Informasi Kesehatan

Kenali Bahaya Bubuk Cabai bagi Pencernaan

XVEH9ATMkZ.jpg

Hindari 5 Kebiasaan yang Bisa Picu Kecelakaan saat Mudik

“Ketika mudik, risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas akan…

Mengenal Metode ESWL untuk Mengatasi Penyakit Batu Ginjal

“Prosedur extracorporeal shock wave lithotripsy atau ESWL dilakukan…

Mengenal Tanda Kekurangan Hormon Dopamin dan Cara Mengatasinya

Pernah mengalami kurang motivasi dan tidak bersemangat dalam…

"Bubuk cabai dinilai memicu terjadinya penyakit seperti diare bahkan difteri pada orang-orang yang sensitif terhadap rasa pedas. Oleh karena itu, kamu perlu hati-hati saat mengonsumsinya."

 Kehadiran cabai kering atau bubuk cabai sebagai penguat rasa pedas makanan kian hari kian digemari masyarakat, terutama masyarakat Indonesia. Memang, tidak lengkap rasanya rasa makanan jika tidak ada cabai. Nah, kalau tidak menemukan saus atau sambal, cabai kering alias bubuk cabe pun tidak menjadi masalah. Pasalnya, bubuk cabe menghadirkan rasa pedas yang tidak jauh beda dengan sambal atau saus dan bahkan, bisa jadi lebih pedas. 

Cabai kering dibuat dengan cara dijemur di bawah sinar matahari sampai 10 hari. Bahkan, jika musim hujan datang, lama waktu menjemur bisa lebih panjang. Biasanya, untuk mempersingkat waktu, petani cabai mengeringkan dengan menggunakan oven. Namun, tentu saja cara ini disinyalir menghabiskan biaya produksi dan operasional yang lebih besar dibandingkan dengan menjemur cabai secara alami sampai benar-benar kering. 

Bahaya Bubuk Cabai bagi Pencernaan

Sebelumnya, tersiar kabar bahwa konsumsi bubuk cabai bisa memicu terjadinya difteri. Tidak heran, jika cabai yang belum kering sepenuhnya tidak disimpan dengan baik. Makanan yang lembap atau basah memicu munculnya serangga dan tikus, sementara difteri berasal dari bakteri yang terbawa dari jenis Corynebacterium yang terbawa dari hewan pengerat. 

Penyakit difteri menyerang hidung dan tenggorokan. Gejalanya mulai dari suara berubah serak, tenggorokan sakit, sulit bernapas atau napas menjadi lebih cepat, sulit menelan, menggigil dan demam, lelah dan lemas, terjadinya pembengkakan pada kelenjar limfe yang ada di leher, serta adanya lapisan tipis dengan warna abu-abu yang menutupi amandel dan tenggorokan. Penyakit ini menular melalui kontak langsung atau benda yang digunakan bersama-sama. 

Selain difteri, bubuk cabai juga dinilai memicu terjadinya diare pada orang-orang yang sensitif terhadap rasa pedas. Hal ini terjadi apabila seseorang mengonsumsi bubuk cabai berlebihan. Sebenarnya, bubuk cabai disinyalir tidak berbahaya, asalkan tidak ada tambahan apa pun dalam pembuatannya. Namun, demi menjaga kesehatan, tidak ada salahnya membatasi konsumsinya. 

Tidak boleh kamu lupa, hindari konsumsi bubuk cabai jika kamu merasa sedang ada masalah pada sistem pencernaan. Makanan pedas bisa memicu kambuhnya sakit maag. Bahkan, pada orang-orang yang memiliki riwayat ambeien, konsumsi cabai bubuk akan memicu munculnya sensasi panas pada area dubur, juga bisa memicu terjadinya perdarahan ketika buang air besar. 

Memang, ada anggapan bahwa cabai kaya kandungan vitamin C yang begitu baik untuk tubuh. Namun, sekali lagi, tubuh kamu bisa merasakan manfaatnya jika saja kamu mengonsumsi cabai tidak terlalu berlebihan dan selalu tepat pada takaran. Pasalnya, makanan pedas juga bisa menyebabkan iritasi pada infeksi saluran kemih, membuat mata dan hidung berair yang berujung pada iritasi sinus. 

 

Sumber: Halodoc.com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.