Informasi Kesehatan

Ini Alasan Larangan Konsumsi Madu untuk Bayi

bahaya-madu-untuk-bayi-768x510.jpg

Bolehkah Abon Diberikan ke Bayi?

Abon acap kali dilirik oleh sebagian ibu dikala…

Ibu, Ini 7 Manfaat Baby Spa yang Perlu Diketahui

“Baby spa memberikan banyak manfaat untuk kesehatan bayi.…

Tanda-Tanda Kemunculan Gigi Pertama Bayi dan Cara Menanganinya

Kemunculan gigi pertama (gigi susu) merupakan tahap penting…

“Madu untuk bayi adalah salah satu hal yang dilarang untuk dilakukan, terlebih jika usianya belum genap satu tahun. Sebab, konsumsi madu dapat menyebabkan botulisme pada bayi.”

 

 Bayi tidak bisa sembarangan diberikan makanan, sebab bisa jadi mengancam kesehatannya. Salah satu makanan yang tidak boleh diberikan pada bayi adalah madu. Namun, masih banyak orang tua yang tidak tahu alasan larangan pemberian madu untuk bayi.

Botulisme, Gangguan yang Disebabkan Konsumsi Madu untuk Bayi

Madu mengandung spora bakteri yang disebut dengan Clostridium botulinum. Saat dikonsumsi oleh bayi, Si Kecil dapat mengalami botulisme, kondisi yang menyebabkan gangguan berbahaya yang dapat menyerang saraf pada tubuh.

Gangguan ini dapat menyebabkan kelemahan otot, tangisan yang lemah, dan kesulitan untuk bernapas. Beberapa gejala lainnya yang bisa dirasakan, antara lain:

  • Sembelit, kerap menjadi tanda paling awal yang dialami.
  • Otot yang melemah, seperti pada wajah, lengan, kaki, hingga leher.
  • Kesulitan menelan dengan air liur yang menumpuk.
  • Tidak seaktif biasanya.

Anak yang tidak sengaja mengonsumsi madu sebaiknya diawasi, saat mengalami masalah harus segera mendapatkan penanganan dari ahlinya.

Botulisme pada bayi biasanya terjadi pada bayi dengan berusia 3 minggu hingga 6 bulan. 

Meski begitu, untuk menghindari risiko yang berbahaya, sebaiknya tidak memberikan madu hingga Si Kecil genap berusia satu tahun.

Bahkan ada juga yang menyarankan tidak memberikan madu pada anak hingga usianya dua tahun.

Cara Mengatasi Botulisme pada Bayi

Bayi yang mengalami masalah disebabkan oleh madu ini membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Para ahli medis akan berusaha membatasi dampak buruk dari racun yang masuk pada tubuh bayi.

Dokter juga dapat mengatasi racun dengan memberikan antitoksin botulism immune globulin intravena (BIGIV) yang harus dilakukan sesegera mungkin. BIGIV dapat membuat tubuh pulih lebih cepat, sehingga tidak membutuhkan perawatan lebih lama di rumah sakit.

Jika racun pada madu sudah mengganggu otot pernapasan, bayi mungkin perlu diberikan ventilator selama beberapa minggu.

Apabila sudah memengaruhi otot menelan, bayi biasanya membutuhkan pemberian cairan intravena melalui selang untuk mendapatkan makanan.

Hal yang Perlu Dipahami Terkait Madu untuk Bayi

Madu memang dapat menjadi salah satu asupan tambahan yang sangat baik bagi bayi, tetapi perlu menunggu hingga anak berusia 12 bulan.

Jika anak belum cukup usia, pastikan untuk menghindari madu cair dan berbagai makanan yang diproses menggunakan madu.

Botulisme pada bayi tidak dapat ditularkan melalui ASI, sehingga ibu tetap boleh mengonsumsi madu saat menyusui.

Lalu, jika anak terserang botulisme, ibu tetap perlu menyusui atau memberikan ASI yang sudah diperah pada bayi yang sedang sakit.

Maka dari itu, setiap orangtua perlu berhati-hati terhadap berbagai makanan yang diberikan pada anak.

Biasakan untuk memeriksa produk label makanan dan memastikan tidak ada kandungan madu di dalamnya.

Agar lebih pasti, ibu bisa memastikannya pada dokter, sehingga botulisme bisa dihindari.

 

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna