Informasi Kesehatan

Ini 7 Penyebab Keputihan Setelah Haid dan Cara Mengatasinya

20210922144550.jpg

Berapa Kalori dalam Segelas Milk Tea? Ini Faktanya

“Kalori dalam milk tea berkisar 302 kilokalori. Jumlahnya…

Susu Skim Vs Susu Murni, Mana yang Lebih Menyehatkan Tubuh?

“Susu skim dinilai lebih sehat ketimbang susu murni.…

Gula Batu Tidak Lebih Sehat daripada Gula Pasir

Gula batu dan gula pasir kerap digunakan sebagai…

“Keputihan setelah haid adalah proses alami tubuh untuk membuang sisa darah saat menstruasi. Jika terjadi berkepanjangan, keputihan bisa terjadi akibat infeksi jamur atau infeksi menular seksual.” 

Keputihan setelah haid adalah kondisi keluarnya cairan dari vagina setelah periode menstruasi atau haid selesai. Fenomena ini umumnya bersifat normal.

Lantas, kenapa setelah selesai haid keluar keputihan? Ini proses alami untuk membersihkan rahim dari sisa-sisa darah dan jaringan selama menstruasi. Warnanya bening, memiliki tekstur lendir, dan tidak berbau.

Penyebab Keputihan Setelah Haid

Keputihan setelah haid dapat bervariasi dan terkadang bisa menjadi tanda masalah kesehatan. Apakah keputihan setelah haid itu normal? Ini adalah hal yang normal jika keputihan tidak mengalami perubahan warna dan bau.

Namun, jika terdapat perubahan yang signifikan dalam warna, bau, atau teksturnya, ini bisa menjadi tanda dari gangguan kesehatan. Beberapa kemungkinan penyebabnya, yaitu:

1. Fluktuasi hormon yang belum stabil

Studi berjudul GnRH—A Key Regulator of FSH yang terbit pada Endocrinology menyatakan, selama siklus menstruasi wanita, otak dan ovarium memberikan sinyal kepada sistem reproduksi, sehingga terjadi fluktuasi hormon reproduksi di dalam tubuh menjadi tak terkendali. 

Studi juga menyebutkan beberapa jenis hormon yang berperan dalam proses tersebut, antara lain:

  • Estrogen. 
  • Hormon luteinisasi (LH).
  • Hormon perangsang folikel (FSH).
  • Progesteron.
  • Hormon pelepas gonadotropin (GnRH).

Hormon yang disebutkan di atas, memicu kelenjar di leher rahim dan vagina memproduksi lebih banyak keputihan. Biasanya, keputihan terjadi beberapa hari setelah menstruasi berakhir, yaitu saat kadar estrogen mulai meningkat dan tubuh bersiap untuk ovulasi.

Perubahan hormon dalam tubuh tak hanya menyebabkan keputihan setelah haid, tetapi juga memicu perubahan siklus menstruasi.

2. Darah masih tersisa

Penyebab keputihan setelah haid lainnya, yaitu adanya darah yang masih tersisa dan belum dikeluarkan dari lapisan rahim. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa hari setelah menstruasi berhenti.

Keputihan dari darah yang masih tersisa ini umumnya berwarna putih kecoklatan. Volumenya juga tidak terlalu banyak dan dapat membaik dengan sendirinya seiring dengan waktu.

3. Ovulasi

Ketika menstruasi selesai dan tubuh memasuki fase ovulasi, akan terjadi perubahan hormon dalam tubuh. Hal ini menyebabkan lendir serviks menjadi  lebih encer dan terjadi peningkatan produksi lendir di vagina. 

Proses tersebut yang mungkin menyebabkan keputihan setelah haid. Keputihan ini tersebut bersifat normal dan merupakan bagian dari proses alami reproduksi wanita.

4. Pil KB

Pil KB atau kontrasepsi oral meningkatkan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Perubahan hormonal ini dapat memengaruhi produksi lendir serviks, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan produksi keputihan. 

5. Vaginosis bakterialis

Vaginosis bakterialis (BV) adalah infeksi yang terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri alami di dalam vagina. Vagina sendiri memiliki tingkat keasaman yang sehat dan dijaga oleh bakteri baik. 

Ketika bakteri jahat menggantikan bakteri baik, pH vagina akan berubah. Hal ini dapat memengaruhi lendir serviks dan menyebabkan perubahan dalam konsistensi dan bau keputihan.

Salah satu tandanya adalah perubahan warna keputihan menjadi putih susu.

6. Infeksi jamur

Infeksi jamur dapat terjadi selama atau setelah menstruasi. Gangguan ini terjadi akibat produksi ragi atau jamur yang berlebihan, sehingga menyebabkan rasa gatal, terbakar, dan keputihan kental seperti keju.

7. Infeksi menular seksual

Mengidap infeksi menular seksual (IMS) juga dapat menyebabkan keputihan setelah haid berwarna kuning atau hijau. Keputihan akibat IMS ini bisa menjadi pertanda klamidia, trikomoniasis, dan gonore, serta menyebabkan bau menyengat.

Keputihan memang sangat mengganggu, terutama saat melakukan aktivitas seksual

Cara Mengatasi Keputihan Setelah Haid 

Perubahan lendir serviks terjadi akibat perubahan hormon sepanjang siklus menstruasi. Lantas, berapa lama keputihan saat haid? Jika memiliki siklus menstruasi 28 hari, umumnya keputihan akan mengikuti pola berikut:

  • Hari 1-4 setelah haid berakhir. Bertekstur kering atau lengket, warnanya bisa putih atau kuning.
  • Hari 4-6. Bertekstur lengket, agak lembab dan berwarna putih.
  • Hari 7-9. Konsistensi lembut seperti yogurt, basah.
  • Hari 10-14. Menyerupai putih telur mentah, licin, dan sangat basah.
  • Hari ke 14-28. Keputihan berhenti sampai terjadi haid.

Jika keputihan mengalami perubahan tekstur, bau, dan warna, perawatannya akan tergantung pada gejala yang kamu alami. Dalam kebanyakan kasus, keputihan biasanya normal dan tidak memerlukan pengobatan.

Jika diperlukan, pengobatannya meliputi:

  • Obat antijamur yang dijual bebas. Penggunaan obat ini direkomendasikan jika keputihan terjadi akibat infeksi jamur. Kamu bisa menggunakan kombinasi dari krim dan obat oral. 
  • Obat resep. Jenis obat ini diperlukan untuk infeksi yang lebih parah dan terjadi secara berulang, terutama pada orang pascamenopause.
  • Obat antibiotik.  Obat ini diperlukan jika keputihan setelah haid terjadi akibat vaginosis bakterialis. Dosis dan tata cara penggunaan akan diberikan langsung oleh dokter terkait.
  • Menjaga kebersihan area genital. Cuci area genital secara lembut dengan air hangat dan sabun ringan guna menjaga keseimbangan bakteri alami.
  • Perhatikan bahan celana dalam. Gunakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun agar dapat menyerap kelembaban. Jenis bahan ini juga dapat meningkatkan sirkulasi udara di area genital.
  • Hindari pakaian ketat. Pakaian ini menyebabkan penumpukan kelembaban di area genital. Dampaknya, akan terjadi pertumbuhan bakteri dan jamur. 
  • Perbanyak air putih. Minum banyak air dapat membantu menjaga hidrasi tubuh dan menjaga kelembaban alami di area genital. 

    Sumber : halodoc. com

    Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurn