Informasi Kesehatan

4 Makanan yang Bisa Mengganggu Kesehatan Tulang

Encok-YdyPmPUWvl.jpg

Wajib Tahu, Ini Efek Positif dan Negatif dari Konsumsi MSG

“Konsumsi MSG atau monosodium glutamat selama tidak berlebihan,…

Makanan Ini Identik dengan Kolesterol Jahat

Tingginya kadar kolesterol jahat bisa dipengaruhi oleh makanan…

Catat, Ini Pantangan Makanan dan Minuman untuk Pengidap Asam Urat

“Penyakit asam urat dapat menimbulkan nyeri yang tak…

“Salah satu cara menjaga kesehatan tulang adalah dengan membatasi asupan makanan tertentu. Faktanya, ada beberapa jenis makanan yang bisa meningkatkan risiko penyakit dan gangguan pada tulang, misalnya soda dan kafein.”

Menjaga kesehatan tulang bisa dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya dengan memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi. Faktanya, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari karena bisa memicu gangguan pada tulang. Jenis makanan tersebut bahkan bisa menggerus kepadatan tulang hingga meningkatkan risiko penyakit, seperti osteoporosis.

Kamu berpikir bahwa mengonsumsi makanan-makanan yang baik bagi tulang saja sudah cukup. Seperti makanan yang tinggi kandungan kalsium. Namun jangan salah, hal ini tetap bisa meningkatkan risiko gangguan tulang jika dibarengi dengan konsumsi makanan yang “berbahaya bagi tulang”. Lantas, apa saja jenis makanan yang bisa mengganggu kesehatan tulang?

Kenali Makanan yang Buruk untuk Kesehatan Tulang

Ada beberapa jenis makananan yang merupakan “musuh” bagi tulang. Maka dari itu, penting untuk membatasi asupan bahkan tidak mengonsumsinya sama sekali. Biar tulang selalu sehat dan terhindar dari risiko penyakit, sebaiknya hindari konsumsi beberapa jenis makanan dan minuman di bawah ini secara berlebihan:

  1. Soda

Membatasi makanan dan minuman yang mengandung soda adalah satu hal yang perlu dilakukan agar tulang tetap sehat dan kuat. Pasalnya, soda dapat mengganggu kesehatan tulang bahkan menyebabkan kepadatan tulang menurun. Katanya, hal ini terjadi karena soda memiliki banyak kandungan perasa asam fosforik yang disebut fosforus. Jika tubuh terlalu banyak terpapar kandungan ini, maka kemampuan menyerap kalsium yang dibutuhkan tulang akan terganggu.

  1. Kafein

Selain soda, hindari juga mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein secara berlebihan. Pasalnya, terlalu banyak mengonsumsi kafein dapat mengganggu penyerapan kalsium dan meningkatkan jumlah kalsium yang terbuang lewat urine. Untuk mencegahnya, batasi jumlah konsumsi kafein harian dan imbangi dengan asupan makanan yang kaya kandungan kalsium.

  1. Terlalu Banyak Garam

Hindari mengonsumsi makanan yang banyak mengandung garam. Ini karena makanan asin banyak mengandung garam atau natrium, sehingga dapat membuat tubuh kehilangan kalsium. Semakin banyak garam yang dikonsumsi, maka semakin banyak pula kelasium yang akan terbuang melalui urine dan keringat.

Untuk menghindari hal ini terjadi, sebaiknya batasi konsumsi garam harian. Beberapa jenis makanan biasanya juga memiliki kandungan garam yang tersembunyi, seperti makanan olahan, makanan kaleng, dan makanan cepat saji. Agar tetap sehat batasi konsumsi natrium tidak lebih dari 2300 miligram (mg) per hari, ya.

  1. Terlalu Banyak Protein

Sebenarnya protein sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang. Namun perlu diingat bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidak pernah baik. Hal ini ternyata juga berlaku pada jumlah konsumsi protein. Kebutuhan protein pada wanita dan pria sebenarnya berbeda. Wanita membutuhkan sekitar 55 gram protein setiap hari, sementara pria butuh 64 gram. Lalu apa bahayanya jika seseorang kelebihan dalam mengonsumsi protein? Mengonsumsi protein secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan asam dalam tubuh. sehingga dapat membuat tulang lebih rentan mengalami keropos.

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.