Kalium atau potasium adalah salah satu mineral dan elektrolit yang memiliki peran penting untuk tubuh. Mulai dari menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga kesehatan jantung, serta membawa nutrisi yang tubuh serap menuju sel.
Maka, penting untuk memenuhi asupan kalium dengan baik setiap harinya agar tidak terjadi kekurangan mineral ini. Sebab, ketika tubuh kekurangan mineral tersebut, hipokalemia akan terjadi, sehingga menyebabkan sejumlah kondisi.
Kira-kira, apa saja hal yang terjadi saat tubuh kekurangan kalium terjadi? Ini penjelasannya.
Dampak Kekurangan Kalium
Sebenarnya, tubuh yang mengalami hipokalemia bisa terlihat dari gejala yang pengidapnya rasakan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat terjadi saat tubuh yang kekurangan kalium:
1. Lemah dan Kelelahan
Gejala kekurangan kalium ini sering kali menjadi gejala awal. Alasan pertama, potasium membantu mengatur kontraksi otot.
Ketika kadar mineral ini dalam darah rendah, otot menghasilkan kontraksi yang lebih lemah. Kedua, kekurangan mineral ini dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan nutrisi sehingga dapat menyebabkan kelelahan.
Misalnya, beberapa bukti pada jurnal Nutrients menunjukkan bahwa kekurangan kalium dapat mengganggu produksi insulin.
Kondisi ini dapat mengakibatkan kadar gula darah tinggi dan berkurangan glukosa yang tersedia, yang berfungsi sebagai energi untuk sel tubuh.
2. Kelemahan otot dan kram
Kram otot adalah kontraksi otot yang secara tiba-tiba dan tidak terkendali. Kondisi ini dapat terjadi ketika kekurangan kalium dan dapat menimbulkan rasa sakit.
Di dalam otot rangka, potasium membantu menyampaikan sinyal dari otak untuk merangsang kontraksi. Hal ini juga membantu mengakhiri kontraksi dengan meninggalkan sel otot.
Ketika kekurangan kalium, otak tidak dapat menyampaikan sinyal-sinyal ini secara efektif. Kondisi tersebut mengakibatkan kontraksi lebih lama dan diduga berkontribusi terhadap kram otot.
3. Masalah Pencernaan
Meskipun ada banyak hal yang menyebabkan masalah pencernaan, kondisi ini juga dapat terjadi akibat hipokalemia berat.
Sebab, kalium membantu menyampaikan sinyal dari otak ke otot yang terletak di sistem pencernaan, yaitu otot polos. Oleh sinyal-sinyal tersebut, merangsang kontraksi yang membantu sistem pencernaan mengaduk dan mendorong makanan, sehingga dapat tercerna.
Jika kadar kalium rendah, kontraksi pada sistem pencernaan mungkin menjadi lebih lemah dan memperlambat pergerakan makanan. Kondisi tersebut dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti kembung dan sembelit.
4. Detak Jantung Tidak Normal
Kalium juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kontraksi otot jantung. Hal ini karena kalium masuk dan keluar dari sel jantung membantu mengatur detak jantung.
Kekurangan mineral ini dapat mengubah aliran tersebut, yang mengakibatkan irama jantung tidak normal atau aritmia jantung.
Aritmia jantung bisa menjadi tanda kondisi jantung yang serius. Jika kamu atau anggota keluarga melihat adanya perubahan abnormal pada detak jantung, segera hubungi dokter.
5. Kesulitan Bernapas
Kekurangan kalium yang parah dapat menyulitkan proses pernapasan dalam tubuh. Perlu kamu ketahui bahwa proses pernapasan melibatkan berbagai otot, terutama diafragma, yang membantu paru-paru dalam menghirup dan mengeluarkan udara.
Ketika kadar kalium dalam darah sangat rendah, paru-paru mungkin tidak dapat melakukan perluasan dan kontraksi dengan efisien, sehingga dapat menyebabkan kesulitan bernapas.
Gejala ini bahkan bisa berdampak fatal dengan mengganggu fungsi paru-paru secara keseluruhan.
6. Kesemutan dan Mati Rasa
Gejala ini mungkin lebih umum terjadi pada orang dengan kadar kalium tinggi (hiperkalemia). Meski begitu, orang yang kekurangan kalium juga dapat mengalami kesemutan dan mati rasa secara terus-menerus.
Kondisi ini memiliki nama medis paresthesia dan biasanya terjadi pada tangan, lengan, tungkai, dan kaki. Artinya, kalium juga penting untuk fungsi saraf yang sehat.
7. Poliuria (Sering Buang Air Kecil)
Tanda kurangnya kalium selanjutnya adalah poliuria, suatu kondisi dimana seseorang buang air kecil lebih sering daripada biasanya. Penyebabnya berkaitan dengan peran ginjal dalam menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh serta mengeluarkan zat-zat sisa melalui urine.
Ketika tubuh kekurangan kalium, kondisi ini dapat mengganggu kemampuan ginjal. Khususnya dalam mengentalkan urine dan menjaga keseimbangan kadar elektrolit dalam darah, yang menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil.
Cara Mengatasi Kekurangan Kalium
Pengobatan kondisi ini tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pada kasus hipokalemia ringan, pengobatan hipokalemia dapat melibatkan pemberian resep suplemen kalium oral.
Jika gejalanya lebih parah, dokter mungkin memberi pengidapnya potasium melalui pembuluh darah (intravena).
Alasan pengidap kondisi ini mungkin membutuhkan potasium melalui pembuluh darah meliputi:
- Tingkat potasium tubuh sangat rendah.
- Kekurangan kalium menyebabkan irama jantung yang tidak normal.
- Suplemen yang pengidap konsumsi tidak bekerja.
- Pengidap hipokalemia kehilangan lebih banyak potasium daripada yang bisa tubuh gantikan dengan konsumsi suplemen.
Sementara itu, dokter juga akan menangani kondisi apa pun yang menyebabkan hipokalemia. Sebagai contoh, dokter bisa memberikan obat antidiare jika hipokalemia terjadi akibat diare berkepanjangan.
Komplikasi Kekurangan Kalium
Tanpa penanganan, kekurangan kalium berat dapat menyebabkan masalah irama jantung yang serius. Misalnya, detak jantung terlalu cepat (takikardia) meski pengidapnya tidak beraktivitas fisik berat.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu atau anggota keluarga mengalami gejala kekurangan kalium, sebaiknya segeralah konsultasikan pada dokter.
Hipokalemia yang tertangani sedari awal tentunya dapat meminimalkan risiko komplikasi serius.
sumber: Halodoc . . com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna