Pengalaman traumatis disinyalir menjadi salah satu faktor penyebab herpetophobia. Mungkin, pengidapnya pernah mengalami pengalaman buruk, seperti digigit ular atau diserang buaya. Selain trauma, berikut faktor risiko lainnya:
Genetik ternyata menjadi salah satu faktor penyebab herpetophobia. Jadi, jika kamu memiliki orang tua dengan fobia spesifik, kamu juga berisiko mengalami kondisi yang serupa.
Tinggal di lingkungan yang banyak terdapat reptil bisa membuat seseorang cemas akan keselamatan dirinya. Lambat laun hal ini bisa memicu fobia. Melihat seseorang yang diserang reptil juga bisa menyebabkan fobia. Bahkan, mendengarkan cerita pengalaman diserang reptil juga bisa memicu kondisi ini.
Perubahan pada fungsi otak juga berpotensi memicu fobia spesifik. Selain itu, seseorang yang emosinya lebih sensitif cenderung mudah mengalami fobia.
Seseorang yang punya riwayat fobia spesifik sangat berisiko mengalami herpetophobia.
Tanda seseorang mengalami herpetophobia, yaitu:
Serangan panik saat melihat objek reptil juga bisa memicu gejala fisik berikut ini:
Gejala di atas bukan hanya muncul ketika bertemu reptil langsung, tetapi juga saat pengidapnya mengingat reptil, mendengar cerita reptil atau sekedar melihat gambar reptil.
Fobia umumnya bisa ditangani melalui terapi. Namun, dalam kasus fobia spesifik, perawatan hanya bisa membantu 10-25 persen saja. Pilihan terapinya, meliputi:
Terapi obat-obatan untuk mengurangi kecemasan.
Jika tidak ditangani, jenis fobia ini bisa membuat pengidapnya stres hingga depresi. Alhasil, mereka rentan mengalami kondisi berikut:
Sumber: halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.