Tonometri adalah tes yang bertujuan untuk mengukur tekanan di dalam mata. Tes ini biasanya dilakukan sebagai deteksi dini penyakit glaukoma. Tidak hanya itu, tonometri juga dapat digunakan untuk menilai efektivitas pengobatan glaukoma.
Mata berisi cairan yang berguna untuk menyalurkan nutrisi ke jaringan mata dan mempertahankan bentuk mata. Cairan tersebut akan terus diproduksi dan cairan lama terkuras secara alami. Hal ini membuat tekanan di dalam mata menjadi seimbang.
Pada penderita glaukoma, cairan dalam mata diproduksi terlalu cepat atau terkuras terlalu lambat. Hal ini bisa meningkatkan tekanan di dalam mata. Jika dibiarkan, kondisi tersebut bisa menyebabkan kerusakan pada saraf optik dan masalah penglihatan yang dapat berujung pada kebutaan.
Tonometri merupakan tes yang dapat menilai tekanan dalam mata atau tekanan intraokular. Normalnya, tekanan di dalam mata berkisar antara 10?21 mmHg. Jika hasil tonometri menunjukkan nilai lebih tinggi dari itu, pasien bisa saja mengalami glaukoma.
Tekanan mata yang rendah biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, bila tekanannya lebih rendah dari 6 mmHg, pasien biasanya akan mengalami gangguan penglihatan, seperti pandangan berbayang.
Dokter dapat melakukan tonometri pada pasien yang mengalami gejala glaukoma di bawah ini:
Perlu diketahui bahwa seseorang yang telah didiagnosis terkena glaukoma tetap perlu menjalani tonometri secara rutin. Hal ini agar dokter bisa menilai efektivitas pengobatan yang diberikan.
Tonometri juga dapat dilakukan sebagai bagian dari skrining penyakit mata. Hal ini karena sebagian penyakit mata, termasuk glaukoma, tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Oleh sebab itu, pemeriksaan dini penting dilakukan agar tindakan yang tepat dapat diberikan dan komplikasi dapat dicegah.
Orang yang matanya sehat dan tidak punya keluhan disarankan untuk rutin menjalani pemeriksaan dan tonometri setidaknya 1 kali di usia 20-an dan 2 kali di usia 30-an. Seseorang mungkin akan diminta untuk melakukan pemeriksaan mata lebih sering jika memiliki kondisi di bawah ini:
Jika Anda memiliki salah satu atau lebih kondisi di atas, konsultasikan dengan dokter mengenai jadwal yang paling baik untuk Anda menjalani tonometri dan pemeriksaan mata lain.
Kondisi yang membuat pasien tidak dapat menjalani tonometri antara lain:
Pasien yang memakai lensa kontak perlu melepasnya sebelum menjalani tonometri. Setelah itu, dokter akan meneteskan cairan anestesi ke mata pasien agar tidak merasakan nyeri saat tes berlangsung. Obat bius ini akan bekerja dalam waktu 1 menit.
Tonometri dilakukan oleh dokter dengan cara menekan bagian tengah mata pasien yang berwarna hitam (kornea) menggunakan alat khusus bernama tonometer. Alat ini memiliki berbagai macam bentuk dengan cara penggunaan yang berbeda-beda.
Berikut adalah penjelasan mengenai prosedur tonometri yang sering dilakukan:
Metode ini dinilai sebagai tonometri yang paling akurat. Dalam prosedur tonometri Goldmann, dokter akan melakukan langkah-langkah berikut:
Tonometri Schiotz dilakukan menggunakan alat khusus berbahan metal. Langkah-langkah yang dilakukan dokter dalam prosedur tonometri Schiotz adalah:
Tonometri tanpa kontak memanfaatkan alat khusus yang dapat mengembuskan udara untuk menekan kornea mata. Tes ini umum digunakan untuk pemeriksaan pada anak-anak karena lebih nyaman dan mudah dilakukan.
Dengan menggunakan tonometer khusus, dokter akan melakukan prosedur tonometri tanpa kontak dengan cara sebagai berikut:
Dokter akan melakukan tonometri elektronik dengan tahap-tahap berikut:
Selama menjalani tonometri, pasien tidak akan merasakan nyeri. Namun, pada metode tonometri tanpa kontak, pasien mungkin merasakan sedikit tekanan pada mata akibat embusan gumpalan udara.
Tes tonometri biasanya berlangsung selama 1?2 menit dan hasilnya dapat segera diketahui saat itu juga. Apabila hasil tonometri menunjukkan nilai lebih dari 21 mmHg, dokter akan melakukan tes lain untuk menunjang diagnosis, seperti:
Pemeriksaan penunjang diperlukan karena nilai tekanan mata yang tinggi tidak berarti pasien pasti mengalami glaukoma. Jika tekanan mata tinggi tetapi saraf optik tampak normal, pasien dikatakan mengalami hipertensi okular. Bukan hanya itu, peningkatan tekanan di dalam mata juga bisa saja terjadi akibat peradangan atau cedera pada mata.
Tes tonometri aman untuk dilakukan dan tidak memiliki efek samping. Metode tonometri yang kontak langsung dengan kornea mungkin dapat menyebabkan goresan kecil pada kornea. Meski begitu, goresan tersebut biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
sumber: Halodoc . . com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna