Informasi Kesehatan

Depresi Dapat Pengaruhi Penglihatan, Benarkah?

826a3fc7-612b-4157-a31c-9452abf3a4b9_169.jpg

7 Manfaat Kacang Hijau yang Sayang untuk Dilewatkan

Manfaat Kacang Hijau untuk Kesehatan Tubuh Ada beragam…

Benarkah Malaria Lebih Rawan Terjadi saat Cuaca Panas? Ini Faktanya

“Malaria adalah penyakit yang bisa terjadi pada manusia…

4 Fakta Menarik tentang Stretch Mark yang Perlu Diketahui

“Meski tidak berbahaya secara medis, banyak orang tetap…

Setiap orang tentu pernah mengalami stres, baik akibat pekerjaan, keluarga, maupun banyak hal lainnya. Tentu, stres yang terjadi perlu segera mendapatkan penanganan untuk menghindari beberapa dampak buruk. Dampak yang terjadi ternyata bukan hanya secara mental, tetapi juga pada fisik, salah satunya adalah penglihatan. Namun, bagaimana masalah tersebut dapat terjadi? Ketahui jawabannya di sini!

Penglihatan Lebih Buruk Akibat Dampak dari Depresi

Stres adalah respon alami tubuh terhadap setiap adanya perubahan yang mengganggu keseimbangan normal. Saat berkembang menjadi depresi, gangguan ini dapat menyebabkan pengidapnya mengalami masalah pada penglihatan. Beberapa dampak dari depresi yang dapat pengaruhi penglihatan, antara lain penglihatan kabur, mata berkedut, sakit kepala, hingga mata berair atau kering.

Selain itu, dampak buruk pada penglihatan yang dapat terjadi akibat depresi adalah pusing, mata yang terasa tegang, peka terhadap cahaya, floaters mata, hingga kejang mata. Perasaan tegang yang timbul disebut-sebut yang menjadi penyebab utama dari nyeri kronis dan sebagian besar gejala lainnya. Jika terus dibiarkan, masalah ini dapat berlangsung dalam waktu yang lama.

Namun, apa penyebab depresi dapat pengaruhi penglihatan seseorang?

Naiknya Tingkat Kortisol

Penyebab depresi dapat pengaruhi penglihatan akibat kenaikan pada kandungan kortisol di dalam tubuh. Kortisol adalah hormon yang dilepaskan saat tubuh sedang mengalami stres. Sebenarnya, hormon ini berguna untuk membantu, tetapi jumlah yang terlalu banyak malah berdampak buruk. Kortisol dapat mengganggu pengiriman pesan dari otak dan sistem sistem saraf pusat.

Masalah ini juga dapat menyebabkan peningkatan pada hormon adrenalin yang menimbulkan tekanan pada mata, membuat pandangan menjadi kabur dan rasa tegang pada mata. Kelopak mata yang kerap berkedut juga termasuk salah satu dampak buruk dari depresi yang dapat pengaruhi penglihatan seseorang.

Selain itu, seseorang yang mengalami depresi juga dapat merasakan masalah penglihatan berupa kesulitan untuk melihat warna hitam atau putih, dan sebaliknya dapat menganggap hitam dan putih sebagai warna abu-abu. Faktanya, gangguan ini dapat terjadi pada seseorang yang mengonsumsi pil antidepresan maupun tidak.

Cara Mencegah Depresi yang Mampu Pengaruhi Penglihatan

Jika kamu khawatir tentang depresi yang dapat memengaruhi fungsi penglihatan, penting untuk mengambil beberapa tindakan pencegahan sebelum bertambah parah. Beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti olahraga, menghentikan segala hal yang dapat memicu stres, dan konsumsi beberapa obat-obatan.

Pemeriksaan ke dokter mata juga perlu dilakukan untuk memastikan tingkat keparahan yang terjadi. Meski begitu, dokter mata hanya dapat melakukan sesuatu jika pengidapnya mengalami depresi medis, tetapi tidak dapat mengatasi masalah stres atau depresi. Butuh penanganan dari psikolog atau psikiater untuk meredakan depresi yang dirasakan agar menjadi lebih baik.

Maka dari itu, jika kamu mengalami perasaan tidak nyaman pada mata bahkan terjadi dalam waktu yang lama, ada baiknya langsung mendapatkan pemeriksaan segera. Dengan begitu, diharapkan masalah yang terjadi dapat diketahui penyebabnya dan segera mendapatkan penanganan. Jangan menundanya karena bisa saja masalah yang lebih besar terjadi. 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurn