“Hamil di usia 20 tahun an menjadi waktu yang tepat, sebab pada usia ini, tubuh wanita masih sehat dan berada pada puncak kesuburan. Meski begitu, tetap ada yang harus diperhatikan ketika hamil di usia muda, misalnya perubahan emosi dan urusan finansial.”

Kehamilan pada usia berapapun memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Termasuk usia 20an. Meski terbilang muda, nyatanya banyak ahli yang mengatakan bahwa hamil di usia yang relatif muda tersebut merupakan waktu yang tepat. Pasalnya pada fase ini wanita sedang berada di puncak kesuburannya, terutama di awal usia 20 tahun. Namun, tetap saja ada pro dan kontra yang harus kamu pertimbangkan jika berencana hamil pada usia ini.

Fakta Seputar Hamil di Usia 20an

Berikut fakta dan hal-hal yang perlu kamu ketahui, ketika hamil di usia 20an:

1. Tubuh yang Masih Sehat

Salah satu manfaat terbesar hamil di usia 20an adalah tubuh yang masih relatif sehat. Di usia ini kemungkinan untuk mengidap penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan jantung, masih cukup kecil. Selain itu, secara fisik, tulang punggung dan otot juga masih kuat untuk menangani beban tambahan selama kehamilan. Apalagi jika kamu aktif dan suka berolahraga, tentunya hal ini membantu kamu merasa lebih nyaman saat hamil.

2. Sel Telur di Usia 20an Masih Sehat

Para ahli mengatakan rata-rata kesuburan wanita mencapai puncaknya di awal usia 20-an. Jadi dari sudut pandang biologis, ini adalah dekade terbaik untuk mengandung bayi. Seiring bertambahnya usia, ovarium juga menua bersama dengan bagian tubuh lain, dan kualitas sel telur pun secara bertahap menjadi semakin buruk. Itu sebabnya hamil di usia 20an merupakan waktu yang tepat, karena sel telur masih sehat, dan lebih kecil kemungkinannya bayi memiliki kelainan genetik yang menyebabkan down syndrome dan cacat lahir lainnya.  

3. Risiko Keguguran Lebih Rendah

Manfaat lainnya dari hamil di usia 20an yaitu risiko keguguran yang cenderung lebih rendah. Umumnya risiko keguguran akan meningkat seiring bertambahnya usia. Untuk wanita berusia 20-an, risiko keguguran sekitar 10 persen, 12 persen untuk wanita di awal usia 30-an, dan 18 persen untuk wanita di usia pertengahan hingga akhir 30-an. Risiko ini melonjak menjadi sekitar 34 persen untuk wanita di awal usia 40-an, dan 53 persen pada usia 45 tahun. 

4. Perubahan Emosi

Kehamilan tidak hanya mempengaruhi perubahan fisik, tetapi juga perubahan emosi. Kamu mungkin mengalami perasaan tidak stabil karena segala sesuatu sedang berubah. Mulai dari pekerjaan, tempat tinggal, dan sekarang tanggung jawab baru yaitu mengurus bayi. Untuk menenangkan diri, kamu bisa menghubungi teman yang juga sedang mengandung atau pernah memiliki bayi sebelumnya supaya bisa berbagi cerita. Atau kamu juga bisa meminta bantuan profesional dari psikolog.

5. Masalah Finansial

Dari segi kesehatan, hamil di usia 20an memang cenderung lebih aman baik untuk ibu maupun bayi. Akan tetapi kehamilan merupakan suatu perubahan besar. Selain urusan kesehatan, urusan finansial juga harus diperhatikan agar bisa mendukung perkembangan anak kelak.

Nah, salah satu keluhan ketika memiliki bayi di usia muda adalah finansial yang kurang stabil. Hal ini karena, awal usia 20 tahun merupakan transisi seseorang menjadi orang dewasa muda. Pada usia ini mungkin banyak dari mereka yang belum memiliki pekerjaan, atau sudah memiliki pekerjaan tetapi tidak memiliki penghasilan tetap. Karena itu hal ini tidak boleh luput menjadi bahan pertimbangan, jika kamu merencanakan hamil di usia 20 tahun an.

Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika hamil di usia 20an. Ingat, walaupun usia ini merupakan waktu terbaik untuk hamil, tetapi sebaiknya kamu memperhatikan aspek lain juga, dan pastikan bahwa kamu dan pasangan sudah siap.

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna