“Hepatitis akut terjadi saat peradangan atau cedera pada hati berlangsung selama kurang dari enam bulan. Penting untuk mengenali gejalanya.”

Jika kamu pernah mendengar tentang hepatitis akut, itu adalah kondisi peradangan pada hati. Secara umum, hepatitis dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hepatitis akut dan kronis, tergantung pada durasi peradangan dan dampak gangguan pada hati.

Hepatitis akut terjadi ketika peradangan atau cedera pada hati berlangsung kurang dari enam bulan. Di sisi lain, hepatitis kronis terjadi ketika peradangan atau cedera berlangsung lebih dari enam bulan.

Hepatitis akut cukup umum dan lebih sering menyerang pria daripada wanita. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan berbagai rentang usia dan dapat diatasi dengan mengurangi faktor risiko. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut.

Apa Yang Terjadi Jika Terkena Hepatitis Akut?

Tanda dan gejala hepatitis akut muncul dengan cepat, antara lain:

• Kelelahan.
• Mual.
• Penurunan nafsu makan.
• Perasaan tidak nyaman di perut (nyeri di area hati).
• Urine keruh dan kuning pada penyakit kuning.
• Gejala yang mirip flu.
• Feses berwarna pucat.
• Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Selain tanda-tanda di atas, orang yang mengalami hepatitis akut juga mungkin mengalami demam ringan dan ruam yang tidak tetap selama periode inkubasi. Gatal-gatal biasanya tidak terjadi pada awal kondisi ini, tetapi dapat muncul jika penyakit kuning berlanjut.

Penyebab Hepatitis Akut

Hepatitis akut sering disebabkan oleh infeksi virus (hepatitis akut virus). Namun, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh berbagai penyebab non-infeksi.

Berikut adalah penyebab hepatitis akut:

1.Infeksi

Ada beberapa jenis virus yang menyebabkan hepatitis akut. Jenis virus ini mempengaruhi tingkat keparahan dan durasi penyakit. Berikut adalah beberapa jenis hepatitis virus:

• Hepatitis A. Biasanya terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung virus ini. Hepatitis A adalah jenis hepatitis yang paling rendah risikonya, karena sebagian besar kasus sembuh dengan sendirinya. Kondisi ini tidak menyebabkan peradangan hati jangka panjang.
• Hepatitis B. Jenis ini dapat menyebar melalui berbagai cara, seperti hubungan seksual dengan penderita, berbagi jarum suntik terkontaminasi, atau penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan atau setelahnya.
• Hepatitis C. Penularannya dapat terjadi melalui kontak dengan darah atau jarum yang terkontaminasi.
• Hepatitis D. Kondisi ini hanya terjadi pada individu yang sudah terinfeksi hepatitis B. Biasanya, hepatitis D membuat penyakit semakin parah.
• Hepatitis E. Lebih umum terjadi di Asia, Meksiko, India, dan Afrika. Beberapa kasus di Amerika Serikat biasanya terjadi pada orang yang baru saja bepergian ke negara dengan tingkat penyakit hepatitis yang tinggi. Selain virus, hepatitis akut juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan parasit.

2.Penyebab Non-Infeksi

Hepatitis akut juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor non-infeksi, seperti:

• Konsumsi Alkohol Berlebihan. Ini dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan hati, yang disebut hepatitis alkoholik. Penyebab toksik lainnya adalah konsumsi obat-obatan dalam jumlah besar (hepatitis obat) atau paparan racun tertentu.
• Penyakit Autoimun. Sistem kekebalan tubuh dapat salah mengidentifikasi hati sebagai ancaman dan mulai menyerang serta mengganggu fungsi hati.

Hepatitis akut juga dapat disebabkan oleh gangguan lain, seperti disfungsi saluran empedu (hepatitis kolestatik), gangguan hati terkait kehamilan, syok, atau penyakit metastasis.

Itulah yang dimaksud dengan hepatitis akut. Jika kamu mengalami tanda atau gejala hepatitis akut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan sejak dini.

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna