Informasi Kesehatan

Mengenal Fertilisasi dan Proses Terjadinya Kehamilan

memahami-fertilisasi-proses-kompleks-demi-menghasilkan-keturunan-1585653722.jpg

Kadar pH Vagina Berpengaruh pada Kesehatan, Ini Penjelasannya

"Kadar potential of hydrogen (pH) vagina harus tetap…

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental saat Hamil

Setiap wanita hamil wajib memperhatikan kesehatannya secara keseluruhan,…

Ibu Hamil Makan Nanas, Apa Manfaat dan Dampak Buruknya?

“Banyak mitos yang mengatakan bahwa ibu hamil tidak…

“Fertilisasi atau pembuahan adalah proses pertemuan sel telur dan sel sperma. Zigot merupakan hasil dari fertilisasi, perkembangannya yang berjalan optimal dapat menyebabkan kehamilan yang sehat.”

 Seorang wanita hanya bisa melepaskan satu sel telur setiap bulannya. Namun, pria mampu melepaskan berjuta-juta sperma dalam satu kali proses ejakulasi. Meskipun begitu, hanya ada satu sel sperma yang paling kuat dan mampu mencapai sel telur untuk melakukan proses pembuahan.

Nah, proses pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut dengan pembuahan atau fertilisasi. Agar kamu lebih memahami proses dan hasil dari fertilisasi, sebaiknya simak ulasan lengkap mengenai fertilisasi dan proses terjadinya kehamilan berikut ini!

Apa itu Fertilisasi?

Fertilisasi adalah proses terjadinya sel telur dan sel sperma untuk membentuk satu sel baru. Ini adalah proses awal dari tahapan kehamilan yang akan terjadi. Banyak yang mengira bahwa fertilisasi atau pembuahan terjadi pada rahim karena proses perkembangan janin ada di sana. Padahal, fertilisasi terjadi pada bagian tuba falopi.

Namun, fertilisasi tidak selalu terjadi. Proses ini harus dilakukan dalam waktu yang tepat. Biasanya, jangka waktu hanya terjadi dalam rentang yang cukup pendek, yaitu pada masa wanita mengalami ovulasi. Mulai dari beberapa hari sebelum dan setelah ovulasi.

Untuk itu, agar proses fertilisasi dapat terjadi, seorang pria dan wanita perlu memastikan kapan waktu ovulasi agar proses pembuahan dapat terjadi.

Selain waktu yang kurang tepat, ada beberapa faktor yang menyebabkan fertilisasi tidak dapat terjadi, seperti sperma yang terlalu dini atau terlambat menuju sel telur hingga sel sperma masuk ke dalam tuba falopi yang salah.

Proses Fertilisasi pada Tubuh Wanita

Saat terjadinya ovulasi, struktur kecil yang terkenal dengan fimbriae akan memandu sel telur untuk berjalan menuju ke rahim melalui saluran tuba falopi. Kemudian, saat pria melakukan ejakulasi dalam vagina, sel sperma akan berenang untuk menuju tuba falopi.

Saat sel telur dan sel sperma bertemu, proses inilah yang disebut pembuahan atau fertilisasi. Berikut ini yang langsung terbentuk setelah proses fertilisasi adalah zigot. Sekitar satu minggu setelah sel sperma membuahi sel telur, zigot akan berpindah ke dalam rahim. Perkembangan sel pada zigot disebut blastokista.

Blastokista kemudian menempel pada rahim yang dikenal dengan istilah implantasi. Ketika implantasi terjadi, maka sel-sel akan terus berkembang menjadi janin dan sel lainnya membentuk plasenta.

Tahapan Proses Kehamilan

Kebanyakan siklus menstruasi berjalan selama 28 hari. Pada tahap ini, sebenarnya tubuh sudah mempersiapkan kemungkinan hamil jika terjadi fertilisasi atau pembuahan pada rentang waktu ini.

Ada beberapa proses yang perlu kamu lalui hingga bisa mendapatkan kehamilan, seperti:

  • Hari pertama menstruasi. Hari pertama dihitung sebagai hari pertama menstruasi.
  • Ovulasi. Sekitar 14 hari setelah hari pertama akan terjadi ovulasi.
  • 24 jam setelah ovulasi. Jika beberapa hari sebelum ovulasi sel sperma masuk ke dalam tubuh wanita melalui vagina, maka dapat terjadi fertilisasi atau pembuahan.
  • Sekitar enam hari setelah pembuahan. Sel telur yang berhasil melalui proses fertilisasi atau embrio akan melalui proses implantasi pada dinding rahim.
  • Sekitar hari ke 21 maka tubuh akan mengalami tanda-tanda awal kehamilan. Hal ini terjadi karena plasenta mulai terbentuk.
  • Plasenta yang ada akan memproduksi dan melepaskan hormon chorionic gonadotropin (hCG) ke dalam darah dan urine.

Kehamilan sendiri berjalan sekitar 40 minggu. Berikut tahapan proses kehamilan yang dijalankan, yaitu:

1. Trimester pertama (1-12 minggu)

Pada minggu pertama kehamilan, tentunya tanda kehamilan yang akan dirasakan adalah berhentinya siklus menstruasi. Selain itu, ada beberapa tanda lainnya, seperti morning sickness, kelelahan, perubahan pada payudara menjadi lebih lembut dan membesar, konstipasi, perubahan suasana hati, hingga penurunan berat badan.

2. Trimester kedua (13-28 minggu)

Biasanya, trimester kedua akan dilalui dengan lebih mudah oleh para bumil. Pasalnya, memasuki trimester kedua ini gejala mual dan muntah mulai membaik. Sehingga ibu bisa melakukan berbagai aktivitas ringan dengan lebih optimal.

Bersamaan dengan perkembangan janin dalam rahim, ibu juga kerap mengalami beberapa gejala lainnya. Contohnya seperti nyeri pada punggung hingga panggul, muncul stretch mark pada beberapa area, hingga pembengkakan pada area kaki, tangan, hingga wajah.

3. Trimester ketiga (29-40 minggu)

Janin yang semakin berkembang dan membesar membuat tekanan pada beberapa organ tubuh. Salah satunya kandung kemih. Hal ini membuat frekuensi buang air kecil ibu hamil akan meningkat. 

Bukan itu saja, biasanya pada trimester ketiga juga membuat ibu lebih cepat lelah dan nafas yang menjadi lebih pendek. Untuk itu, selalu pastikan melakukan kegiatan yang aman dan ringan setiap harinya.

Pada trimester ketiga akhir ibu juga akan lebih sering mengalami kontraksi palsu. Jadi, pastikan untuk mengetahui tanda-tanda kelahiran.