"Salah satu ciri anak yang mengalami stunting adalah berperawakan pendek dari anak-anak seusianya. Namun, ternyata tidak semua anak yang bertubuh pendek pasti mengalami stunting."
Stunting adalah kegagalan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi atau infeksi berulang. Kondisi ini rentan terjadi di 1000 hari pertama kehidupan anak. Itu sebabnya, orang tua wajib memenuhi kebutuhan gizi anak dan memberikan imunisasi guna mencegah masalah ini.
Pasalnya, efek dari stunting akan lebih sulit ditangani bahkan tidak bisa diperbaiki. Perawakan anak yang lebih pendek dari seusianya sering menjadi ciri utama kondisi ini. Kendati begitu, tidak semua anak yang bertubuh pendek mengalami stunting. Simak penjelasannya berikut ini!
Meski anak yang mengalami stunting pasti lebih pendek daripada anak seusianya, tetapi anak yang bertubuh pendek juga belum tentu mengalami stunting. Sebab, ada sederet penilaian lain untuk memastikan apakah anak tersebut stunting atau tidak.
Selain bertubuh pendek, berikut ciri stunting lainnya:
Pada anak yang terserang penyakit kronis, seperti TBC, anemia dan penyakit jantung bawaan, tanda stunting bisa tampak dari:
Apabila tidak disertai dengan ciri-ciri di atas, belum tentu anak yang bertubuh pendek mengalami stunting. Bisa jadi perawakannya yang pendek disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan orang tuanya.
Namun, ibu tetap perlu memeriksakan Si Kecil untuk memastikan tumbuh kembangnya optimal sesuai dengan usianya.
Pencegahan stunting sebenarnya bisa ibu lakukan sejak dalam kandungan. Langkah pencegahan ini amat penting di 1000 hari pertama kehidupan anak. Sebab, pertumbuhan anak sedang pesat-pesatnya pada waktu ini.
Berikut langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
Langkah awal pencegahan stunting yakni dengan mengonsumsi makanan bergizi sejak hamil. Makanan yang bergizi membantu pertumbuhan Si Kecil sejak dalam kandungan. Perbanyak sayur-sayuran, buah-buahan dan protein selama hamil.
Langkah selanjutnya adalah memberikan ASI eksklusif setidaknya enam bulan. Alangkah lebih baik lagi jika pemberian ASI ini dilanjutkan sampai dua tahun.
Protein dan kolostrum yang terkandung dalam ASI mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang belum sempurna. Dengan begitu, Si Kecil tidak mudah sakit sehingga pertumbuhannya tetap optimal.
Setelah memasuki usia enam bulan, ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping ASI MPASI). Pastikan ibu memberikan makanan yang penuh nutrisi untuk mencegah stunting.
Perbanyak sumber protein hewani, seperti telur, daging merah, hati ayam untuk menambah berat badan Si Kecil. Jangan lupa tambahkan sedikit sayur dan buah guna melengkapi asupan vitamin dan mineralnya
Jangan lupa untuk selalu memantau pertumbuhan Si Kecil setiap bulannya, terutama berat dan tinggi badannya. Bawa Si Kecil secara berkala ke Posyandu atau klinik khusus anak untuk memudahkan ibu untuk mengetahui gejala awal stunting dan cara menanganinya.
Selain menurunkan angka kematian anak, imunisasi nyatanya berperan penting dalam mencegah stunting. Pemberian imunisasi bertujuan untuk memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit berbahaya dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak.
Anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi memiliki daya tahan tubuh yang lemah sehingga menjadi sering sakit-sakitan. Lambat laun, kondisi ini bisa menghambat tumbuh kembangnya sehingga risiko stunting pun meningkat.
Lingkungan yang kotor bisa membuat anak rentan terserang penyakit. Lagi-lagi, anak yang sering sakit-sakitan tentu bisa menghambat pertumbuhannya sehingga risiko stunting pun meningkat. Oleh sebab itu, jaga kebersihan lingkungan dengan baik.
Selain itu, ibu dan sekeluarga juga perlu menjaga kebersihan diri, caranya dengan rutin mencuci tangan terutama setelah menggunakan toilet, sebelum makan atau saat menyiapkan makanan.
Sumber: halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.