“Ventilator adalah alat yang bisa membantu proses pernapasan pasien dengan kondisi tertentu. Beberapa kondisinya adalah gagal napas, mengidap pneumonia, dan gagal jantung.”
Ventilator adalah alat yang digunakan untuk menunjang proses pernapasan pasien dengan kondisi kesehatan tertentu. Pada beberapa penyakit, pasien memiliki keluhan tidak mampu bernapas sendiri.
Tujuan penggunaan ventilator sendiri adalah mencukupi kebutuhan oksigen pasien, agar mereka dapat bernapas selayaknya orang sehat lainnya.
Ada beberapa golongan penyakit yang membutuhkan ventilator. Contohnya seperti pengidap gangguan paru-paru berat, hingga seseorang yang mengalami cedera berat. Nah, berikut kondisi-kondisi yang memerlukan penggunaan ventilator.
Kenapa pasien harus pakai ventilator? Gagal napas merupakan kondisi gawat darurat medis serius yang dipicu oleh adanya masalah serius pada sistem pernapasan, sehingga tubuh kekurangan oksigen. Penyakit ini dapat memicu kerusakan organ, bahkan kematian jika tidak segera ditangani. Beberapa gejala yang tampak pada pengidap gagal napas, meliputi:
Segera dapatkan pertolongan jika ada kerabat atau keluarga yang mengalami kondisi ini. Gagal napas yang tidak diatasi dengan baik dapat memicu kerusakan organ tubuh. Simak ulasannya dalam artikel “Waspadai Kerusakan Organ Akibat Gagal Napas”.
ARDS merupakan masalah pernapasan berat yang dipicu oleh penumpukan cairan di kantung udara kecil dalam paru-paru atau alveoli. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh sepsis atau pneumonia berat. Beberapa gejala yang tampak pada pengidap ARDS, meliputi:
Pneumonia atau paru-paru basah adalah infeksi yang memicu peradangan pada alveoli di salah satu atau kedua paru-paru sekaligus. Peradangan tersebut memicu penumpukan cairan atau nanah, sehingga pengidapnya sulit bernapas. Beberapa gejala yang tampak pada pengidap pneumonia, meliputi:
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit kronis yang menyebabkan peradangan pada paru-paru. Beberapa gejala yang tampak pada pengidap PPOK, meliputi:
Heart failure atau gagal jantung membuat jantung tidak dapat mengalirkan cukup darah ke seluruh tubuh. Pemicunya sendiri adalah penyakit anemia, hipertensi, dan penyakit jantung. Beberapa gejala yang tampak pada pengidap gagal jantung, meliputi:
Selain beberapa penyakit tersebut, ada kondisi medis lain yang juga membutuhkan perawatan dan penanganan menggunakan ventilator, antara lain:
Bagaimana cara kerja mekanisme dari ventilator? Alat ini akan meniupkan tekanan udara beroksigen ke saluran pernapasan. Saluran pernapasan tersebut meliputi hidung, mulut, tenggorokan, kotak suara, tenggorokan, dan tabung paru-paru.
Oksigen dari ventilator dapat didorong ke paru-paru menggunakan dua cara berbeda, yaitu menggunakan masker yang sesuai dan selang pernapasan.
Penggunaan masker untuk memasukkan oksigen ke dalam paru-paru terkenal sebagai ventilasi non-invasif. Dengan menggunakan cara ini, masker akan terpasang pada hidung dan mulut.
Metode ini biasanya berguna bagi gangguan kesehatan yang tidak terlalu parah. Selain itu, metode ini terkenal lebih nyaman daripada tabung yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
Metode ini juga berisiko mengurangi risiko efek samping dan komplikasi dari penggunaan ventilator.
Untuk kondisi kesehatan yang lebih parah, ventilator yang digunakan biasanya menggunakan tabung pernapasan. Cara ini terkenal sebagai ventilasi invasif.
Sebelum penggunaan, kamu akan mendapatkan bius total karena dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan sakit.
Meskipun alat ini dapat membantu sistem pernapasan seseorang, tetapi penggunaannya yang tidak tepat dan kurang steril dapat menyebabkan risiko pada kesehatan. Berikut risiko kesehatan menggunakan ventilator, yaitu:
Salah satu risiko yang paling sering terjadi saat menggunakan ventilator adalah infeksi. Salah satunya infeksi paru atau pneumonia. Hal ini terjadi karena ventilator menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk batuk.
Padahal, batuk sendiri menjadi proses alami pembersihan saluran udara dari kuman. Tabung pernapasan yang masuk ke dalam saluran napas juga berisiko membawa kuman dan bakteri.
Kondisi dimana paru-paru tidak dapat mengembang secara sepenuhnya. Hal ini menyebabkan jumlah oksigen yang mencapai darah berkurang.
Saat menggunakan ventilator, seseorang akan berada di tempat tidur atau kursi roda. Kondisi ini meningkatkan risiko pembekuan darah yang memicu gumpalan darah.
Cari tahu bahaya penggumpalan darah melalui artikel “Ini Bahaya Pembekuan Darah bagi Kesehatan”.
Cairan dapat menumpuk di dalam paru-paru yang biasanya terisi oleh udara. Kondisi ini memiliki nama lain sebagai edema paru.
Tabung pernapasan yang digunakan berisiko merusakan pita suara. Hal ini juga bisa memengaruhi aliran udara ke paru-paru khususnya pada anak kecil.
Penggunaan ventilator dalam waktu yang cukup panjang juga berisiko menyebabkan diafragma menjadi lebih lemah.
Kesimpulannya, mesin ventilator dapat membantu proses pernapasan pada pengidap di sejumlah kondisi tersebut, tetapi tidak mampu untuk mengobati penyakitnya. Selain alat bantu pernapasan, pengobatan dan perawatan lain juga perlu untuk menyembuhkan dan memperbaiki masalah kesehatan pasien.
Jika kamu mengalami gejala dari penyakit tersebut, sebaiknya diskusikan dengan dokter di aplikasi Halodoc untuk menentukan langkah penanganan yang tepat. Semakin cepat langkah penanganan dilakukan, maka semakin tinggi pula persentase kesembuhan.