Informasi Kesehatan

Ini 5 Kebiasaan Pemicu Kolesterol Tinggi di Usia Muda

61b343a6670a5.jpg

Benarkah Kulit Bersisik Jadi Gejala Awal Psoriasis?

 “Kulit bersisik ternyata tidak selalu menandakan gejala awal…

Waspada, Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Mengonsumsi Etilen Oksida

“Etilen oksida adalah salah satu zat beracun yang…

Kenali 5 Gejala Kolesterol Tinggi pada Wanita

“Kadar kolesterol tinggi dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara…

“Kolesterol tinggi bisa menyerang segala kalangan, termasuk orang di usia muda. Beberapa pemicunya seperti pola makan yang buruk, terlalu sering duduk, konsumsi makanan manis berlebihan, konsumsi kopi yang tidak di-filter, dan stres.”

Bukan tidak mungkin orang di usia muda memiliki kadar HDL (kolesterol baik), LDL (kolesterol jahat), dan kolesterol total di luar batas normal. Beberapa faktor seperti pola makan, genetik, dan berat badan bisa menyebabkan anak muda terserang kondisi ini. 

Penting untuk mengambil langkah preventif agar kolesterol tinggi tidak menyerang. Salah satu cara yang penting adalah dengan menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk di bawah ini.

Kebiasaan Penyebab Kolesterol Tinggi di Usia Muda

Ini beberapa kebiasaan yang harus dihindari agar kolesterol tinggi tidak menyerang anak muda: 

1. Pola makan yang buruk 

Konsumsi makanan dengan lemak jenuh dan lemak trans tinggi bisa meningkatkan produksi kolesterol oleh hati melebihi kebutuhan tubuh. Contoh makan tersebut adalah keju tinggi lemak, daging berlemak, susu kental manis, mentega, atau makanan olahan yang digoreng seperti keripik.

Makanan di atas tinggi lemak trans dan lemak jenuh. Untuk menjaga pola makan yang sehat, anak usia 4-18 tahun disarankan makan 25-35% lemak dari total kalori harian. 

2. Keseringan duduk 

Siapa yang sering menghabiskan waktu luang duduk menonton tv atau main games berjam-jam seharian? Yuk ubah kebiasaan ini. Sebab ketika kamu terlalu sering duduk, kemampuan enzim yang mengubah kolesterol LDL menjadi kolesterol HDL turun hingga 95%. Hal ini dapat menyebabkan risiko serangan jantung sebesar 30%. 

Lawan rasa malas dan coba lah berdiri setiap 30 menit atau berjalan selama lima setiap jam. 

3. Makan makanan manis secara berlebihan 

Tak hanya konsumsi lemak jenuh dan lemak trans yang harus diperhatikan, kelebihan konsumsi gula juga berperan penting dalam terjadinya kolesterol tinggi.

Pola makan yang penuh dengan makanan manis mendorong hati untuk memproduksi banyak kolesterol jahat dan trigliserida (lemak yang mengalir dalam darah), lalu menurunkan kadar kolesterol baik. 

Orang yang mengkonsumsi 10% atau lebih gula tambahan dari kadar normal kalori mereka, memiliki kadar HDL yang rendah dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi kurang dari setengah jumlah tersebut. 

4. Terlalu sering minum kopi yang tidak di-filter

Jika kamu adalah tipikal orang yang harus minum kopi setiap hari, ada baiknya kamu mulai mengurangi beberapa tipe kopi. Contohnya seperti kopi dengan mote french press, kopi turki, atau espresso.

Sebab ketiganya tidak memakai filter dalam proses pembuatannya. Senyawa berminyak dari biji kopi yang dikenal sebagai diterpen bisa bercampur dalam kopi dan meningkatkan kadar kolesterol jahat.

Para ahli menyarankan untuk tidak mengkonsumsi lebih dari empat sajian kopi tanpa filter dalam sehari, atau coba untuk minum hanya satu sampai dua cangkir. 

5. Stres

stres berlebih karena tugas kuliah dan pekerjaan ternyata berdampak pada kadar kolesterol lho. Stres yang parah bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat dan menurunkan kadar kolesterol baik. 

Hormon stres seperti kortisol dan adrenalin dalam memicu peningkatan gula darah. Jika berlangsung dalam waktu yang panjang, kondisi ini bisa mendorong hari memproduksi lebih banyak kolesterol dalam trigliserida. 

 

sumber: Halodoc . com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna