Ada beragam penyebab lutut sakit di usia muda, mulai dari cedera hingga penyakit pada tulang. Kondisi ini pun bisa memicu rasa tidak nyaman dan kaku di sendi lutut yang kerap mengganggu aktivitas. Meski begitu, keluhan sakit di lutut bisa saja kamu cegah dengan beberapa cara yang mudah.
Lutut sakit merupakan kondisi ketika adanya gangguan pada struktur atau jaringan pembentuk lutut, seperti tulang rawan, tempurung lutut, maupun jaringan penghubung tulang dan otot. Kondisi ini biasanya ditandai dengan keluhan nyeri dan kaku di sendi lutut hingga sulit untuk digerakkan.
Rasa nyeri yang muncul di lutut ini bisa dialami siapa saja, termasuk orang yang usianya masih muda. Hal ini tentu bisa mengganggu aktivitas dan produktivitas, apalagi di usia ini seseorang cenderung sangat aktif bergerak.
Ada beberapa penyebab lutut sakit di usia muda yang sering terjadi, yaitu:
Cedera adalah penyebab lutut sakit yang cukup sering terjadi. Kondisi ini biasanya muncul akibat gerakan berulang yang melibatkan lutut, misalnya saat berolahraga dengan gerakan melompat atau berlari.
Jenis cedera lutut yang umumnya terjadi di usia muda meliputi keseleo, robek ligamen lutut, dislokasi atau pergeseran tulang, dan patah tulang.
Osteoarthritis atau peradangan sendi di tulang rawan juga bisa menjadi penyebab lutut sakit di usia muda. Meski sering terjadi pada lansia, penyakit ini juga bisa menyerang seseorang yang berusia muda.
Umumnya, hal ini terjadi karena tekanan atau penggunaan sendi lutut yang berlebihan, misalnya akibat berat badan berlebih atau sering mengangkat beban yang terlalu berat.
Penyebab lutut sakit di usia muda selanjutnya adalah rheumatoid arthritis, yaitu peradangan kronis pada sendi karena kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel atau jaringan tubuh yang sehat.
Gejala yang umumnya ditimbulkan adalah nyeri hebat pada sendi, termasuk lutut, siku, maupun ruas tulang belakang. Selain itu, gejala lainnya bisa berupa sendi membengkak, tampak kemerahan, dan terasa hangat.
Meski asam urat lebih sering terjadi pada orang dewasa, tidak menutup kemungkinan orang di usia muda pun mengalami penyakit tersebut. Hal ini terjadi ketika kadar asam urat dalam tubuh berlebihan, biasanya karena sering konsumsi makanan tinggi purin.
Bila dibiarkan, kebiasaan tersebut justru dapat memicu penumpukan kristal asam urat pada sendi, termasuk lutut, yang menyebabkan sendi terasa nyeri, bengkak, dan kaku ketika digerakkan.
Penyebab lutut sakit di usia muda yang terakhir adalah infeksi sendi. Hal ini paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur di organ lain yang menyebar melalui aliran darah dan menyerang sendi tubuh, seperti lutut, siku, maupun pinggul.
Infeksi pada sendi lutut ini bisa menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan kemerahan pada lutut. Selain gejala pada sendi, penderitanya juga bisa mengalami demam, penurunan nafsu makan, dan kelelahan terus-menerus.
Jika dilihat dari penyebabnya, sebagian besar lutut sakit di usia muda terjadi karena penggunaan lutut secara berlebihan. Nah, agar kamu tetap bisa aktif bergerak dengan nyaman, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah lutut sakit:
Untuk mengatasi keluhan lutut sakit ini perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Namun, untuk mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan, kamu bisa mengompres lutut dengan es yang dibalut dengan handuk selama 10–15 menit.
Hindari pula aktivitas yang terlalu berat guna mencegah nyeri di lutut semakin memburuk. Selain itu, kamu juga bisa mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol untuk meredakan rasa sakit di lutut.
Bila beragam cara di atas tidak mengurangi rasa sakit yang muncul di lutut, cobalah periksakan diri ke dokter guna mengetahui penyebab lutut sakit di usia muda dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.