Informasi Kesehatan

Nafsu Makan Berkurang di Bulan Puasa? Atasi dengan 5 Cara Ini

60cebd8b22fb6.jpg

Ini Lho Cara Tepat Makan Oatmeal untuk Diet

“Sudah rutin makan oatmeal, eh berat badan malah…

8 Pilihan Makanan Setelah Melahirkan

Macam-Macam Makanan Setelah Melahirkan Berikut ini adalah beberapa…

Jarang Diketahui, Inilah Manfaat Lada Hitam untuk Kesehatan

Manfaat Lada Hitam Lada hitam memiliki manfaat signifikan…

“Perubahan pola makan ketika bulan puasa dapat membuat seseorang mengalami penurunan nafsu makan. Meskipun begitu, dengan minum vitamin, olahraga ringan, dan mengonsumsi camilan, nafsu makan pun dapat pulih kembali.”

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan nafsu makan. Salah satunya adalah perubahan pola makan dan metabolisme dalam tubuh, yang dapat membuat seseorang mengalami penurunan nafsu makan yang cukup signifikan ketika berpuasa.

Apakah kamu adalah salah satu orang yang kehilangan nafsu makan ketika berpuasa? Nah, simak artikel ini untuk mengetahui cara mengatasi nafsu makan yang menurun!

Cara Mengatasi Nafsu Makan yang Menurun Ketika Puasa

Secara umum, penurunan nafsu makan dapat ditandai oleh berbagai faktor seperti berat badan yang turun atau malanutrisi. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang serius.

Nah berikut adalah cara mengembalikan nafsu makan yang bisa kamu lakukan:

1. Konsumsi makanan yang mudah dicerna

Bagi sebagian orang, mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dapat merangsang nafsu makan, terutama jika penyebab nafsu makan menurun karena masalah pencernaan atau gangguan makan.

Pasalnya, makanan yang mudah dicerna cenderung lebih ringan dan tidak membebani sistem pencernaan. Alhasil,tubuh  lebih mudah menyerap nutrisi dan mendapatkan kembali energi yang hilang. Oleh karena itu, cobalah pilih makanan yang mudah dicerna seperti bubur, sayuran rebus, dan yoghurt ke dalam menu makanmu!

2. Mengonsumsi vitamin 

Selain bermanfaat bagi kesehatan tubuh, vitamin juga dapat memulihkan nafsu makan. Terlebih vitamin D dan B Kompleks. Vitamin D dapat melancarkan pencernaan sehingga penyerapan nutrisi menjadi lebih optimal. Sedangkan vitamin B Kompleks dapat berperan dalam memperbaiki fungsi metabolisme tubuh dan meningkatkan nafsu makan.

3. Olahraga ringan

Selain bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi darah, melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat meningkatkan gerakan usus dan memberikan stimulasi terhadap enzim pencernaan. 

Dengan berolahraga, tubuh akan membakar lebih banyak energi sehingga membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk mengisi kembali energi yang hilang. Berolahraga juga dapat mengurangi tekanan pada lambung dan membuat penyerapan nutrisi menjadi lebih optimal.

4. Mengonsumsi camilan dan makanan favorit

Sering kali nafsu makan menurun karena menu berbuka dan sahur yang kurang bervariasi. Oleh karena itu, cobalah sajikan camilan atau makanan favorit ke dalam menu berbuka dan sahur agar nafsu makan pulih kembali. 

Alangkah lebih baik apabila kamu memilih camilan yang juga bergizi seperti buah-buahan, dan puding yang memiliki kalori tinggi.

5. Kelola stres dengan baik

Yang terakhir dan tidak kalah penting adalah mengelola stres dengan baik. Stres yang berlebih dapat memicu produksi hormon kortisol. Hormon jenis ini dapat mengganggu nafsu makan sehingga menimbulkan gangguan pencernaan.

Stres yang tinggi juga dapat memengaruhi emosi seseorang. Contohnya seperti seseorang yang depresi cenderung mengonsumsi makan dengan jumlah yang lebih sedikit.

Itulah cara yang dapat kamu lakukan untuk mengembalikan nafsu makan selama berpuasa. Nafsu makan yang terkelola dengan baik selama bulan puasa dapat menjaga kesehatan tubuh secara optimal, dan menghindari diri dari penyakit pencernaan.

 

Sumber: halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.