Meriang umumnya ditandai dengan demam ringan dan menggigil. Kondisi ini sering terjadi ketika cuaca dingin atau saat cemas. Namun, meriang terkadang juga bisa menjadi gejala dari suatu kondisi medis, seperti infeksi atau gangguan hormon.
Meriang sebenarnya bukanlah suatu penyakit, melainkan istilah yang kerap digunakan untuk menggambarkan kondisi badan terasa agak demam atau tidak enak badan. Selain itu, meriang juga bisa membuat penderitanya menggigil dan panas dingin.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan tubuh meriang:
Salah satu penyebab tubuh mengalami meriang adalah cuaca dingin. Ini karena otak mengirimkan sinyal ke tubuh untuk bergerak tanpa sadar, seperti menggigil atau gemetar, guna mengatur suhu tubuh.
Namun, kondisi ini biasanya hanya bersifat sementara, karena meriang akan hilang ketika suhu tubuh kembali normal. Anda dapat menggunakan pakaian hangat atau jaket dan mengonsumsi minuman teh atau jahe hangat untuk menghangatkan tubuh.
Meriang juga kerap terjadi setelah berolahraga. Ini karena saat olahraga suhu tubuh akan meningkat, kemudian menurun secara tiba-tiba setelah selesai.
Oleh karena itu, guna mencegah terjadinya penurunan suhu secara tiba-tiba, penting untuk melakukan pendinginan setelah berolahraga agar tubuh dapat menyesuaikan kembali suhunya.
Cemas atau takut meningkatkan kadar adrenalin dalam tubuh sehingga menyebabkan meriang dan keringat dingin. Ketika Anda merasakan itu, Anda juga gemetaran sebagai respon tubuh terhadap kenaikan hormon adrenalin yang cepat.
Meriang bisa menjadi tanda tubuh sedang melawan infeksi bakteri atau virus. Sebagai responsnya, suhu tubuh akan meningkat. Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan tubuh meriang adalah flu, COVID-19, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih (ISK).
Untuk mengatasi kondisi meriang akibat infeksi bakteri, biasanya diperlukan konsumsi antibiotik. Namun, antibiotik hanya bisa dibeli dengan resep dokter dan dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dokter.
Meriang juga kerap terjadi ketika tubuh mengalami hipoglikemia atau kadar gula dalam darah berada di bawah normal. Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan karbohidrat atau efek samping obat-obatan antidiabetes.
Selain meriang, hipoglikemia juga bisa membuat penderitanya merasa pusing hingga jantung berdebar. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, seperti roti atau nasi, guna meningkatkan kadar gula darah.
Namun, bila kondisi ini disertai sesak napas, denyut jantung tidak beraturan, atau merasa akan pingsan, penderitanya perlu segera dibawa ke IGD rumah sakit.
Hipotiroidisme atau kurangnya hormon tiroid bisa membuat tubuh lebih sensitif terhadap cuaca dingin, sehingga lebih rentan mengalami meriang. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita usia 40–50 tahun.
Hipotiroidisme dapat diatasi dengan pemberian obat berisi hormon tiroid. Namun, penggunaan obat ini harus berada di bawah pengawasan dokter.
Pada beberapa kasus, pemberian obat bius saat operasi juga bisa menjadi penyebab tubuh meriang. Ini karena obat-obatan tersebut dapat memengaruhi suhu tubuh. Selain itu, berbaring di ruang operasi untuk waktu yang lama dan dingin juga bisa menyebabkan suhu tubuh menurun.
Namun, kondisi ini biasanya dapat diatasi menggunakan selimut untuk menghangatkan tubuh. Bila perlu, dokter akan memberikan obat lain untuk mengatasi meriang yang ditimbulkan akibat pemberian obat bius tersebut.
Apabila meriang terasa mengganggu, Anda dapat mengatasinya dengan cara sederhana terlebih dahulu, seperti minum air putih yang banyak, istirahat yang cukup, atau memakai kaos hangat dan selimut yang tidak terlalu tebal.
Anda pun bisa mengompres lipatan tubuh dan kening dengan handuk hangat untuk meredakan meriang. Selain itu, paracetamol atau ibuprofen juga dapat dikonsumsi bila cara sederhana saja tidak cukup untuk meredakan keluhan.
Penyebab meriang memang sering kali tidak berbahaya tetapi jangan disepelekan, terlebih bila disertai diare dan muntah berulang, nyeri perut hebat, buang air besar atau kecil disertai darah, tubuh tampak kuning, atau merasa akan pingsan. Segera periksakan diri Anda ke dokter apabila tanda-tanda tersebut muncul.
Sumber: alodokter.com