Informasi Kesehatan

Ini 7 Kondisi yang Membuat Pasien Membutuhkan Ventilator

Male_Ventilator_732x549-thumbnail.width-800_.jpg

Ketahui Cara Mengatasi Gigi Ngilu karena Gigi Berlubang

Ada beragam cara mengatasi gigi ngilu karena berlubang…

6 Obat Tetanus agar Infeksi Tidak Makin Parah

Obat tetanus digunakan untuk mengatasi gejala tetanus dan…

Ini 5 Rekomendasi Obat Sakit Gigi Berlubang Paling Ampuh untuk Dewasa

“Gigi berlubang bisa menimbulkan rasa sakit berupa nyeri…

“Ventilator adalah alat yang bisa membantu proses pernapasan pasien dengan kondisi tertentu. Beberapa kondisi yang memerlukan ventilator adalah gagal napas, mengidap pneumonia, dan gagal jantung.”

Ventilator adalah alat yang digunakan untuk menunjang proses pernapasan pasien dengan kondisi kesehatan tertentu. Pada beberapa penyakit, pasien memiliki keluhan tidak mampu bernapas sendiri. 

Tujuan penggunaan ventilator sendiri adalah mencukupi kebutuhan oksigen pasien, agar mereka dapat bernapas selayaknya orang sehat lainnya.

Berbagai Kondisi yang Membutuhkan Ventilator

Ada beberapa golongan penyakit yang membutuhkan ventilator. Contohnya seperti pengidap gangguan paru-paru berat, hingga seseorang yang mengalami cedera berat. Nah, berikut  kondisi-kondisi yang memerlukan penggunaan ventilator. 

1. Gagal napas

Kenapa pasien harus pakai ventilator? Gagal napas merupakan kondisi gawat darurat medis serius yang dipicu oleh adanya masalah serius pada sistem pernapasan, sehingga tubuh kekurangan oksigen. Penyakit ini dapat memicu kerusakan organ, bahkan kematian jika tidak segera ditangani.

Beberapa gejala yang tampak pada pengidap gagal napas, yaitu:

  • Sesak napas, yang berujung pada sulit berbicara.
  • Napas cepat.
  • Peningkatan detak jantung.
  • Batuk-batuk.
  • Mengi.
  • Lemas.
  • Kulit pucat dan berkeringat.
  • Gelisah dan kebingungan.
  • Kebiruan pada jari-jari tangan atau bibir.
  • Pingsan.

2. ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)

ARDS merupakan masalah pernapasan berat yang dipicu oleh penumpukan cairan di kantung udara kecil dalam paru-paru atau alveoli. Kondisi ini umumnya terjadi karena sepsis atau pneumonia berat. Beberapa gejala yang tampak pada pengidap ARDS, meliputi: 

  • Napas pendek dan cepat.
  • Sesak napas.
  • Tekanan darah rendah.
  • Tubuh sangat lelah.
  • Keringat berlebih.
  • Bibir atau kuku kebiruan.
  • Nyeri dada.
  • Peningkatan detak jantung.
  • Batuk-batuk.
  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Merasa kebingungan

3. Pneumonia

Pneumonia atau paru-paru basah adalah infeksi yang memicu peradangan pada alveoli di salah satu atau kedua paru-paru sekaligus. Peradangan tersebut memicu penumpukan cairan atau nanah, sehingga pengidapnya sulit bernapas. Beberapa gejala yang tampak pada pengidap pneumonia, meliputi:

  • Batuk.
  • Demam.
  • Sesak napas.
  • Menggigil.
  • Kelelahan.

4. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis)

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit kronis yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.

Beberapa gejala yang tampak pada pengidap PPOK, yaitu:

  • Batuk berdahak terus-menerus.
  • Napas tersengal-sengal.
  • Penurunan berat badan.
  • Nyeri dada.
  • Mengi.
  • Pembengkakan di tungkai dan kaki.
  • Lemas.

5. Gagal Jantung

Heart failure atau gagal jantung membuat jantung tidak dapat mengalirkan cukup darah ke seluruh tubuh. Pemicunya adalah penyakit anemia, hipertensi, dan penyakit jantung.

Beberapa gejala yang tampak pada pengidap gagal jantung, yaitu:

  • Sesak napas.
  • Cepat merasa lelah.
  • Pembengkakan pada tungkai.
  • Batuk yang memburuk pada malam hari.
  • Berat badan naik atau turun drastis.
  • Cemas.
  • Gelisah.
  • Penurunan nafsu makan.
  • Perut kembung.

6. Neonatal respiratory distress syndrome

Penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada bayi yang baru saja lahir. Kondisi ini sangat rentan terjadi pada bayi yang lahir secara prematur. Untuk membantu proses pernapasan, biasanya bayi akan mendapatkan perawatan dengan menggunakan ventilator. 

Ada beberapa gejala yang menandakan bayi mengalami kondisi ini, seperti:

  • Kebiruan pada kuku, bibir, dan kulit.
  • Napas yang lebih pendek.
  • Cuping hidung yang mengembang saat bernapas.
  • Muncul suara atau mengi saat bernapas.

7. Kondisi medis lainnya

Selain beberapa penyakit tersebut, ada kondisi medis lain yang juga membutuhkan perawatan dan penanganan menggunakan ventilator, yaitu:

  • Serangan jantung.
  • Henti jantung.
  • Keracunan karbon dioksida.
  • Asidosis.
  • Alkalosis.
  • Bius total.
  • Cedera kepala berat.
  • Stroke.
  • Overdosis penggunaan obat.
  • Sindrom gangguan pernapasan neonatal.
  • Bayi prematur.
  • Peradangan paru-paru.
  • Cara Menggunakan Ventilator

    Bagaimana cara kerja mekanisme dari ventilator? Alat ini akan meniupkan tekanan udara beroksigen ke saluran pernapasan. Saluran pernapasan tersebut, yaitu hidung, mulut, tenggorokan, kotak suara, tenggorokan, dan tabung paru-paru.

    Oksigen dari ventilator dapat didorong ke paru-paru menggunakan dua cara berbeda, yaitu menggunakan masker yang sesuai dan tabung pernapasan.

    1. Dengan masker

    Penggunaan masker untuk memasukkan oksigen ke dalam paru-paru terkenal sebagai ventilasi non-invasif. Dengan menggunakan cara ini, masker akan terpasang pada hidung dan mulut.

    Metode ini biasanya berguna bagi gangguan kesehatan yang tidak terlalu parah. Selain itu, metode ini terkenal lebih nyaman daripada tabung yang masuk ke dalam saluran pernapasan.Metode ini juga berisiko mengurangi risiko efek samping dan komplikasi dari penggunaan ventilator. 

    Berikut penggunaan ventilator dengan masker, yaitu:

    • Kantong resusitasi akan dipasangkan pada katup non pernapasan dan masker ventilator yang akan dipasang.
    • Ujung kantong resusitasi akan dihubungkan dengan sumber oksigen.
    • Kemudian, masker akan dipasangkan secara manual pada wajah hingga menutupi hidung dan mulut.
    • Pasien bisa mendapatkan oksigen melalui hidung dan mulut. Setelah itu, pasien akan bernapas seperti biasa.

    2. Dengan tabung pernapasan

    Untuk kondisi kesehatan yang lebih parah, ventilator biasanya menggunakan tabung pernapasan. Cara ini terkenal sebagai ventilasi invasif.

    Sebelum penggunaan, pasien akan mendapatkan bius total untuk mengurangi rasa sakit. Berikut pemasangan ventilator dengan tabung pernapasan, seperti:

    • Tabung pernapasan akan dimasukkan ke dalam tenggorokan yang terhubung dengan ventilator.
    • Tabung pernapasan akan memasukkan oksigen sehingga tubuh mendapatkan oksigen hingga kondisi membaik atau pemulihan.
    • Jika pasien membutuhkan penggunaan ventilator dengan tabung pernapasan dalam waktu yang panjang, biasanya dokter akan melakukan trakeostomi.
    • Trakeostomi akan melibatkan dokter bedah untuk membuat sebuah lubang pada bagian depan leher, untuk memasukkan tabung pernapasan ventilator.
    • Tabung akan dimasukkan melalui trakea tepatnya di bawah pita suara. Setelah itu, tabung akan dihubungkan dengan ventilator.

    Tentunya penggunaan ventilator hanya bisa dilakukan oleh tim medis atau dokter bedah. Ada beberapa tim medis yang akan melakukan pemantauan, seperti ahli anestesi, dokter spesialis paru, ahli bedah, hingga perawat. 

Sumber : alodokter. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.