“Dermatitis atopik dapat menurunkan kualitas hidup pengidapnya akibat gejala gatal, kering, dan kemerahan pada kulit. Pengidapnya akan mengalami ketidaknyamanan dan dampak sosial serta psikologis yang signifikan.”
Dermatitis atopik (eksim) adalah salah satu bentuk eksim yang paling umum dialami oleh anak-anak.1 Masalah kesehatan ini menyebabkan kulit menjadi gatal, kering, dan pecah-pecah.1,2
Dermatitis atopik biasanya bersifat jangka panjang (kronis).1 Meski begitu kondisi ini dapat membaik secara signifikan, atau bahkan hilang sama sekali seiring bertambahnya usia anak.1
Ketahui di bawah ini gejala dan tingkat keparahannya, serta cara tepat mengatasi gejala yang muncul!
Gejala dermatitis atopik dapat bervariasi pada masing-masing pengidap. Hal tersebut tergantung pada usianya, rutinitas perawatan kulit, jenis eksim, kondisi kesehatan, dan tingkat keparahannya.2
Meski memiliki gejala yang bervariatif, umumnya pengidapnya akan mengalami eksim atau rasa gatal di kulit yang berkisar dari ringan hingga parah.1,2 Mereka juga akan mengalami beberapa gejala berupa:1,2
Pada pemilik kulit terang, ruam akan tampak berwarna kemerahan.1 Sementara pada kulit gelap, lesinya akan tampak keunguan, abu-abu, atau kecoklatan yang disertai dengan bercak kering dan bersisik.1
Selain itu, lokasi munculnya ruam pun bergantung pada usia pengidapnya, contohnya:2
Semua pengidap eksim akan mengalami disfungsi pada pelindung kulit, sehingga kulit rentan terhadap kerusakan.2 Masalah ini memiliki 3 tingkat keparahan, yaitu akut, subakut, dan kronis.2
Ini adalah fase awal eksim, yang disebut dengan dermatitis atopik, di mana gejala pertama kali muncul.2 Kondisi ini dialami oleh 15–30% anak-anak di tahun pertama dan 2–10% orang dewasa.2 Di fase ini, pengidapnya akan mengalami ruam gatal.2
Fase ini terjadi antara eksim akut dan kronis, di mana kulit mengalami pengelupasan pecah-pecah.2 Rasa gatalnya mungkin saja berkurang, tetapi hal ini bukan menjadi pertanda kesembuhanan.2 Sebab, rasa gatalnya bisa menjadi akut atau berkembang menjadi kronis.2
Pada eksim kronis, rasa gatal bisa bertambah parah dan lesi bisa menyebar hingga menutupi area kulit yang lebih luas.2 Kulit akan mengalami penebalan dan retakan, lebih menonjol, serta hiperpigmentasi.2
Semakin berat tingkat keparahannya, semakin besar dampak dermatitis atopik pada kualitas hidup pengidapnya.3,4 Terkadang mereka dapat mengembangkan masalah fisik seperti infeksi kulit yang meluas, ataupun dampak psikologis seperti penurunan rasa percaya diri.1,3,4
Ketahui penjelasan lain terkait dengan dermatitis atopik dalam artikel ini: Mengenal Dermatitis Atopik, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya.
Akibat rasa gatal dan gejala yang mengganggu penampilan kulit, pengidap dermatitis atopik bisa mengalami dampak berupa:
Menurut jurnal The Journal of Allergy and Clinical Immunology dalam studi berjudul Patient perspectives on the management of atopic dermatitis, rata-rata pengidap akan mengalami serangan dermatitis atopik sebanyak 67 malam per tahun.3
Studi di atas juga menyebutkan, pasien dengan penyakit parah mempunyai lebih banyak gangguan tidur malam akibat serangan gejala yang muncul.3 Jumlahnya setara dengan 162 malam per tahun.3
Pengidap dermatitis atopik (DA) juga mengalami perubahan gaya hidup sehari-hari. Masih dari jurnal di atas, sebanyak 86% pengidapnya menghindari setidaknya satu aktivitas sehari-hari.3 Contohnya seperti mandi atau memakai baju yang mengekspos tangan dan kaki.3
Serangan DA juga berdampak negatif terhadap kinerja dan produktivitas tugas sekolah anak secara keseluruhan.3,4 Rata-rata anak dan orang dewasa mengambil 2.5 hari libur per tahun akibat serangan DA.3
Sementara pasien dengan kondisi yang lebih parah, mereka bisa mengambil hari libur lebih panjang, yaitu rata-rata 5.3 hari per tahun.3
Psikososial merujuk pada interaksi kompleks antara aspek-aspek psikologis dan sosial dalam kehidupan seseorang. Hal tersebut mencakup pengaruh pikiran, emosi, dan perilaku.
Pada pengidap dermatitis atopik, ada sebanyak 51% pasien yang mengalami penurunan kondisi psikis saat terjadi serangan DA.3 Kondisi ini mempengaruhi harga diri pasien, suasana hati, kepercayaan diri, dan kemampuan untuk membangun serta mengelola hubungan.3
Rata-rata, 43% pasien sangat khawatir ketika menunjukkan dirinya di depan umum saat terjadi kekambuhan gejala.3 Hal ini secara signifikan lebih sering terjadi pada 53% pasien dewasa berusia di atas 18 tahun.3
Rasa gatal akibat dermatitis atopik adalah penyebab disease burden yang paling besar.5 Disease burden atau “beban penyakit” merujuk pada dampak suatu kondisi kesehatan tertentu pada populasi atau individu, baik dari segi kesehatan fisik maupun ekonomi.
Dalam jurnal terbitan Advances in Therapy dengan judul Psychosocial comorbidities and health status among adults with moderate-to-severe atopic dermatitis: A 2017 US National Health and Wellness Survey Analysis, ada sebanyak 56.6% pasien yang melaporkan kesulitan tidur, 70.7% mengalami depresi, dan 60.9% mengalami kecemasan akibat dermatitis atopik.4
Cara utama mengatasi DA dengan menghindari alergen dan iritan yang bisa memicu kambuhnya eksim.1,2 Langkah perawatan bergantung pada jenis, tingkat keparahan, dan riwayat penyakit pengidapnya.2 Terapi yang tepat tidak hanya mampu mengatasi gejala DA, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup pengidapnya.1,2
Contoh terapi topikal menggunakan:
Dengan menggunakan:
Di sini dokter akan menggunakan gelombang cahaya ultraviolet B dan psoralens UVA dalam terapi cahaya untuk merawat area yang terdampak.2 Perawatan ini hanya berlaku untuk pengidap eksim yang sudah mencapai tahap kronis.2
Caranya dengan melembapkan kulit secara teratur menggunakan produk yang tidak mengiritasi dan bebas alergen serta parfum.2 Langkah ini dapat membantu menghidrasi kulit dan meringankan gejala pada fase akut.2
Pengidapnya juga bisa melakukan mandi oatmeal dengan air hangat, yang bertujuan untuk mengurangi rasa gatal.2 Jika perlu, konsumsilah probiotik untuk memelihara mikrobioma baik di permukaan kulit.2
Rutin melakukan konsultasi ke dokter spesialis kulit bila gejala DA tak kunjung membaik. Tujuannya untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mengetahui terapi terbaru untuk mengobati DA.
Sumber: halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.