Informasi Kesehatan

Penyebab Mual Setelah Makan dan Cara Mengantisipasinya

007514000_1575255349-Mual-dan-Muntah-Hebat-Waspada-Glaukoma_-By-belchonock-123rf-119838851.jpg

Polusi, Ini Jenis, Dampak, dan Cara Meminimalkan Paparannya

Polusi adalah pencemaran lingkungan oleh materi biologis dan…

4 Pemeriksaan untuk Deteksi Abdominal Migrain

Bila selama ini migrain diketahui sebagai penyakit yang…

Bahaya Jangka Panjang Penggunaan Obat Tidur bagi Kesehatan

Obat tidur kerap digunakan sebagian orang untuk mengatasi…

“Sebagian besar kasus mual setelah makan tidak membahayakan. Penyebab umumnya yakni GERD, tukak lambung, flu perut, keracunan makanan, alergi makanan dan kehamilan.”

Mual setelah makan ditandai dengan rasa tidak nyaman di perut dan seolah-olah ingin muntah. Kondisi ini biasanya muncul jika menyantap makanan dalam porsi yang terlalu banyak.

Namun, jika masalah ini kerap terjadi meski sudah mengurangi porsi makan, mual bisa menjadi indikasi dari penyakit tertentu. Di antaranya GERD, tukak lambung, flu perut, keracunan makanan, alergi makanan dan kehamilan.

Mual yang diikuti dengan setelah makan juga bisa menjadi pertanda bahaya. Apalagi, jika mual dan muntah disertai dengan keluhan lain. Misalnya, sakit kepala hebat, nyeri dada, penurunan kesadaran dan demam tinggi.

7 Penyebab Mual Setelah Makan

1. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

GERD atau penyakit asam lambung terjadi ketika asam lambung mengalir naik dari perut ke kerongkongan. Kondisi ini mengakibatkan iritasi pada mulut dan kerongkongan. Adapun gejala yang muncul selain mual, yakni muntah, nyeri perut atau nyeri ulu hati dan terasa perih di area dada.

2. Tukak Lambung

Tukak lambung terjadi akibat luka di lapisan dinding lambung. Penyebabnya, yakni infeksi bakteri, efek samping obat-obatan, kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Selain mual, gangguan ini ditandai dengan perut kembung, lemas, sering bersendawa dan dada terasa seperti terbakar.

3. Flu Perut

Flu perut atau gastroenteritis merupakan infeksi sistem pencernaan akibat mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi virus atau kuman. Adapun gejalanya, yakni mual setelah makan, diare, muntah, demam, sakit perut, sakit kepala dan lemas.

4. Keracunan Makanan

Keracunan makanan adalah gangguan yang terjadi akibat mengonsumsi asupan yang sudah terkontaminasi zat beracun atau kuman. Gangguan ini dapat memicu munculnya rasa mual selama 2 hingga 8 jam. Adapun gejala lainnya, yakni sakit perut, diare, perut kembuh, muntah-muntah dan lemas.

5. Alergi Makanan

Mual pada pengidap alergi makanan biasanya disertai dengan gejala lain, yakni gatal-gatal, ruam kulit dan pembengkakan di area bibir, mata serta tenggorokan. Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan secepatnya, karena berisiko membahayakan nyawa pengidap.

6. Kehamilan

Mual setelah makan kerap dialami oleh ibu hamil di trimester pertama kehamilan. Penyebabnya yakni meningkatnya produksi hormon estrogen yang memicu peningkatan produksi asam lambung. Lakukan skrining kehamilan untuk memastikan kondisi mual masih tergolong normal.

7. Pola Hidup Tidak Sehat

Adapun kebiasaan yang memicu gangguan lambung, sehingga berdampak pada mual setelah makan yakni merokok dan mengonsumsi alkohol. Selain mual, kebiasaan tersebut dapat memicu nyeri ulu hati, muntah-muntah, penurunan nafsu makanan dan sakit perut.

Tips Mencegah Mual 

Adapun langkah yang bisa dilakukan guna menurunkan potensi mual setelah makan, yakni:

  • Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil dan kunyah secara perlahan sampai benar-benar halus.
  • Jangan langkah beraktivitas setelah makan. Beristirahat terlebih dulu dalam waktu 15 hingga 30 menit dalam posisi duduk.
  • Membatasi atau menghindari mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Berhenti merokok.
  • Hindari jenis makanan atau minuman yang dapat memicu masalah pada lambung. Di antaranya makanan pedas dan berlemak serta minuman bersoda.
  • Mengonsumsi jahe hangat.

Jika mual menyebabkan muntah-muntah, pengidap disarankan untuk mengonsumsi banyak cairan guna menggantikan asupan yang keluar dari dalam tubuh.

Jika tidak, kondisi tersebut berpotensi menyebabkan dehidrasi dan malnutrisi.

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.