“Tes pendengaran otoacoustic emissions (OAE) bermanfaat untuk mengevaluasi sistem pendengaran. Tes tersebut bisa kamu gunakan untuk mengetahui seberapa baik telinga bagian dalam atau koklea bekerja.”
Gangguan pendengaran tidak bisa kamu anggap sepele karena berpengaruh pada produktivitas dan aktivitas sehari-hari. Maka itu, kamu dianjurkan bertemu dengan dokter jika mengalami keluhan pendengaran untuk segera melakukan pemeriksaan dan tes pendengaran.
Perlu kamu ketahui, telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, tengah, dan dalam. Jika terjadi gangguan pada salah satu atau semua bagian telinga tersebut, maka tes pendengaran yang tepat akan kamu butuhkan.
Salah satu jenis tes yang dapat kamu lakukan yaitu otoacoustic emissions (OAE). Tes tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa baik telinga bagian dalam atau koklea bekerja.
Tes pendengaran otoacoustic emissions (OAE) bermanfaat untuk mengevaluasi sistem pendengaran. Selain itu juga dapat digunakan untuk memeriksa orang dengan dugaan gangguan pendengaran, terutama yang tidak dapat mentolerir atau menjalani tes pendengaran konvensional.
Perlu kamu ketahui juga, tes ini bertujuan untuk memeriksa gangguan di telinga bagian dalam, khususnya bagian koklea (rumah siput). Kebanyakan tes OAE dilakukan untuk memeriksa gangguan pendengaran pada bayi yang baru lahir untuk mengetahui dugaan tuli, tapi bisa juga dilakukan untuk orang dewasa.
Melalui tes OAE, dokter juga dapat memperkirakan sebagian sensitivitas pendengaran dan menguji gangguan pendengaran fungsional. Gangguan pendengaran fungsional terkadang juga disebut sebagai gangguan pendengaran non-organik.
Ini juga merupakan kondisi saat seseorang memiliki gejala atau perilaku gangguan pendengaran, tapi sebenarnya tidak ada yang salah dengan pendengarannya. Tes ini biasanya dokter gunakan bersamaan dengan tes auditory brainstem response (ABR) atau tes lainnya.
Selain itu, kamu juga bisa baca juga lebih lanjut mengenai Fungsi Tes Pendengaran untuk Deteksi Dini Autisme.
Ada beberapa jenis tes dan beberapa di antaranya bisa memeriksa kualitas pendengaran orang dewasa. Sementara yang lainnya bisa dokter gunakan untuk bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
Berikut ini jenis-jenis tes pendengaran dan manfaatnya:
Tujuan tes ini adalah memeriksa koneksi atau jalur antara telinga bagian dalam dan otak. Dokter dapat menggunakan tes ABR untuk memeriksa pendengaran pada anak-anak dan orang yang tidak dapat menyelesaikan audiometri nada murni.
Tes ABR juga dapat dokter gunakan untuk orang yang mengalami cedera otak yang memengaruhi pendengarannya. Apabila ada penyumbatan di sepanjang jalur antara telinga bagian dalam dan otak, maka kamu perlu melakukan konsultasi medis lebih lanjut.
Jenis tes ini bertujuan menemukan volume paling tenang yang dapat kamu dengar di setiap nada. Audiometri nada murni akan dokter lakukan dengan memberikan rangsangan melalui udara dan tulang mastoid, yaitu tulang yang terletak di belakang telinga.
Jalur pendengaran luar dan telinga bagian dalam akan diukur ketika rangsangan diberikan melalui udara. Sementara itu, pendengaran pada telinga bagian dalam akan diukur melalui rangsangan pada tulang.
Manfaat tes ini yakni untuk mengetahui seberapa baik gendang telinga bergerak. Dokter dapat melakukan tes timpanometri untuk mengetahui apakah gendang telinga seseorang pecah, ada cairan di tengah telinga, atau kotoran di liang telinga.
Jenis tes ini berguna untuk mendeteksi gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural unilateral pada salah satu telinga. Melalui tes garpu tala, dokter dapat mendeteksi di mana lokasi gangguan terjadi dan sifat gangguan pendengaran.
Tes evaluasi respon batang otak atau BERA bertujuan mengukur saraf listrik yang membawa suara dari telinga bagian dalam ke otak. Melalui tes ini nantinya dokter akan tahu apakah terdapat hambatan pada saraf disitu.
Tes TEN bisa kamu gunakan untuk mengetahui apakah ada bagian telinga yang tidak merespons rangsangan suara. Apabila ada, maka bagian telinga tersebut disebut sebagai “dead zone”. Setelah itu, dokter akan menggunakan hasil pemeriksaan untuk menentukan alat bantu yang tepat untuk kondisimu.
Jenis tes ini berguna untuk mengukur kemampuan seseorang dalam memahami percakapan dalam lingkungan yang bising. Hasil tes akan dibandingkan dengan kemampuan seseorang memahami percakapan dalam lingkungan yang tenang.
Tes pendengaran ini bertujuan untuk memeriksa seberapa jelas seseorang dapat mendengar ucapan. Dokter akan memintamu mendengarkan dan mengulangi kata-kata tertentu, sehingga ia tahu seberapa jelas kamu dapat mendengar dan memahami ucapan.
Tes pendengaran OAE tidak terasa menyakitkan, bahkan banyak bayi yang langsung tertidur setelahnya. Prosedur tes ini bisa kamu lakukan dengan probe kecil yang ditempatkan di telinga.
Ada alat yang memberikan suara dan alat lainnya sebagai mikrofon. Jika koklea berfungsi dengan baik, maka ia harus bergema sebagai respons terhadap suara. Selain itu, hasil tes juga akan muncul di layar monitor yang terhubung dengan alat.
Tes ini dapat kamu lakukan di rumah sakit, klinik, atau fasilitas kesehatan yang memiliki layanan tersebut. Besarnya kisaran biaya berbeda-beda, tergantung pada tempat dan fasilitas kesehatan yang kamu pilih.
Perbedaan biaya juga tergantung pada jenis tes yang dokter pilih dan seberapa parah kondisi gangguan pendengaran yang dialami. Sebagai acuan, kisaran biaya terendah yaitu sekitar Rp130.000,-. Namun, acuan biaya tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu.
Itulah yang perlu diketahui tentang jenis tes pendengaran otoacoustic emissions. Jika ada hal yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk bertanya pada dokter yang tepat.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.