Tenesmus ditandai dengan keinginan mendesak untuk buang air besar meski penderitanya baru saja BAB. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman karena merasa tidak tuntas buang air besar, tetapi juga rasa nyeri di dubur akibat sulit atau tidak mampu mengeluarkan tinja.
Saat mengalami tenesmus, perut terasa mulas dan seseorang akan merasakan adanya dorongan untuk mengejan, tetapi feses yang keluar hanya sedikit atau bahkan tidak keluar sama sekali. Dorongan untuk buang air besar yang lebih sering ini tentu akan menyebabkan rasa tidak lega, sakit atau kram perut, dan nyeri anus.
Ada beberapa gejala tenesmus yang kerap dialami penderitanya, yaitu:
Selain itu, tenesmus juga bisa disertai dengan gejala lain, seperti:
Tenesmus merupakan salah satu tanda adanya gangguan pada sistem pencernaan, terutama gangguan pergerakan usus. Kondisi ini paling umum disebabkan oleh penyakit radang usus (IBD), seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
Peradangan bisa membuat usus bengkak dan sensitif, sehingga “ruang” untuk buang air besar secara normal menjadi lebih sempit. Inilah yang membuat usus terasa lebih penuh.
Selain itu, saraf yang melapisi usus juga bisa mengalami iritasi dan memicu reaksi berlebihan. Reaksi ini memberikan sinyal ke otak atau otot bahwa Anda perlu mengosongkan usus.
Beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan tenesmus meliputi:
Tidak hanya itu, sembelit juga bisa menimbulkan perasaan bahwa Anda ingin terus-menerus buang air besar meski sebenarnya tidak bisa. Dalam kasus ini, usus Anda mungkin tidak kosong, hanya saja kesulitan untuk buang air besar.
Perawatan tenesmus tergantung penyebabnya. Pengobatan yang biasanya disarankan adalah mengubah pola makan dan gaya hidup. Selain itu, obat-obatan medis juga bisa diperlukan untuk mengatasi tenesmus.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan bila mengalami tenesmus:
Konsumsi makanan tinggi serat merupakan salah satu cara efektif untuk meredakan tenesmus yang disebabkan oleh sembelit atau sindrom iritasi usus besar. Dengan mengonsumsi banyak serat, feses menjadi lebih lunak sehingga mudah untuk dikeluarkan. Beberapa contoh makanan tinggi serat meliputi:
Namun, jika tenesmus disebabkan oleh penyakit radang usus, konsumsi makanan tinggi serat justru bisa memicu gejala yang lebih buruk. Jadi, langkah penanganan yang dilakukan perlu disesuaikan dengan penyebabnya.
Bila Anda mengalami tenesmus, minum banyak air setiap hari juga penting dilakukan agar feses lunak dan mudah dikeluarkan. Secara umum, konsumsi air 8 gelas setiap hari cukup untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Dengan mencukupi kebutuhannya setiap hari, pergerakan makanan di usus bisa lebih lancar.
Minum air yang cukup juga perlu diimbangi dengan olahraga rutin. Ini bisa menjadi cara yang efektif mengatasi sekaligus mencegah tenesmus. Peningkatan aktivitas fisik bisa membantu merangsang pergerakan usus, sehingga BAB menjadi lebih lancar.
Jika tenemus sudah sangat mengganggu, ada beberapa obat-obatan medis yang bisa dikonsumsi. Obat-obatan ini sebenarnya juga perlu disesuaikan dengan penyebab tenesmus. Oleh karena itu, konsultasi ke dokter penting dilakukan sebelum Anda mengonsumsi jenis obat apa pun.
Untuk mengatasi tenesmus karena radang usus, jenis obat antiradang seperti kortikosteroid atau amino salisilat, biasanya diresepkan oleh dokter. Sementara itu, tenesmus yang muncul akibat infeksi bakteri biasanya diobati dengan antibiotik.
Jika sembelit yang menyebabkan tenesmus, dokter umumnya meresepkan obat pencahar, obat pelunak feses, atau suplemen serat.
Bila Anda sering mengalami tenesmus, apalagi disertai dengan demam, panas dingin, muntah, dan ada darah di feses, sebaiknya segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai dengan penyebabnya.
Sumber: alodokter.com