam kegel bisa memberikan banyak manfaat bagi kesehatan…

Jarang Diketahui, Ini Gejala dari Menopause pada Pria

Perubahan hormon secara signifikan tidak hanya terjadi pada…

Sebagian orang mungkin pernah mengalami makan sedikit perut terasa penuh. Kondisi ini sering menimbulkan rasa tidak nyaman. Oleh karena itu, ketahui penyebab dan penanganannya supaya keluhan ini bisa segera mereda.

Makan sedikit perut terasa penuh dalam istilah medis disebut sebagai early satiety. Salah satu akibat dari kondisi ini adalah hilangnya selera makan serta berkurangnya porsi makan. Terkadang, jika dipaksakan untuk makan, ada kemungkinan Anda akan mengalami mual dan muntah

Penyebab dari kondisi ini sendiri sangat beragam, mulai dari efek dari sembelit, mengonsumsi makanan tinggi garam, banyak minum minuman bersoda, dampak dari kebiasaan makan secara cepat, hingga stres yang tidak dikelola dengan baik.

Selain itu, sejumlah kondisi atau penyakit juga dapat menyebabkan perut terasa penuh meski makan sedikit, seperti gastroparesis, GERD, hingga hipotiroidisme.

Ini Penyebab Makan Sedikit Perut Terasa Penuh

Jika keluhan makan sedikit perut terasa penuh terus-terusan muncul dan mengganggu aktivitas, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi kepada dokter. Pasalnya, bisa jadi keluhan tersebut timbul karena adanya kondisi atau penyakit tertentu yang sedang diderita.

Berikut adalah beberapa penyakit yang sering dikaitkan dengan penyebab makan sedikit perut terasa penuh:

1. Gastroparesis

Gastroparesis dapat menyebabkan keluhan makan sedikit perut terasa penuh muncul. Alasannya karena saat menderita gastroparesis, kemampuan otot lambung dalam mencerna atau mendorong makanan ke dalam usus kecil menurun, sehingga perut menjadi lebih sulit untuk dikosongkan.

Efeknya, perut terasa penuh meskipun Anda baru makan dalam porsi yang kecil. Penyebab dari gastroparesis sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, diabetes diyakini menjadi penyebab utamanya.

2. Sindrom iritasi Usus Besar (IBS)

Keluhan perut terasa penuh meski baru makan sedikit juga bisa dirasakan ketika Anda mengalami sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS). Salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini adalah ketidakseimbangan bakteri baik di dalam usus, sehingga membuat gas menumpuk dan menciptakan sensasi perut begah.

Biasanya, selain perut terasa penuh atau begah, sindrom iritasi usus besar juga ditandai dengan gejala lain, seperti kram perut, diare, atau justru sembelit.

3. GERD (gastroesophageal reflux disease)

Makan sedikit perut terasa penuh juga bisa dikarenakan GERD. GERD dapat terjadi ketika sfingter otot kerongkongan bagian bawah (LES) melemah sehingga membuat makan dan asam lambung naik ke kerongkongan.

GERD tidak hanya ditandai dengan perut terasa penuh saja, tetapi bisa ditandai dengan keluhan lain, seperti nyeri ulu hati, nyeri perut, sulit menelan, sakit tenggorokan, mual, muntah, hingga batuk terus menerus.

4. Obstruksi usus

Adanya penyumbatan di usus dapat menyebabkan perut terasa penuh meski Anda baru makan sedikit. Kondisi yang dikenal sebagai obstruksi usus ini dapat membuat makanan maupun cairan tertumpuk di usus, sehingga sensasi perut terasa penuh meski makan sedikit pun timbul.

Selain ditandai dengan perut yang terasa penuh, obstruksi usus juga punya gejala khas yang patut untuk dikenali, yaitu kram atau nyeri perut parah yang hilang dan timbul selama beberapa menit atau lebih. Penyebab obstruksi usus beragam, mulai dari adanya jaringan parut pada usus, usus yang meradang, hingga hernia.

5. Hipotiroidisme

Penyakit hipotiroidisme dapat membuat pergerakan makanan di saluran pencernaan menjadi lambat, sehingga menyebabkan berbagai keluhan, mulai dari sensasi perut begah meski makan sedikit, perut kembung, ataupun sembelit.

Hal ini dapat terjadi karena penyakit hipotiroidisme dapat membuat hormon tiroid dalam tubuh menurun. Efeknya, berbagai macam fungsi tubuh bisa terganggu termasuk dalam hal mencerna makanan.

Selain kelima kondisi di atas, keluhan perut terasa penuh meski makan sedikit juga bisa disebabkan oleh penyakit lain, seperti radang pankreas, penyakit gagal ginjal stadium akhir, hingga penyakit hati.

Cara Mengatasi Keluhan Makan Sedikit Perut Terasa Penuh

Penanganan terbaik untuk keluhan makan sedikit perut terasa penuh tentu harus berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meringankan keluhan ini, seperti:

Makan dalam porsi kecil tetapi sering

Cobalah untuk menerapkan kebiasaan makan dalam porsi yang kecil tetapi sering. Dengan membiasakan hal ini, perut tidak menjadi mudah untuk alami begah.

Makan secara perlahan

Hentikan kebiasaan makan secara cepat karena hal ini dapat membuat Anda menelan lebih banyak udara, sehingga membuatnya terperangkap di saluran cerna. Jadi, usahakan untuk selalu makan secara perlahan dan nikmatilah setiap gigitannya.

Jika cara tersebut telah diterapkan tetapi keluhan makan sedikit perut terasa penuh masih juga dialami, sebaiknya konsultasikan kepada dokter. Apalagi jika Anda juga mengeluhkan gejala lain, seperti muntah, sakit perut, demam, menggigil, atau tinja berwarna hitam serta lengket.

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui dengan pasti penyebab dari keluhan makan sedikit perut terasa penuh yang Anda derita. Dengan demikian, Anda dapat memperoleh penanganan yang tepat sehingga keluhan ini bisa teratasi dan Anda mendapatkan asupan kalori dan gizi yang cukup sehingga kesehatan terjaga.

Sumber :    Alodokter  . com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.