Informasi Kesehatan

Prosedur CPR untuk Selamatkan Pasien Henti Jantung

pelajari-CPR-untuk-selamatkan-nyawa-seseorang1.jpg

Jenis Muntah Kucing yang Cat Lovers Perlu Tahu

Sama seperti pada manusia, jenis muntah kucing pun…

Waspadai, 5 Bakteri Berbahaya pada Ponsel

Sekarang ini sangat sulit rasanya untuk memisahkan seseorang…

Ini 5 Kebiasaan yang Bisa Memicu Radang Tenggorokan

“Radang tenggorokan tak hanya terjadi akibat infeksi virus…

“CPR adalah prosedur pertolongan pertama yang sangat penting, untuk menyelamatkan pasien henti jantung. Prosedurnya terdiri dari kompresi dada, membuka jalur napas, dan memberi napas buatan.”

CPR dilakukan untuk mempertahankan sirkulasi darah dan oksigen dalam tubuh. Prosedur bisa menyelamatkan orang tenggelam, serangan jantung, kecelakaan, atau kondisi darurat yang mengancam nyawa.

CPR dilakukan pada korban yang tidak responsif, tidak bernapas, atau tidak memiliki denyut jantung yang teraba. Metodenya dapat memberikan kesempatan hidup sebelum tim medis tiba di lokasi kejadian.

Apa yg Dimaksud dengan CPR?

CPR adalah prosedur darurat yang dapat membantu menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti bekerja. 

Jantung memiliki fungsi yang sangat vital, yaitu memompa darah ke seluruh organ tubuh. Jika organ tersebut berdetak, aliran darah ke seluruh tubuh otomatis akan terhenti secara mendadak. 

Kondisi tersebut adalah henti jantung atau cardiac arrest. Kematian bisa terjadi dalam hitungan menit jika tak segera ditangani. Nah, CPR dapat membantu menjaga aliran darah ke seluruh tubuh dalam kondisi tersebut.

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan CPR

Kamu boleh melakukan CPR untuk membantu korban yang mengalami henti jantung mendadak. Namun, lakukan hal-hal di bawah ini terlebih dulu sebelum melakukan prosedur:

1. Pindahkan ke tempat yang lebih aman

Bila pasien berada di lokasi berbahaya, pindahkan ia ke tempat yang lebih aman. Pada korban kecelakaan, misalnya, pinggirkan ia terlebih dulu di tempat yang rindang, lalu lakukan pertolongan.

2. Periksa kesadaran pasien

Bila orang tersebut tidak responsif, periksa kesadaran pasien dengan menepuk atau menggoyangkan tubuh pasien. Kamu juga bisa memanggil nama pasien dengan suara keras, di dekat telinganya.

3. Segera periksa pernapasan pasien

Selanjutnya, cek apakah pasien masih bernapas dan jantungnya masih berdetak. Ada beberapa cara untuk memeriksa pernapasan pasien, yaitu:

  • Rasakan dan dengar napas korban dengan mendekatkan telinga ke hidung dan mulut pasien.
  • Perhatikan apakah dada pasien bergerak naik dan turun.
  • Periksa denyut nadi di pergelangan tangan atau sisi leher pasien. 

Bila orang tersebut tidak merespon dan tidak bernapas, atau hanya terengah-engah, segera hubungi darurat medis.

4. Beri kompresi dada sebanyak 30 kali

Berikut ini caranya:

  • Baringkan orang tersebut di atas permukaan yang rata dan kokoh.
  • Berlutut di samping leher dan bahu orang tersebut.
  • Letakkan satu tangan di tengah dada orang tersebut, di antara puting susu.
  • Letakkan tangan yang lain di atas tangan pertama. Jaga agar siku lurus dan posisikan bahu kamu tepat di atas tangan.
  • Dorong lurus ke bawah (kompresi) dada minimal 2 inci (5 cm) tetapi tidak lebih dari 2,4 inci (6 cm). Gunakan seluruh berat badan kamu (bukan hanya lengan) saat memberikan tekanan pada dada.

Lakukan cara tersebut secara berulang dan biarkan dada melambung kembali (mengempis) setelah setiap dorongan.

5. Bila belum terlatih dalam melakukan CPR, harus bagaimana?

Kamu bisa melanjutkan kompresi dada. Lakukan ini sampai ada tanda-tanda gerakan atau sampai tenaga medis darurat datang dan mengambil alih keadaan korban.

Bila sudah terlatih, lanjutkan kompresi dada. Caranya, letakkan masing-masing tangan pada dahi dan dagu pasien. Angkat dagu pasien secara perlahan hingga kepalanya mendongak ke atas.

6. Napas buatan

Bila saluran napas pasien sudah terbuka, tapi masih belum ada tanda-tanda pernapasan, kamu bisa memberikan napas buatan. Caranya, tutup hidung pasien dengan menjepitnya dengan jari tangan.

Tarik napas secara normal, lalu rapatkan mulut kamu ke mulut korban. Tiupkan udara dari mulut kamu sebanyak dua kali dan perhatikan apakah dada pasien bergerak terangkat ke atas. 

Bila dada tidak terangkat, coba perbaiki posisi leher dan periksa apakah ada yang menghambat jalur napasnya.

Penting untuk dipahami bahwa jika kamu belum terlatih atau belum menguasai prosedur CPR, lakukan kompresi dada saja (hands only CPR). Jangan memberikan napas buatan.

Cara Melakukan CPR

Secara umum, metodenya terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu compression, airways, dan breathing.

Berikut ini langkah-langkahnya:

1. Kompresi dada (compression)

Berikut cara melakukan kompresi dada:

  • Pertama-tama, berlututlah di samping pasien henti jantung yang kamu baringkan telentang. 
  • Letakkan salah satu tangan di bagian bawah tulang dada, yaitu di tengah dada orang tersebut. Lalu, letakkan tangan yang lain di atas tangan pertama dan kunci. 
  • Posisikan diri di atas dada pasien. Dengan menggunakan berat badan kamu (bukan hanya kekuatan lengan), dorong dengan kuat dan cepat di tengah dada orang tersebut. Dorong setidaknya sedalam 5 sentimeter, setelah itu lepaskan. Mendorong dan melepaskan adalah 1 kompresi. Lakukan hal ini dengan kecepatan tekanan 1-2 tekanan per detik.
  • Saat melakukan kompresi dada, jaga agar lengan tetap lurus dan tekan lurus ke dalam dadanya. 
  • Lakukan kompresi dada ini sebanyak 100 kali per menit.
  • Lakukan kompresi dada ini hingga pertolongan medis tiba, atau hingga pasien menunjukkan respons. 

2. Membuka jalur napas (airways)

Jika pasien henti jantung tidak kunjung menunjukkan respons, langkah selanjutnya adalah airways atau membuka jalur napas. Caranya, dongakkan kepala pasien dengan meletakkan tangan di dahinya. Lalu, angkat dagu pasien secara perlahan. 

3. Bantuan napas (breathing)

Bila setelah dua langkah di atas, pasien belum menunjukkan tanda-tanda pernapasan. Langkah selanjutnya yang bisa kamu lakukan adalah memberi bantuan napas dari mulut. 

Berikut caranya:

  • Jepit bagian lunak hidung pasien dengan jari telunjuk dan ibu jari kamu.
  • Buka mulut orang tersebut dengan jari telunjuk dan ibu jari yang lain.
  • Tarik napas dan letakkan mulut kamu di atas mulutnya, pastikan tersegel dengan baik.
  • Tiup dengan kuat ke dalam mulutnya sebanyak 2 kali. Lakukan ini sambil memerhatikan apakah dada pasien mengembang dan mengempis seperti sedang bernapas. 
  • Bila dada pasien tidak mengembang dan mengempis, berarti pemberian napas buatan belum benar. Cobalah periksa mulutnya lagi dan singkirkan semua penghalang. 
  • Pastikan miringkan kepala pasien dan angkat dagunya untuk membuka jalan napas. Periksa apakah mulut kamu dan pasien tertutup rapat dan hidung tertutup sehingga udara tidak dapat keluar dengan mudah. 
  • Ambil napas lagi dan ulangi.

Berikan kompresi dada sebanyak 30 kali, selingi dengan 2 kali pemberian napas buatan. Ini dikenal dengan teknik “30:2”. Targetkan untuk melakukan 5 set 30:2 dalam waktu sekitar 2 menit (jika hanya melakukan kompresi sekitar 100 kompresi per menit). 

Lakukan siklus ini hingga bantuan medis atau ambulans datang, atau hingga pasien mulai bernapas dan bergerak. 

Berapa Kali CPR Dilakukan?

Secara sederhana, CPR adalah teknik penyelamatan nyawa yang sangat berguna dalam banyak keadaan darurat. Contohnya, serangan jantung atau hampir tenggelam, atau detak jantung berhenti.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 9 dari 10 orang yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit meninggal. Namun, CPR bisa membantu memperbaiki kemungkinan tersebut.

Tindakan pertolongan yang melibatkan kompresi dada dan memberi napas buatan dari mulut ke mulut ini, bisa membantu mengalirkan darah dan oksigen. Hal itu bisa menjaga otak dan organ vital lainnya tetap bekerja.

Lantas, berapa kali tekanan dada CPR harus kamu berikan? Tekanan atau kompresi dada pada CPR perlu kamu lakukan dengan frekuensi 2 tekanan per detik, atau sebanyak 100-120 tekanan per menit. 

CPR yang dilakukan dalam beberapa menit pertama henti jantung terjadi, bisa meningkatkan peluang seseorang untuk bertahan hidup. Peluangnya sebanyak 2 kali lipat.

Kondisi Darurat Medis yang Memerlukan CPR

Beberapa kondisi darurat yang membutuhkan CPR, antara lain:

1. Tenggelam

Korban tenggelam sering mengalami henti jantung dan berhenti bernapas. CPR harus segera dilakukan sebagai memberikan pertolongan pertama dalam situasi tersebut untuk mengembalikan sistem pernapasan.

2. Berhenti napas

Jika seseorang berhenti bernapas atau tidak bernapas secara normal, CPR dapat membantu menjaga fungsi pernapasan, dan menghindari kerusakan organ vital di dalam tubuh.

3. Kecelakaan parah

Dalam kecelakaan serius, seperti kecelakaan mobil atau kecelakaan kerja yang mengakibatkan trauma berat, CPR berguna untuk mempertahankan sirkulasi darah saat menunggu  datangnya bantuan medis.

4. Serangan jantung

Pada serangan jantung, organ tersebut tidak berfungsi dengan baik dan dapat berujung pada henti jantung mendadak. CPR harus dilakukan segera untuk mengembalikan sirkulasi darah.

5. Henti jantung

Henti jantung merupakan kondisi medis yang terjadi ketika jantung berhenti berdetak. Ini adalah situasi yang mengancam nyawa. CPR harus segera dilakukan untuk mengembalikan aliran darah dan oksigen ke tubuh.

Kamu bisa mencari tahu juga Berbagai Penyebab Henti Jantung yang Wajib Diketahui. Ingat, tetaplah tenang saat melakukan CPR.

Itulah pembahasan mengenai prosedur CPR sebagai pertolongan pertama untuk henti jantung. Ini adalah kemampuan umum yang bisa kamu pelajari, tidak hanya petugas medis saja. 

Dengan mempelajari tindakan pertolongan ini, kamu mungkin bisa menyelamatkan nyawa orang yang tiba-tiba mengalami henti jantung. Jika mengalami gangguan kesehatan, silakan temui dokter umum untuk melakukan perawatan yang tepat.

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.