Teknik pasteurisasi pertama kali dikenalkan oleh ahli kima dan biologi asal Prancis bernama Louis Pasteur tahun 1864. Untuk memanaskan susu, setidaknya ada 4 metode pasteurisasi yang bisa dilakukan, yaitu:
Setelah dipanaskan, susu harus segera didinginkan agar bakteri yang tertinggal tidak berkembang biak.
Meski lebih dianjurkan untuk mengonsumsi susu pasteurisasi, nyatanya masih banyak orang yang memilih susu segar. Salah satu alasannya adalah adanya anggapan bahwa kandungan nutrisi dalam susu segar lebih tinggi daripada susu pasteurisasi.
Namun, apakah anggapan tersebut benar? Mari simak berbagai fakta mengenai susu pasteurisasi berikut ini:
Kandungan aneka nutrisi, seperti vitamin, mineral, karbohidrat, protein, dan lemak, dalam susu pasteurisasi tidak hilang atau berkurang secara signifikan. Dibandingkan dengan susu mentah, kadar kalsium dan fosfor dalam susu pasteurisasi masih tetap tinggi karena kedua mineral tersebut tahan panas.
Sementara itu, kandungan vitamin B dan vitamin C pada susu pasteurisasi memang akan berkurang sedikit, tetapi tidak signifikan. Hal ini karena susu sapi pada dasarnya tidak mengandung banyak vitamin tesebut.
Alergi susu dipicu oleh protein dalam susu, seperti kasein dan whey. Kedua protein tersebut terdapat dalam susu segar maupun susu pasteurisasi.
Oleh karena itu, orang yang memiliki alergi susu tetap bisa mengalami gejala alergi setelah mengonsumsi susu jenis apa pun, baik susu pasteurisasi maupun susu mentah.
Intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh tidak dapat mencerna laktosa, yaitu sejenis gula dalam susu. Baik susu segar maupun susu pasteurisasi, keduanya sama-sama mengandung laktosa.
Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kondisi intoleransi laktosa berisiko mengalami gejala, seperti gatal, muncul ruam, atau diare, setelah mengonsumsi susu pasteurisasi maupun susu segar.
Meski telah menjalani proses pemanasan atau pasteurisasi, susu pasteurisasi diketahui tetap mengandung banyak nutrisi.
Beberapa riset bahkan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar asam lemak dalam susu pasteurisasi dengan susu segar atau susu mentah. Proses pasteurisasi justru dapat membuat asam lemak semakin mudah dicerna oleh tubuh.
Jika membeli susu segar langsung dari peternak sapi, Anda dapat melakukan proses pasteurisasi sendiri di rumah dengan beberapa cara berikut ini:
Langkah pertama dalam melakukan pasteurisasi susu adalah membersihkan wadah penyimpanan susu, seperti botol kaca, dengan sabun dan air hangat.
Selanjutnya, rendam botol di dalam wadah berisi air panas dengan suhu 77° Celsius atau lebih selama minimal 2 menit. Angkat botol tersebut dengan penjepit bersih dan biarkan mengering.
Siapkan dua panci dan isi salah satu panci dengan air, sedangkan panci lainnya dengan susu segar. Letakkan panci berisi susu segar di atas panci berisi air.
Letakkan panci di atas kompor dan panaskan hingga susu bersuhu 72° Celsius atau lebih selama 15 detik, sambil diaduk sesering mungkin. Periksa suhu susu dengan termometer makanan yang sudah dibersihkan dan disanitasi.
Segera dinginkan susu dengan meletakkan panci berisi susu ke dalam air es. Aduk sesering mungkin hingga susu bersuhu 20° Celsius atau di bawahnya dan diamkan selama beberapa saat.
Tuang susu yang sudah dingin ke dalam botol yang sudah steril dan segera masukkan susu tersebut ke dalam lemari es. Agar tetap awet, simpan susu pasteurisasi di dalam kulkas yang bersuhu 4° Celsius atau lebih dingin.
Pasteurisasi adalah satu-satunya cara untuk membunuh kuman berbahaya di dalam susu sapi yang dapat menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, agar lebih aman, pilihlah susu pasteurisasi.
Susu pasteurisasi juga merupakan pilihan susu utama bagi ibu hamil dan menyusui serta orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena infeksi HIV atau kanker.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.