Informasi Kesehatan

Waspada, Ini Gejala Anemia Defisiensi Besi yang Bisa Terjadi

b6f3797abecb3343b0b4ef5dda3b46ef.jpg

Catat, Ini Resep Kue Lebaran untuk Pengidap Diabetes

“Pengidap diabetes tetap bisa menikmati lezatnya kue lebaran…

Ini 5 Penyebab Sakit Pinggang Belakang yang Sering Diabaikan

Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke…

Berbagai Jenis Obat DBD yang Perlu Diketahui

Ada berbagai jenis obat DBD untuk mengatasi penyakit…

"Anemia defisiensi besi bisa menurunkan produksi sel darah merah dalam tubuh. Akibatnya seseorang mudah kelelahan, kulit pucat, sulit fokus bahkan pingsan."

 

Anemia defisiensi besi terjadi ketika seseorang kekurangan zat besi sehingga menurunkan produksi sel darah merah. Zat besi adalah komponen utama hemoglobin.

Jenis protein ini mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Itu sebabnya, kekurangan zat besi bisa menimbulkan sederet gejala masalah kesehatan. 

Gejala Anemia Defisiensi Besi

Berikut berbagai gejala yang bisa ditimbulkan dari anemia defisiensi besi:

1. Kelelahan 

Salah satu gejala utama anemia defisiensi besi adalah kelelahan yang berlebihan. 

Pengidapnya mungkin merasa lesu, lemah, dan kurang energi untuk menjalani aktivitas sehari-hari. 

Kelelahan ini dapat muncul bahkan setelah mendapatkan istirahat yang cukup. Jika tidak tertangani, kelelahan bisa memengaruhi kualitas hidup pengidapnya. 

2. Kulit terlihat pucat

Kekurangan zat besi dapat memengaruhi warna kulit. Orang yang mengidap anemia defisiensi besi seringkali memiliki kulit yang lebih pucat.

Penyebabnya karena kurangnya jumlah sel darah merah yang memberikan warna normal pada kulit.

3. Napas pendek

Gejala lainnya adalah kesulitan bernapas atau napas yang pendek. Hal ini karena kurangnya oksigen yang dibawa oleh sel darah merah ke seluruh tubuh.

Akibatnya, seseorang mungkin mengalami napas pendek dan kesulitan bernapas, terutama saat melakukan aktivitas fisik.

4. Detak jantung cepat

Kekurangan zat besi dapat memaksa jantung untuk bekerja lebih keras guna mengompensasi kurangnya oksigen dalam darah.

Alhasil, detak jantung menjadi lebih cepat atau sensasi berdebar pada dada. 

5. Pusing atau pingsan

Kekurangan oksigen dalam tubuh dapat memengaruhi fungsi otak dan menyebabkan gejala seperti pusing, rasa ringan, atau bahkan pingsan.

Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen, organ-organ utama seperti otak tidak dapat berfungsi dengan baik. 

Otak membutuhkan oksigen yang cukup untuk menjalankan fungsi-fungsinya secara normal. Kurangnya oksigen dapat menyebabkan pusing, lemas, dan kemudian pingsan.

6. Kuku lebih rapuh

Kuku yang rapuh, mudah patah, dan memiliki warna yang pucat atau kebiruan bisa menjadi tanda anemia defisiensi besi.

Kondisi ini terjadi karena kurangnya zat besi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan kuku.

Kurangnya suplai oksigen dan nutrisi yang mencapai sel-sel di sekitar kuku juga bisa menjadi penyebab utamanya.

Ketika seseorang mengalami anemia, jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam darah dapat menurun, mengakibatkan kurangnya oksigen yang mencapai jaringan dan sel-sel di sekitar kuku. 

Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan kuku yang terganggu dan membuatnya menjadi rapuh, kering, atau bahkan retak.

7. Gangguan konsentrasi

Anemia dapat menyebabkan gangguan konsentrasi karena kurangnya pasokan oksigen yang mencapai otak.

Ketika seseorang mengalami anemia, jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam darah dapat menurun, mengakibatkan kurangnya oksigen yang tersedia untuk otak.

Oksigen sangat penting untuk menjaga fungsi normal otak, termasuk fungsi kognitif seperti konsentrasi, ingatan, dan pemrosesan informasi.

Kurangnya oksigen dapat menyebabkan otak bekerja lebih lambat dan kurang efisien, sehingga dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk fokus dan berkonsentrasi. 

Akibatnya, seseorang menjadi sulit untuk fokus pada tugas atau kegiatan sehari-hari.

8. Perubahan selera makan

Anemia dapat menurunkan selera makan karena. Salah satu penyebabnya karena kurangnya oksigen yang dibawa oleh sel darah merah ke seluruh tubuh, termasuk ke jaringan dan organ-organ yang terlibat dalam proses pencernaan. 

Oksigen diperlukan untuk membakar nutrisi dan menghasilkan energi dalam sel-sel tubuh.

Ketika seseorang mengalami anemia dan terjadi penurunan kadar hemoglobin, jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah juga menurun. 

Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya energi yang diproduksi dalam sel-sel tubuh, termasuk sel-sel pencernaan.

Akibatnya, fungsi sistem pencernaan dapat terganggu, dan seseorang mungkin mengalami kehilangan selera makan.

Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin mengalami hasrat makan yang aneh atau keinginan untuk mengonsumsi barang-barang non-makanan seperti es, tanah, atau benda-benda lain (pica).

Itulah informasi seputar anemia defisiensi besi yang perlu kamu ketahui. Jika kamu memiliki pertanyaan lain tentang kondisi ini, jangan ragu menghubungi dokter 

 

Sumber :  Halodoc  . . com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.