“Hipertensi adalah penyakit yang secara signifikan dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari. Ada orang-orang tertentu yang memiliki faktor risiko hipertensi yang lebih tinggi karena kebiasaan yang mereka lakukan.”
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi kesehatan yang terlihat sepele karan tak bergejala, namun sebenarnya bisa berbahaya bagi pengidapnya.
Ketika kamu sudah rawan mengalami hipertensi, akan banyak pantangan dan penyesuaian kebiasaan yang kamu lakukan setiap hari. Maka dari itu, sebaiknya kamu melakukan pencegahan hipertensi daripada pengobatan.
Meski bisa seseorang miliki karena genetik, mayoritas orang mengidap hipertensi sebagai dampak dari melakukan kebiasaan tertentu. Nah, simak berikut apa saja faktor risiko hipertensi agar kamu tidak termasuk golongan yang rawan penyakit ini.
Seperti mayoritas penyakit lainnya, hipertensi juga memiliki faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit. Adapun tipe orang-orang yang lebih mungkin mengalami hipertensi yaitu:
Ketika kamu berolahraga, darah akan terpompa ke seluruh tubuh lebih cepat. Maka dari itu, orang yang rajin bergerak dan rutin olahraga memiliki faktor risiko hipertensi yang lebih rendah.
Sebaliknya, jika kamu jarang berolahraga, kamu bisa meningkatkan risiko hipertensi karena tidak ada pembakaran lemak melalui aktivitas fisik dan tidak ada aktivitas sehat yang bisa melancarkan peredaran darah.
Meminum alkohol lebih dari dua gelas sehari bisa menjadi faktor risiko hipertensi. Pada dasarnya, konsumsi alkohol bisa meningkatkan tekanan darah.
Hal ini terjadi karena alkohol bisa mengaktivasi sistem saraf adrenergik, sehingga terdapat penyempitan pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah. Maka dari itu, sebaiknya kamu membatasi konsumsi alkohol sebelum terlambat.
Seseorang yang memiliki berat badan berlebih dan obesitas memiliki keterkaitan dengan kadar kolesterol di dalam tubuh. Ketika lemak menumpuk di dalam tubuh dan kadar kolesterol tinggi, jantung perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Maka dari itu, tekanan darah tinggi berisiko terjadi pada seseorang dengan kondisi ini.
Penyakit kronis tertentu seperti diabetes juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi. Ketika seseorang mengidap penyakit ini, pembuluh darah yang ada di tubuh bisa rusak perlahan-lahan.
Ini menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi kaku dan tekanan di area tersebut meningkat, sehingga tekanan darah menjadi tinggi. Kombinasi antara penyakit diabetes dan hipertensi bisa juga meningkatkan risiko terjadinya stroke.
Semakin beranjak tua, pasti tubuhmu akan mengalami penurunan fungsi, termasuk pembuluh darah. Ketika ada perubahan struktur dan kondisi arteri seiring menginjak fase lansia, risiko mengalami tekanan darah tinggi semakin besar.
Namun, seberapa cepat dan parahnya kondisi ini terjadi bisa berbeda-beda di tiap individu tergantung dengan Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Tekanan Darah Tinggi.
Merokok bisa merusak organ jantung dan juga pembuluh darah. Perokok lebih berisiko untuk mengalami hipertensi karena dampak dari zat-zat berbahaya yang ada di dalamnya. Contohnya, nikotin di dalam rokok bisa meningkatkan tekanan darah.
Selain itu, tembakau yang ada di dalamnya juga bisa menambah kadar monoksida di dalam tubuh sehingga oksigen yang masuk ke tubuh akan berkurang.
Kalau kamu merasakan stres yang intens, tekanan darahmu bisa naik secara cepat dan tiba-tiba. Masalah ini tidak terlalu mengkhawatirkan jika tidak sering terjadi.
Tetapi, kalau kamu sering mengalami stres yang tinggi, kamu akan lebih berisiko mengalami hipertensi. Untuk mengatasinya, kamu bisa melakukan cara-cara mudah setiap hari seperti teknik relaksasi atau meditasi ketika stres.
Itulah tujuh tipe orang yang akan mengalami faktor risiko hipertensi yang meningkat.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna