Batuk ringan sangat umum dialami oleh siapa saja. Namun, perhatikan kesehatan jika kamu mengalami batuk yang tidak kunjung reda yang disertai nyeri pada area tenggorokan dan belakang tulang dada. Pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan penyebab gangguan kesehatan yang dialami.
Gejala yang dialami bisa menjadi tanda dari penyakit kanker esofagus. Kanker esofagus adalah jenis kanker yang menyerang kerongkongan atau esofagus. Kondisi ini disebabkan pertumbuhan sel ganas yang terjadi pada area kerongkongan. Lantas, apakah oral seks dapat memicu terjadinya kanker esofagus?
Umumnya, kanker esofagus tidak menimbulkan gejala awal ketika sel ganas berkembang pada area kerongkongan. Gejala akan dialami ketika sel ganas pada kerongkongan sudah berkembang. Ada beberapa gejala yang mungkin dialami pengidap kanker esofagus, seperti nyeri pada ulu hati, nyeri pada area kerongkongan dan belakang tulang dada, batuk kronis, kesulitan menelan makanan, mengalami penurunan berat badan, batuk berdarah yang disertai munculnya darah pada feses.
Kanker esofagus disebabkan oleh sel dalam kerongkongan yang alami perubahan genetik sehingga tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Selain itu, ada beberapa faktor pemicu yang meningkatkan risiko seseorang alami kondisi ini, seperti kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, obesitas, dan pola makan yang kurang tepat. Lalu, apakah oral seks dapat memicu kanker esofagus yang dialami seseorang?
Human papillomavirus (HPV) adalah jenis virus yang dapat menyebabkan kanker khususnya kanker serviks. Dilansir dari American Cancer Society, tidak hanya kanker serviks, HPV juga dapat menyebabkan beberapa jenis kanker lainnya, seperti kanker penis, kanker anus, kanker mulut, dan kanker tenggorokan.
American Cancer Society mengatakan, HPV dapat menular pada orang lain akibat hubungan intim, termasuk melakukan oral seks. Ya, virus HPV dapat menginfeksi bagian kerongkongan melalui oral seks.
Segera kunjungi rumah sakit terdekat ketika kamu mengalami tanda yang menjadi gejala dari penyakit kanker esofagus. Pemeriksaan lebih dini membuat kondisi ini lebih mudah untuk disembuhkan. Sebagai pemeriksaan awal, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Lalu, ada pemeriksaan penunjang lainnya untuk memastikan penyebab gejala, seperti:
1. Endoskopi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan letak sel kanker alami pertumbuhan.
2. Foto Rontgen
Foto rontgen dilakukan untuk melihat kondisi esofagus menjadi lebih jelas.
3. Biopsi
Biopsi dilakukan dengan pengambilan sampel jaringan kerongkongan untuk dipastikan lokasi keberadaan sel kanker.
Ada beberapa pengobatan yang dapat dilakukan setelah dipastikan mengalami kanker esofagus, seperti operasi, kemoterapi, radioterapi, dan terapi target. Kanker esofagus yang tidak diatasi dengan tepat dikhawatirkan dapat mengakibatkan komplikasi, seperti penyempitan saluran esofagus, nyeri yang tidak kunjung reda pada sekitar leher, perdarahan pada esofagus, dan robekan pada esofagus.
Menjalani pola hidup sehat dan memastikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh adalah pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari penyakit kanker esofagus. Hentikan kebiasaan merokok dan jangan lupa untuk selalu rutin berolahraga sebagai bentuk pencegahan terhadap gangguan kesehatan.
sumber: Halodoc . . com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna