Tingginya kadar lemak atau lipid dalam darah dapat menyebabkan seseorang mengalami hiperlipidemia, yang mencakup kolesterol tinggi dan trigliserida tinggi. Kondisi ini umumnya tidak disertai dengan gejala, namun, bagi Anda yang tidak menjalani pola hidup sehat dan jarang berolahraga, penyakit ini patut untuk diwaspadai.
Untuk memastikan kondisi hiperlipidemia, maka harus dilakukan suatu tes darah yang disebut pemeriksaan profil lipid atau panel lipid. Melalui pemeriksaan ini, dapat diketahui kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah.
Hiperlipidemia berarti tingginya kadar lipid atau lemak dalam darah, yang terdiri dari trigliserida dan kolesterol. Kolesterol dibagi lagi menjadi dua yaitu kolesterol baik (HDL-High Density Lipoprotein) dan kolesterol jahat (LDL-Low Density Lipoprotein).
Trigliserida terutama berasal dari kalori ekstra yang diperoleh dari makanan seperti produk-produk olahan susu, fruktosa dan alkohol. Sementara itu, kolesterol dapat diproduksi oleh hati selain juga diperoleh dari makanan yang mengandung lemak. seperti keju, telur dan daging.
Seseorang dikatakan mengalami kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) apabila jumlah total kolesterolnya lebih dari 200 mg/dL. Jumlah trigliserida juga dikatakan tinggi apabila kadarnya di dalam darah melebihi 200 mg/dL.
Orang-orang yang memiliki berat badan berlebih, banyak mengonsumsi makanan berlemak, mengonsumsi alkohol, dan jarang melakukan olahraga, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hiperlipidemia.
Mengonsumsi suplemen dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Beberapa obat herbal yang dapat berfungsi sebagai suplemen untuk membantu menurunkan kadar kolesterol diantaranya:
Berdasarkan sebuah penelitian, Barley mampu menjadi salah satu suplemen untuk menurunkan kadar kolesterol total. Selain itu, Barley mampu menekan kadar kolesterol jahat atau LDL dalam darah.
Sebuah penelitian menemukan bahwa ekstrak bayam mempunyai potensi untuk bertindak sebagai antioksidan dan dapat bermanfaat untuk membantu meringankan hiperlipidemia. Meski demikian, potensi ini, masih perlu diteliti lebih lanjut pada manusia untuk dapat diketahui manfaatnya secara jelas.
Kandungan bromelain dalam nanas, diketahui memiliki banyak kegunaan. Salah satunya, adalah kemampuannya dalam memecah kolesterol dalam darah dan mencegah penyumbatan pembuluh darah akibat plak kolesterol.
Ekstrak artichoke yang didapat dari daun, batang, atau pun akar kerap digunakan untuk berbagai macam pengobatan termasuk menurunkan kadar kolesterol.
Konsumsi minyak ikan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda (PUFA), yaitu omega 3 (EPA dan DHA), serta asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA), yaitu omega 6 dan omega 9, apabila diimbangi dengan perubahan gaya hidup yang sehat, dapat mengatasi hiperlipidemia karena mampu menurunkan kadar lemak trigliserida dalam darah.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa teh hijau mampu menurunkan kadar kolesterol jahat dan menaikkan kadar kolesterol baik. Ini mungkin dikarenakan kandungan polifenol yang terdapat dalam teh hijau mampu menghalangi kolesterol diserap usus, sekaligus membantu menyingkirkannya.
Meskipun sudah ada penelitian yang menunjukkan khasiat bahan-bahan alami tersebut untuk membantu menurunkan kadar kolesterol, namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut terhadap cara kerja, efektivitas, serta tingkat keamanannya.
Melihat faktor-faktor risiko hiperlipidemia, maka cara lainnya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi penyakit ini adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Perubahan gaya hidup ini dapat dilakukan dengan:
Menghindari konsumsi makanan berlemak, terutama makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans. Beberapa jenis makanan yang sebaiknya dibatasi antara lain adalah gorengan, daging merah berlemak, sosis, daging asap, es krim, coklat, mentega, kripik kentang, popcorn, kue biskuit, dan aneka makanan cepat saji.
Konsumsi makanan yang kaya akan serat, seperti aneka jenis sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan ikan. Kemudian batasi juga konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula agar kadar kolesterol dalam darah dapat turun hingga 10 %.
Setidaknya luangkan waktu sekitar 40 menit untuk berolahraga, 3 sampai 4 kali dalam seminggu, dapat menurunkan kadar kolesterol dan juga tekanan darah.
Kelebihan berat badan atau obesitas cenderung mampu meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Oleh karena itu, disarankan untuk menurunkan berat badan agar kadar kolesterol dalam darah dapat terkendali dengan baik.
Kebiasaan merokok rupanya juga berdampak terhadap jumlah kolesterol dalam darah. Hindari dan hentikan kebiasaan merokok agar risiko penyakit hiperlipidemia atau kolesterol tinggi dapat diminimalisir.
Menerapkan pola hidup sehat dan mengonsumsi suplemen mungkin dapat menjadi langkah untuk mengatasi hiperlipidemia. Namun, jika cara ini tak juga dapat mengatasi hiperlipidemia yang diderita, dokter mungkin akan merekomendasikan obat-obatan penurun kolesterol seperti obat golongan statin, seperti simvastatin, atau cholestyramine dan beta sitsterol, agar kolesterol dapat terkontrol dengan baik. Selain itu, sebaiknya penggunaan suplemen juga melalui konsultasi dokter.
sumber: Halodoc . com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna