Informasi Kesehatan

Mitos atau Fakta, Wadah Styrofoam Berbahaya bagi Kesehatan?

sterofom.png

10 Risiko Sering Makan Jeroan

Di Indonesia, jeroan sering diolah menjadi masakan yang…

Apa itu PMO? Ini Dampak Negatif dan Cara Ampuh Mengatasinya

“Porn, Masturbate, dan Orgasm atau PMO dapat menyebabkan…

Pernapasan Perut, Kenali Manfaat dan Cara Melakukannya

Pernapasan perut adalah teknik pernapasan yang dilakukan dengan…

“Wadah styrofoam sebaiknya jangan digunakan lagi. Selain berbahaya bagi kesehatan, bahan ini juga bisa mencemari lingkungan.”

 Meski gerakan untuk peduli lingkungan sudah ramai digaungkan, nyatanya wadah styrofoam masih banyak digunakan untuk makanan. Selain harganya yang murah, wadah styrofoam juga bisa menahan panas dari makanan agar lebih tahan lama. 

Namun, dari segi kesehatan, wadah ini kabarnya berbahaya. Belum lagi dampak buruknya bagi lingkungan. Mau tahu lebih lanjut? Yuk simak pembahasannya berikut ini!

Berbahayakah Wadah Styrofoam untuk Kesehatan?

Styrofoam sebenarnya adalah merek jenis busa tertentu yang biasa digunakan industri bangunan dalam isolasi dan konstruksi. Namun, banyak yang sering menggunakan istilah ini ketika merujuk pada wadah makanan sekali pakai. 

Namun, wadah yang disebut styrofoam ini terbuat dari jenis busa polistiren yang disuntikkan produsen ke dalam cetakan untuk dibentuk. Nama asli untuk bahan ini adalah expanded polystyrene (EPS).

Busa EPS adalah bahan populer untuk wadah makanan dan minuman, karena ringan dan murah untuk diproduksi. Ia juga bertindak sebagai isolator untuk menjaga makanan dan minuman tetap hangat. 

Namun, saat ini styrofoam perlahan mulai ditinggalkan, karena dinilai tidak ramah lingkungan dan bisa membahayakan kesehatan. Beberapa ilmuwan khawatir bahwa styrofoam mengandung senyawa yang disebut styrene.

Zat ini diyakini bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan kanker. Penelitian pada 2018 di jurnal Epidemiology mengungkapkan kaitan zat styrene dengan kejadian kanker pada manusia.

Selain itu, penggunaan styrofoam untuk makanan yang sangat panas, atau memanaskan wadah ini di microwave juga berpotensi berbahaya. Terutama jika wadah styrofoam yang digunakan tidak memiliki label aman untuk penggunaan di microwave

Pemanasan dapat menyebabkan zat dalam EPS bocor, atau berpindah, ke dalam makanan di dalam wadah. Meskipun konsentrasi zat yang bocor mungkin tidak cukup besar untuk menyebabkan masalah kesehatan, banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil keselamatan, termasuk:

  • Kandungan lemak dalam makanan.
  • Jenis makanan.
  • Suhu untuk pemanasan.
  • Kondisi penyimpanan wadah.
  • Lama waktu pemanasan.

Selain itu, beberapa wadah styrofoam dapat retak atau kehilangan integritas struktural jika kamu memanaskannya. Hal ini dapat menyebabkan makanan atau minuman panas bocor dan menyebabkan luka bakar.

Berbahaya Juga untuk Lingkungan

Selain ada potensi bahaya bagi kesehatan jika digunakan sebagai wadah makanan, wadah styrofoam juga berbahaya untuk lingkungan. Termasuk juga bagi para pekerja di pabrik wadah ini. 

Paparan styrene jangka panjang dikaitkan dengan gejala sistem saraf pusat, termasuk sakit kepala, kelelahan, kelemahan, gangguan pendengaran, dan depresi serta efek pada fungsi ginjal. 

Proses pembuatan busa EPS ini juga melepaskan hidrokarbon berbahaya, yang bergabung dengan nitrogen oksida di hadapan sinar matahari. Ini dapat membentuk polutan udara berbahaya di permukaan tanah yang disebut ozon troposfer, yang dikaitkan dengan efek kesehatan seperti mengi, sesak napas, mual, asma, dan bronkitis.

Bagi lingkungan, styrofoam bisa dibilang sebagai “musuh”. Pasalnya, dibutuhkan waktu hampir selamanya untuk bahan ini terurai secara alami. Karena sebagian besar styrofoam tidak didaur ulang, ia bisa menumpuk di tempat pembuangan sampah dan jadi masalah lingkungan yang serius. 

Jika styrofoam dibakar, bahan ini akan melepaskan karbon monoksida beracun ke udara. Jadi, jika kamu sering membakar sampah di area rumah, pastikan untuk memisahkan wadah ini, jangan sampai ikut terbakar.

Selain itu, wadah styrofoam juga bisa berbahaya bagi hewan-hewan liar. Saat rusak, potongannya sering dikonsumsi oleh hewan darat dan laut, menyebabkan penyumbatan sistem pencernaan, tersedak, dan kematian.

 

Sumber: halodoc .com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna