Informasi Kesehatan

Faktor Risiko Seseorang Mengidap Herpetophobia

takut-saat-melihat-reptil-atau-herpetophobia-begini-cara-mengatasinya-16265084401.jpg

Penting Diketahui, Ini 5 Cara Memulihkan Anosmia Akibat COVID-19

“Cara mengatasi anosmia akibat COVID-19 bisa dengan melatih…

Inilah Langkah Sederhana untuk Meredakan Migrain

Migrain, termasuk migrain sebelah kiri bukan sekadar sakit…

6 Manfaat Thai Massage yang Sayang untuk Dilewatkan

Manfaat Thai Massage untuk Kesehatan Teknik yang dilakukan pada Thai massage dipercaya…

Faktor Risiko Herpetophobia

Pengalaman traumatis disinyalir menjadi salah satu faktor penyebab herpetophobia. Mungkin, pengidapnya pernah mengalami pengalaman buruk, seperti digigit ular atau diserang buaya. Selain trauma, berikut faktor risiko lainnya:

1. Faktor genetik

Genetik ternyata menjadi salah satu faktor penyebab herpetophobia. Jadi, jika kamu memiliki orang tua dengan fobia spesifik, kamu juga berisiko mengalami kondisi yang serupa.

2. Faktor lingkungan

Tinggal di lingkungan yang banyak terdapat reptil bisa membuat seseorang cemas akan keselamatan dirinya. Lambat laun hal ini bisa memicu fobia. Melihat seseorang yang diserang reptil juga bisa menyebabkan fobia. Bahkan, mendengarkan cerita pengalaman diserang reptil juga bisa memicu kondisi ini.

3. Perubahan fungsi otak

Perubahan pada fungsi otak juga berpotensi memicu fobia spesifik. Selain itu, seseorang yang emosinya lebih sensitif cenderung mudah mengalami fobia.

4. Punya riwayat fobia

Seseorang yang punya riwayat fobia spesifik sangat berisiko mengalami herpetophobia. 

Tanda-Tanda Herpetophobia

Tanda seseorang mengalami herpetophobia, yaitu:

  • Cemas berlebihan saat melihat objek reptil
  • Sangat panik ketika berada di dekat reptil, meskipun hanya berupa mainan atau gambar.
  • Berusaha menghindari reptil selama enam bulan. 
  • Sebisa mungkin menjauhi reptil bahkan sampai melakukan perbuatan yang tidak rasional agar merasa nyaman. 
  • Ketakutan terhadap reptil sampai memicu stres yang menghambat aktivitas sehari-hari.

Serangan panik saat melihat objek reptil juga bisa memicu gejala fisik berikut ini:

  • Merasa terancam.
  • Berkeringat.
  • Napas menjadi pendek.
  • Mual.
  • Pusing.
  • Sulit mengontrol rasa takut.
  • Menggigil.
  • Keringat dingin.

Gejala di atas bukan hanya muncul ketika bertemu reptil langsung, tetapi juga saat pengidapnya mengingat reptil, mendengar cerita reptil atau sekedar melihat gambar reptil.

Apakah Bisa Diobati?

Fobia umumnya bisa ditangani melalui terapi. Namun, dalam kasus fobia spesifik, perawatan hanya bisa membantu 10-25 persen saja. Pilihan terapinya, meliputi:

  • Terapi paparan untuk mengubah respon pengidap terhadap objek atau situasi yang memicu ketakutan.
  • Psikoterapi untuk membantu pengidapnya mengatasi objek atau situasi yang ditakuti secara berbeda.

Terapi obat-obatan untuk mengurangi kecemasan. 

Bagaimana Jika Tidak Ditangani?

Jika tidak ditangani, jenis fobia ini bisa membuat pengidapnya stres hingga depresi. Alhasil, mereka rentan mengalami kondisi berikut:

  • Mengisolasi diri karena selalu merasa tidak aman. 
  • Mengalami gangguan suasana hati.
  • Depresi berat sampai muncul keinginan bunuh diri.

 

Sumber: halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.