Informasi Kesehatan

Adenoiditis Sebabkan Sinusitis, Ini Penjelasannya

Adenoids_1.jpg

Perhatikan 8 Gejala Nyeri Pergelangan Tangan yang Wajib Diwaspadai

"Nyeri pada pergelangan tangan adalah kondisi yang tidak…

Inilah Tanda-tanda Kalau Kamu Kelebihan Gula Darah

angan remehkan kadar gula darah yang tinggi, karena…

Kenali 5 Gejala Kolesterol Tinggi pada Wanita

“Kadar kolesterol tinggi dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara…

Adenoid adalah sekumpulan jaringan limfatik yang berada di faring atau tenggorokan, lebih tepatnya pada bagian belakang hidung. Organ tubuh ini memiliki tugas utama untuk melindungi tubuh dari paparan virus maupun bakteri yang masuk melalui mulut maupun hidung bersama dengan amandel. 

Biasanya, ukuran adenoid akan cenderung membesar sampai anak memasuki usia 6 tahun, selanjutnya ukurannya akan perlahan mengecil dan berhenti berubah ukuran saat anak telah mencapai usia 16 tahun. Oleh karena bertugas untuk memerangi bakteri maupun virus jahat, adenoid bisa saja mengalami peradangan atau infeksi, sehingga terjadilah adenoiditis. 

Bagaimana Adenoiditis Bisa Sebabkan Sinusitis?

Adenoiditis lebih sering terjadi pada anak, karena kelenjar ini masih terus mengalami perubahan ukuran pada usia anak-anak. Meski begitu, masalah kesehatan ini juga bisa terjadi pada orang dewasa. Seringnya, masalah kesehatan ini ditemui pada anak yang memiliki riwayat radang amandel. 

Lalu, bagaimana adenoiditis bisa menyebabkan sinusitis? Ternyata, sinusitis menjadi salah satu komplikasi yang mungkin terjadi apabila adenoiditis tidak segera mendapatkan penanganan atau justru tidak diobati sama sekali. Pasalnya, masalah kesehatan ini dapat mengganggu aliran udara pada hidung. 

Sinusitis bisa terjadi karena pembengkakan kelenjar adenoid, sehingga rongga sinus akan terisi oleh cairan dan berujung pada infeksi. Selain pembesaran pada kelenjar ini, sinusitis juga bisa terjadi karena kebiasan buruk merokok, infeksi jamur, kegiatan berenang dan menyelam, benda asing yang terjebak di hidung, hingga cedera pada hidung.

Tidak hanya sinusitis, adenoiditis yang dibiarkan tanpa penanganan juga bisa memicu munculnya sejumlah komplikasi lainnya. Ini termasuk telinga, hidung, bahkan hingga dada. Infeksi telinga tengah menjadi komplikasi pada telinga yang sering terjadi, karena letak adenoid yang dekat dengan saluran Eustachius. 

Dalam keadaan normal, saluran Eustachius bertugas untuk drainase cairan pada telinga bagian tengah. Namun, peradangan yang membuat kelenjar adenoid membengkak akan menghambat aliran pada tuba dan menyebabkan infeksi, bahkan bisa mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran.

Mengenali Penyebab dan Gejala Adenoiditis

Infeksi virus maupun bakteri disinyalir menjadi penyebab utama terjadinya adenoiditis. Bakteri yang terlibat yaitu Streptococcus, sementara virus yang menjadi penyebabnya adalah adenovirus, rhinovirus, dan virus Epstein-Barr. Namun, adenoiditis bisa juga terjadi karena iritasi yang disebabkan oleh naiknya asam lambung pada pengidap GERD.

Jika kamu pernah mengalami radang atau sakit tenggorokan sebelumnya, peradangan adenoid dapat lebih rentan terjadi. Pasalnya, ketika kamu mengalami sakit tenggorokan, amandel bisa terinfeksi. Di sisi lain, adenoid yang letaknya lebih tinggi pada bagian mulut, belakang hidung, dan langit-langit mulut pun bisa turut terinfeksi.

Sementara itu, gejala yang bisa kamu kenali ketika mengidap adenoiditis adalah kesulitan bernapas. Lalu, disertai dengan sakit pada tenggorokan, rasa kering dan nyeri pada tenggorokan, hidung berair dan mengeluarkan cairan berwarna kehijauan, suara menjadi sengau ketika sedang berbicara, bernapas menjadi lebih mudah jika dilakukan melalui mulut, hingga mengalami kesulitan bernapas ketika sedang tidur. 

 

sumber: Halodoc . . com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna