Informasi Kesehatan

Mengenal Tes Psikopat untuk Bantu Kenali Kepribadian Diri

Mengenal-Tes-Psikopat-untuk-Bantu-Kenali-Kepribadian-Diri-2.jpg

Adakah Dampak Psikologi Akibat Terkena Ghosting?

Pernah dengar istilah ghosting? Atau baru saja mengalaminya? Belakangan ini, ghosting menjadi…

Mengenal Peran Psikolog Klinis Anak dan Remaja

Psikolog klinis untuk anak-anak dan remaja adalah salah…

Karmic Relationship, Kenali Tanda-Tanda dan Cara Mengakhirinya

Karmic relationship adalah hubungan yang terbentuk atas dasar…

“Ada beberapa pemeriksaan kejiwaan yang bisa membantu seseorang mengenali kepribadian diri, salah satunya adalah tes psikopat. Tes ini memiliki beberapa hal penting yang dapat mengetahui seseorang memiliki kepribadian psikopat atau tidak.”

Tes psikopat menjadi pemeriksaan untuk membantu ahli kejiwaan untuk mendiagnosis seseorang memiliki kecenderungan untuk menjadi seorang psikopat.

Psikopat mengacu pada suatu kondisi saat seseorang menunjukkan gejala gangguan kepribadian antisosial. 

Kelainan kejiwaan ini muncul dengan beberapa perilaku, seperti tidak bisa membedakan mana yang benar atau salah, kesulitan menunjukkan perasaan empati atau penyesalan, kerap berbohong, dan tidak ragu untuk memanipulasi bahkan melukai orang lain.

Fakta yang menyebabkan seseorang mengalami kelainan kejiwaan ini memang belum pasti. Akan tetapi, para ahli menduga masalah ini muncul karena pengaruh genetik dan kondisi lingkungan pengidapnya.

Misalnya, pengidap memiliki anggota keluarga dengan kondisi yang sama atau pernah menjadi korban kekerasan semasa kecil. 

Faktor yang Menjadi Penentu dalam Tes Psikopat

Meski penyebabnya belum pasti, ahli kejiwaan tetap perlu melakukan psikotes dan tes psikopat untuk mendiagnosis apakah pengidap memiliki kecenderungan untuk menjadi seorang psikopat atau tidak.

Salah satu model pemeriksaan untuk diagnosis psikopat adalah Psychopathy Checklist-Revised (PCL-R).

Tes ini memiliki beberapa unsur penting yang kerap menjadi acuan untuk menilai kepribadian seseorang, antara lain:

1. Reaksi emosi

Unsur pertama adalah reaksi emosi. Seseorang yang memiliki masalah kepribadian antisosial cenderung mempunyai tingkat emosi sosial yang rendah.

Mereka terbilang kurang atau tidak memiliki rasa bersalah, sedih, takut, dan malu sama sekali. 

Inilah mengapa, pengidap gangguan kepribadian antisosial kerap disebut psikopat. 

Namun, apakah keduanya sama? Kamu bisa membaca artikel ini untuk mendapatkan jawabannya: Pengidap Gangguan Kepribadian Antisosial Bisa Jadi Psikopat. 

Studi dalam Frontiers in Psychology menyebutkan, tingkat emosi sosial yang rendah ini terjadi karena perbedaan otak orang normal dan psikopat.

Adanya perbedaan ini menimbulkan gangguan pada fungsi dasar tubuh seorang psikopat dan membuat mereka tidak mempunyai kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain. 

2. Kejujuran

Tes psikopat juga membantu ahli kesehatan mental dalam menentukan apakah pengidap berbicara jujur atau berbohong.

Sebab, seorang psikopat bisa berbicara bohong tanpa beban, rasa bersalah, dan tidak menunjukkan ekspresi. Mereka berbohong untuk memanipulasi orang lain demi mencapai keinginannya. 

3. Rasa tanggung jawab

Selain itu, aspek lainnya adalah psikopat yang kerap menyalahkan orang lain dan lepas tanggung jawab. Padahal, masalah tersebut murni sebagai kelalaian mereka. 

Jika mengalami kondisi yang sangat terdesak, pengidap mungkin dapat mengakui kesalahan mereka. Namun, tetap saja tanpa rasa bersalah dan malu.

4. Kepercayaan diri

Faktor lain yang menjadi penentu adalah rasa percaya diri. Kerap terjadi, psikopat memiliki gejala yang sama dengan gangguan kepribadian narsistik dalam hal rasa percaya diri. 

Kedua masalah kejiwaan ini menunjukkan rasa percaya diri yang sangat tinggi. Bahkan, keduanya juga sering merasa yakin bahwa dirinya jauh lebih hebat dan pintar daripada orang lain. 

5. Kadar empati

Tidak sama dengan orang-orang yang mempunyai savior complex, seorang psikopat tidak memiliki kepedulian terhadap perasaan orang lain dan cenderung berhati dingin. 

Kemungkinan penyebabnya adalah kelainan terhadap aktivitas listrik pada area otak yang bertugas untuk mengendalikan emosi pengidap psikopat.

Akan tetapi, pada kehidupan harian, pengidap bisa berpura-pura menunjukkan rasa penyesalan, iba, atau empati dengan tujuan tertentu. 

Selain Suka Berbohong, Ini Ciri-Ciri Psikopat Lainnya. Inilah sebabnya ahli kejiwaan menerapkan tes psikopat untuk membantu mengetahui apakah pengidap memang memiliki rasa empati atau hanya pura-pura.

6. Tingkat perhatian

Secara umum, seseorang dengan kondisi psikopat akan mempunyai tingkat atau rentang perhatian yang cenderung lebih rendah.

Baik itu terhadap orang lain maupun berbagai hal di sekitar mereka. Ini terjadi karena pengidap memiliki sifat impulsif.

Para ahli beranggapan bahwa psikopat menjadi masalah kejiwaan yang cukup serius. Bahkan, sebagian pengidapnya bukan tidak mungkin melakukan tindak kriminal atau pelanggaran hukum. 

Jenis Tes Psikopat untuk Mengenali Kepribadian Diri

Meski mungkin ada banyak “tes psikopat” gratis yang beredar pada internet, ada dua bentuk yang paling sering digunakan, yaitu Revisi Daftar Periksa Psikopat (PCL-R) dan Inventarisasi Kepribadian Psikopat (PPL).

Berikut adalah penjelasan mengenai keduanya:

1. Tes psikopat PCL-R 

PCL-R adalah tes yang terdiri dari 20 pokok atau aspek skala penilaian gejala untuk menilai apakah seseorang menunjukkan sifat dan perilaku tertentu yang dapat mengindikasikan psikopat.

Tes ini berlangsung dengan wawancara semi-terstruktur dan tinjauan catatan yang tersedia. 

Misalnya, laporan polisi atau informasi medis. Tes ini sering membantu memprediksi kemungkinan bahwa seorang penjahat akan kembali melakukan pelanggaran, serta kapasitas mereka untuk rehabilitasi.

Selama evaluasi, skor klinis dari 20 aspek akan menjadi acuan untuk mengukur sejumlah elemen sentral dari karakter psikopat.

Aspek tersebut mencakup sifat hubungan interpersonal subjek, keterlibatan afektif atau emosionalnya, tanggapan terhadap orang lain dan situasi, bukti penyimpangan sosial, dan gaya hidup. 

Materi tersebut dengan demikian mencakup dua aspek utama yang membantu mendefinisikan psikopat: viktimisasi orang lain yang egois dan tidak berperasaan, serta gaya hidup yang tidak stabil dan antisosial.

2. Tes psikopat PPL

Skrining atau pemeriksaan PPL adalah bentuk tes psikopat alternatif yang muncul pada tahun 1996 silam.

Tes ini memiliki tujuan untuk menilai sifat psikopat pada masyarakat non-kriminal. 

Sampai saat ini, beberapa pihak masih menggunakan tes PPL untuk individu dengan hukuman penjara tetapi penerapannya lebih sering pada kelompok lain, misalnya mahasiswa.

Sebenarnya, apapun hasil dari kedua tes tersebut, psikopat bukanlah gangguan kesehatan mental resmi.

Oleh karena itu, dokter tidak dapat mendiagnosis seseorang dengan kondisi tersebut. Sebaliknya, mereka mungkin mendiagnosis seseorang dengan gangguan kepribadian anti sosial (ASPD). 

Persiapan Sebelum Menjalani Tes Psikopat

Penting untuk menyiapkan berbagai hal sebelum menjalani tes psikopat agar hasilnya akurat.

Berikut berbagai hal yang perlu kamu persiapkan:

1. Kenali jenis tes

Kenali lebih dalam jenis tes yang telah dijelaskan sebelumnya. Ada berbagai jenis tes psikopat, seperti tes kepribadian, tes penilaian psikopat, dan lain-lain. 

Memahami jenis tes ini akan membantu kamu agar merasa lebih siap. Kamu juga bisa bertanya pada psikolog atau psikiater lebih lanjut tentang setiap jenis tes ini. 

2. Istirahat yang cukup

Usahakan mendapatkan waktu tidur yang cukup sebelum menjalani tes. Kurang tidur dapat memengaruhi konsentrasi dan kemampuan kamu dalam menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Minimalisir stres

Cobalah untuk mengurangi stres sehari sebelum tes. Kamu bisa mencoba teknik relaksasi, meditasi, atau kegiatan yang menyenangkan dapat membantu meredakan kecemasan yang mungkin timbul.

4. Konsumsi makanan sehat

Pastikan kamu  makan makanan sehat dan cukup sebelum tes. Makanan yang baik dapat memberikan energi dan membantu konsentrasi.

Usahakan setiap piring makanan yang kamu konsumsi bergizi seimbang.

5. Berikan hasil yang terbaik

Tanamkan pada diri untuk berpikiran terbuka dalam menjawab pertanyaan. Jujurlah dengan diri sendiri dan coba untuk tidak mengulang-ulang jawaban yang sebelumnya sudah kamu berikan.

Hindari mencoba memanipulasi hasil tes dengan memberikan jawaban palsu. Tes psikopat dirancang untuk memberikan gambaran akurat tentang dirimu sendiri. Hasil yang jujur akan lebih bermanfaat.

6. Jangan mengkhawatirkan hasilnya

Ingatlah bahwa tes psikopat adalah alat untuk memahami diri sendiri lebih baik. Hasilnya bukan penilaian absolut tentang kepribadian kamu.

Jika hasilnya menunjukkan hal-hal yang perlu diperbaiki, anggap saja itu adalah kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

7. Siapkan pertanyaan

ika kamu memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang tes, jangan ragu untuk bertanya kepada pihak yang melakukan tes.

Mengetahui apa yang diharapkan dapat membantu kamu merasa lebih nyaman.

Sumber:   Halodoc   . . com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.