“Media sosial dapat membawa dampak buruk bagi penggunanya, salah satunya dengan menampilkan konten self harm. Jika dibiarkan, ini dapat memengaruhi perilaku dan kesehatan mental seseorang.”
Pada era digital seperti sekarang, peran media sosial menjadi aspek penting dalam membentuk berbagai aspek kehidupan manusia. Namun, dibalik kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan, terdapat pula sisi gelap yang seringkali terabaikan, yaitu pengaruhnya terhadap kesehatan mental.
Salah satu fenomena yang semakin diperhatikan adalah hubungan antara media sosial dan tindakan self harm. Banyak juga kalangan yang khawatir akan peningkatan kasus self harm dan masalah kesehatan mental lainnya akibat pengaruh sosial media yang seakan tak ada batasannya.
Kehadiran media sosial telah memberikan kebebasan kepada siapa pun untuk mengunggah konten apapun. Sayangnya, banyak juga kalangan yang kerap menyebarkan gambar-gambar hasil self harm.
Hal ini memiliki potensi dampak negatif, menjadi pemicu atau trigger bagi orang yang melihatnya, baik yang memiliki masalah kesehatan mental maupun yang tidak.
Dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry, terdapat bukti bahwa melihat gambar-gambar yang menunjukkan tindakan self harm memiliki dampak negatif.
Termasuk meningkatnya kecenderungan untuk melakukan self-harm, menimbulkan dorongan untuk melukai diri sendiri, serta memungkinkan terbentuknya koneksi dengan orang lain yang juga melakukan self-harm.
Namun, ada juga hasil dari sembilan penelitian yang menunjukkan beberapa dampak yang memberi efek perlindungan terhadap sebagian remaja.
Ini meliputi penurunan keinginan untuk melakukan self-harm, peningkatan dalam hubungan sosial dengan orang lain, serta peningkatan dukungan yang diberikan dan diterima.
Apabila kamu menemukan konten self harm di media sosial yang mengganggu, kamu dapat lakukan beberapa hal untuk menghadapinya.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghadapi pengaruh media sosial terhadap self-harm:
Kamu dapat membatasi konten yang kamu lihat dengan memanfaatkan fitur pembatasan konten yang disediakan oleh platform media sosial.
Selain itu, kamu dapat memblokir akun yang mengunggah konten yang membuat kamu merasa tidak nyaman.
Orang tua dan pengasuh harus mengawasi aktivitas online anak-anak, memberikan pengertian tentang risiko dan memberikan dukungan mental yang dibutuhkan.
Berikan dukungan terhadap orang yang berpotensi terpengaruh oleh konten self-harm di media sosial, termasuk pemberian layanan kesehatan mental.
Melakukan konseling dan terapi untuk membantu mengelola emosi dan menemukan cara yang lebih sehat untuk mengatasi masalah.
Kamu bisa menghubungi dokter di Halodoc untuk melakukan konseling secara online.
Dengan langkah-langkah tersebut, kita dapat mengurangi efek buruk media sosial dan mendukung penciptaan lingkungan media sosial yang lebih aman dan sehat bagi semua pengguna.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.