Mata mengantuk tetapi tidak bisa tidur dapat disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari pola hidup yang kurang sehat hingga adanya kondisi kesehatan yang mendasarinya. Namun, tak perlu khawatir, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya.
Mengantuk merupakan respons alami ketika tubuh lelah dan butuh istirahat. Saat mata sudah terasa mengantuk, idealnya kita akan lebih mudah untuk tertidur. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan mata mengantuk tetapi tidak bisa tidur.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan Anda susah tidur walaupun sudah mengantuk:
Jadwal tidur dan bangun diatur oleh mekanisme alami tubuh yang disebut ritme sirkadian. Bila ritme ini terganggu, pola tidur bisa menjadi tidak teratur bahkan membuat mata mengantuk tetapi tidak bisa tidur.
Nah, terganggunya ritme sirkadian bisa disebabkan faktor-faktor yang umumnya sudah dilakukan dalam jangka waktu tertentu, seperti bekerja dengan sistem waktu shift, perjalanan ke tempat dengan zona waktu berbeda, stres berkepanjangan, atau efek obat-obatan tertentu.
Tidur siang memang bermanfaat untuk mengembalikan konsentrasi serta meningkatkan daya ingat dan mood. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, tidur siang bisa menyebabkan Anda merasa ngantuk tetapi sulit tidur di malam hari. Kebiasaan ini juga bisa membuat kualitas tidur menurun.
Mata mengantuk tetapi tidak bisa tidur dapat terjadi karena Anda memaksakan diri untuk scrolling gadget sebelum tidur hingga menjadi begadang. Fenomena ini disebut revenge bedtime procrastination.
Kebanyakan orang melakukan hal ini karena ia tidak punya waktu luang untuk bersantai dan menikmati media sosial di siang hari.
Anda suka makan di malam hari saat mendekati waktu tidur? Mungkin ini menjadi penyebab Anda merasa mengantuk tetapi tidak bisa tidur. Saat Anda makan mendekati waktu tidur, risiko terjadinya GERD (naiknya asam lambung ke kerongkongan) akan meningkat.
Akibatnya bisa muncul keluhan yang membuat walau mata sudah mengantuk, tetapi Anda tak unjung bisa tidur. Begitu pun jika Anda tidak makan sama sekali dan berusaha tidur dalam keadaan lapar. Pada beberapa orang, memaksakan tidur saat lapar akan membuatnya terbangun dan justru menurunkan kualitas tidur.
Mata mengantuk tetapi tidak bisa tidur dapat menjadi gejala dari gangguan tidur. Restless legs syndrome misalnya, keinginan untuk terus menggerakkan kaki saat hendak tidur bisa membuat penderitanya sulit tidur padahal sudah mengantuk.
Masalah tidur lainnya, seperti gangguan telat tidur-telat bangun dan sleep apnea, juga diketahui membuat seseorang sulit tidur dan bangun pada waktu yang diinginkan.
Seorang dengan gangguan mental, seperti gangguan cemas atau depresi, lebih mungkin mengalami susah tidur di malam hari. Hal ini bisa terjadi karena perasaan sedih, putus asa, gelisah, takut, uring-uringan, dan overthinking, serta keluhan fisik yang mungkin sedang muncul.
Mata mengantuk tetapi tidak bisa tidur dapat disebabkan oleh banyak hal. Jadi, pengobatannya akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Untuk mengetahui penyebab pasti susah tidur padahal mengantuk, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter.
Selain itu, Anda juga bisa menerapkan tips berikut ini agar Anda tidur dengan pulas dan nyenyak:
Mata mengantuk tetapi tidak bisa tidur dapat menjadi hal yang sangat mengganggu. Apalagi, jika Anda punya segudang aktivitas di esok hari, tentu Anda perlu tidur untuk beristirahat. Untuk membantu mengatasi keluhan ini, lakukanlah cara-cara yang dipaparkan di atas, ya.
Namun, bila keluhan ini tak kunjung membaik meski sudah menerapkan tips di atas, terlebih kalau sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberi saran pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Sumber : alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.