Informasi Kesehatan

Selain Penyakit Jantung, Ini Penyebab Nyeri Dada yang Perlu Diwaspadai

1667806038-Dada-sebelah-kiri-sakit.jpg

Ibu, Begini Aturan Menentukan Batasan Internet untuk Anak

“Memberikan penjelasan tentang batasan internet untuk anak bermanfaat…

Selaput Dara Robek, Ketahui Penyebab dan Tandanya

Selaput dara robek walaupun belum pernah berhubungan seksual merupakan hal yang…

5 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau atau Anosmia

“Ada banyak hal yang bisa menyebabkan hidung tidak…

"Apabila kamu atau orang terdekat mengalami nyeri dada, ada beberapa kondisi yang mungkin jadi penyebabnya. Kamu pun perlu segera menemui dokter untuk mencegah komplikasi."

Nyeri dada adalah indikasi adanya sesuatu yang salah pada tubuh. Jika terjadi, kamu tidak boleh menyepelekan apalagi mengabaikannya. Sebab, nyeri dada bisa terjadi akibat penyakit tertentu.

Penyebab nyeri dada yang paling umum adalah penyakit jantung koroner. Padahal, nyeri yang timbul bukan hanya terjadi akibat penyakit jantung koroner, melainkan akibat penyakit lain yang juga perlu kamu waspadai.

Penyakit yang Ditandai dengan Nyeri Dada

Berikut ini lima penyakit yang memiliki gejala nyeri dada:

1. Pleuritis

Pleuritis merupakan radang pada pleura, yaitu lapisan tipis pembungkus paru-paru.

Salah satu tanda pleuritis adalah nyeri dada, terutama saat menarik napas panjang ataupun batuk.

Kebanyakan penyakit ini terjadi akibat infeksi bakteri, kanker, tuberkulosis, atau kondisi lainnya.

Gejala lain yang mungkin timbul adalah nyeri pada bahu dan punggung, batuk kering, sesak napas, demam, pusing, berkeringat, mual, serta nyeri pada sendi dan otot.

2. Pneumonia

Masalah pernapasan ini juga menjadi penyakit yang muncul dengan gejala nyeri dada.

Dalam dunia medis, pneumonia adalah infeksi pada paru yang terjadi akibat bakteri, jamur, parasit, atau virus.

Gejala utama yang sering orang temui adalah batuk berdahak maupun tidak berdahak, demam, sesak napas, serta nyeri pada bagian dada atau perut.

3. Kostokondritis

Kostokondritis adalah peradangan pada persendian kostokondral, yaitu tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk ke tulang dada.

Penyakit ini sering membuat pengidapnya merasakan nyeri dada, gejalanya hampir mirip dengan serangan jantung atau gangguan jantung lainnya.

4. Otot Tegang

Olahraga berlebihan bisa menyebabkan otot dada menegang. Kondisi ini muncul dengan gejala nyeri saat kamu menekan dada.

Otot tegang juga bisa terjadi akibat cedera pada muskuloskeletal, yaitu sistem yang melibatkan struktur pendukung anggota badan, leher, dan punggung.

5. Asam Lambung Naik

Salah satu masalah pencernaan yang ditandai dengan nyeri dada adalah naiknya asam lambung, gejalanya menyerupai serangan jantung.

Di antaranya adalah munculnya sensasi terbakar di dada disertai rasa pahit di tenggorokan atau mulut.

Jika kondisi ini terjadi dua kali seminggu atau lebih, kamu perlu waspada. Sebab bisa jadi, naiknya asam lambung menjadi tanda penyakit Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

Kondisi ini bisa muncul akibat kebiasaan mengonsumsi makanan pedas atau berlemak, merokok, faktor kehamilan, serta obesitas.

6. Pankreatitis

Satu lagi masalah pencernaan yang ditandai dengan nyeri dada adalah pankreatitis akut, yaitu peradangan pada pankreas yang terjadi dalam waktu cukup singkat.

Kondisi ini memiliki gejala nyeri pada perut yang muncul tiba-tiba dan bisa merambat hingga ke dada dan punggung.

Gejala lain yang bisa pengidapnya rasakan adalah rasa mual, muntah, demam, dan denyut nadi bergerak cepat.

Itulah enam penyakit yang memiliki gejala nyeri dada. Perlu kamu ketahui, nyeri ini bukanlah penyakit, melainkan tanda adanya gangguan pada tubuh.

Jika kamu mengalaminya secara terus-menerus, segeralah lakukan pemeriksaan atau medical check-up.

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.