“Protein, lemak, dan zat besi merupakan nutrisi yang diperlukan untuk anak saat berpuasa. Memenuhi nutrisi anak saat sedang berpuasa bisa dimulai dari memastikan anak terhidrasi dengan cukup, dan memilah makanan mana yang cocok untuk sahur dan berbuka.”
Bagi banyak orang tua bulan Ramadan merupakan momen yang tepat untuk mulai mengajarkan Si Kecil berpuasa. Mengajarkan anak berpuasa sedari dini memang langkah yang baik, agar mereka dapat terbiasa berpuasa saat sudah besar nanti.
Hal yang perlu digarasibawahi, ibu jangan sampai lupa untuk terus memperhatikan asupan nutrisi dan gizi yang cukup untuk anak. Nah, kira-kira apa saja sih nutrisi yang diperlukan untuk anak saat berpuasa? Dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut? Yuk, mari simak lebih lanjut.
Rasa haus merupakan tantangan yang berat bagi anak-anak saat belajar berpuasa. Karena itu, yang pertama ibu harus lakukan adalah memastikan bahwa anak cukup terhidrasi saat memulai puasa.
Anak-anak dianjurkan untuk minum air putih rata-rata delapan gelas perhari (2-3 liter) Meskipun begitu anak juga tidak boleh minum air secara berlebihan saat berbuka puasa. Selain air putih, ibu juga bisa menambahkan jus buah atau susu untuk memenuhi kebutuhan cairan anak.
Saat berpuasa jumlah makan anak mungkin akan berkurang. Maka dari itu penting sekali untuk memastikan asupan nutrisi anak tetap terjaga. Ibu bisa menyesuaikan makanan mana yang cocok untuk sahur dan berbuka puasa.
Misalnya saat sahur anak disarankan untuk mengonsumsi banyak protein, serat, dan makanan yang lebih lambat dicerna. Hal ini ditujukan agar memberikan anak energi yang cukup saat puasa nanti.
Sementara itu saat berbuka pilihlah makanan yang bisa mengembalikan energi dan gula darah misalnya buah kurma. Jangan lupa juga untuk selalu sertakan sayur dan buah pada makanan anak. Ibu bisa memberikan mereka buah atau sayur kesukaannya agar anak semangat dalam berpuasa.
Walaupun sedang berpuasa kebutuhan nutrisi anak harus tetap terpenuhi. Berikut adalah nutrisi yang diperlukan anak saat mereka berpuasa:
Protein memiliki peran penting dalam banyak fungsi tubuh anak. Misalnya membantu membangun sel, memecah makanan menjadi energi, melawan infeksi, dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika anak kekurangan protein saat puasa mereka bisa saja merasa mudah kelelahan dan kurang berkonsentrasi.
Dalam jangka panjang anak yang kekurangan protein dapat mengalami masalah kesehatan seperti pertumbuhan yang lambat, nyeri tulang dan sendi, sulit untuk menyembuhkan luka, dan penurunan respon imun.
Dilansir dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019, anak dengan usia 4-6 tahun membutuhkan protein sekitar 25 gram perhari, sedangkan anak berusia 7-9 tahun membutuhkan protein sekitar 40 gram perhari.
Nah, untuk memenuhi kebutuhan proteinnya ibu bisa memberikan makanan seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu, saat sahur ataupun berbuka puasa.
Lemak merupakan sumber energi yang bagus untuk anak-anak. Lemak mudah disimpan dalam tubuh dan memungkinkan penggunaan nutrisi penting lainnya dengan tepat.
Menurut American Heart Association, anak dan remaja di usia 4 sampai 18 tahun disarankan menjaga asupan lemak total sebanyak 25 sampai 35 persen kalori. Untuk memberikan nutrisi ini, pastikan ibu memilih sumber makanan dengan kandungan lemak tak jenuh seperti ikan, kacang-kacangan, dan minyak sayur.
Sebagai sumber energi utama, karbohidrat tentu tidak boleh absen dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Karbohidrat membantu tubuh anak menggunakan lemak dan protein untuk membangun dan memperbaiki jaringan.
Selain itu mengonsumsi karbohidrat yang cukup di bulan puasa juga membuat anak lebih aktif dan berenergi. Di Indonesia karbohidrat biasanya bersumber dari nasi putih.
Akan tetapi jika ibu ingin lebih bervariasi, ibu bisa memberikan anak oatmeal, nasi merah, atau roti gandum. Selain sebagai variasi makanan tersebut juga merupakan sumber karbohidrat kompleks yang bisa membuat tubuh kenyang lebih lama.
Zat besi diperlukan untuk membantu darah membawa oksigen ke sel-sel di seluruh tubuh. Zat besi juga bermanfaat dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, fungsi kekebalan, dan penyembuhan luka.
Mengonsumsi zat besi dapat mencegah anak dari anemia, apalagi saat bulan puasa dimana waktu makan anak menjadi terbatas. Supaya asupan zat besi anak tercukupi, ibu bisa menyiapkan daging merah, kerang, atau biji-bijian utuh.
Sudah menjadi kebiasaan semua orang tua untuk menyuruh anaknya mengonsumsi buah dan sayuran. Bukan tanpa alasan, pasalnya buah dan sayuran merupakan sumber makanan yang kaya akan vitamin. Apalagi bagi anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, penting sekali untuk mengonsumsi vitamin terutama vitamin A, C, dan D.
Vitamin A memiliki banyak manfaat untuk anak yaitu menjaga kesehatan mata, mendorong pertumbuhan, dan mencegah infeksi. Nutrisi ini bisa didapat dari mengonsumsi wortel, ubi, dan brokoli.
Lalu ada vitamin C yang juga dikenal baik untuk menjaga kekebalan tubuh, biasanya vitamin C didapat dari buah-buahan masam seperti jeruk, stroberi, dan tomat. Terakhir dan yang tidak kalah penting adalah vitamin D.
Vitamin D tidak hanya membantu penyerapan kalsium, tetapi juga membantu memperkuat tulang dan gigi anak. Contoh makanan yang mengandung vitamin D adalah jamur, telur, dan minyak ikan.
Sumber: halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.