“Tes pendengaran bertujuan untuk mengetahui kondisi sistem pendengaran. Tes tersebut bisa kamu gunakan untuk mengetahui seberapa baik fungsi telinga bagian dalam atau koklea dalam bekerja.”
Tes pendengaran berguna untuk mengevaluasi sistem pendengaran. Pemeriksaan juga mendeteksi masalah pada orang yang tidak dapat menjalani tes pendengaran konvensional.
Selain itu, tes pendengaran juga dapat memeriksa gangguan di telinga bagian dalam, khususnya bagian koklea (rumah siput). Terutama pada bayi yang baru lahir untuk mengetahui dugaan tuli.
Ketahui di bawah ini jenis-jenis tes pendengaran dan prosedurnya!
Ada beberapa jenis tes pendengaran dan beberapa di antaranya bisa memeriksa kualitas pendengaran orang dewasa. Lainnya bisa dokter gunakan untuk bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
Lantas, apa saja jenis-jenis tes pendengaran? Berikut ini di antaranya:
Tujuan ABR adalah memeriksa koneksi atau jalur antara telinga bagian dalam dan otak. Dokter akan melakukan pemeriksaan ini pada anak-anak dan orang yang tidak dapat melakukan audiometri nada murni.
Tes ABR juga dapat dokter lakukan untuk orang yang mengalami cedera otak yang memengaruhi pendengarannya. Misalnya, adanya penyumbatan di sepanjang jalur antara telinga bagian dalam dan otak.
Audiometri nada murni bertujuan menemukan volume paling tenang yang dapat kamu dengar di setiap nada. Dokter akan memberikan rangsangan melalui udara dan tulang mastoid, yaitu tulang di belakang telinga.
Jalur pendengaran luar dan telinga bagian dalam akan diukur ketika rangsangan diberikan melalui udara. Sementara itu, pendengaran pada telinga bagian dalam akan diukur melalui rangsangan pada tulang.
Lantas, audiometri normal berapa? Angkanya kurang dari 25 decibel hearing level (db Hl).
Kegunaannya mengetahui seberapa baik gendang telinga bergerak. Dokter melakukannya untuk mengetahui apakah gendang telinga seseorang pecah, ada cairan di tengah telinga, atau kotoran di liang telinga.
Tujuannya untuk mendeteksi gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural unilateral pada salah satu telinga. Dokter dapat mendeteksi di mana lokasi gangguan terjadi dan sifat gangguan pendengaran.
Tes evaluasi respon batang otak atau BERA bertujuan mengukur saraf listrik yang membawa suara dari telinga bagian dalam ke otak. Melalui tes ini, nantinya dokter akan tahu apakah terdapat hambatan pada saraf.
Tes TEN bertujuan untuk mengetahui apakah ada bagian telinga yang tidak merespons rangsangan suara. Jika ada, maka bagian telinga tersebut adalah “dead zone”. Dokter akan menggunakan hasil pemeriksaan untuk menentukan alat bantu yang tepat.
Tujuannya untuk mengukur kemampuan seseorang dalam memahami percakapan dalam lingkungan bising. Hasil tes akan dibandingkan dengan kemampuan seseorang memahami percakapan dalam lingkungan yang tenang.
Tes pendengaran ini bertujuan untuk memeriksa seberapa jelas seseorang dapat mendengar ucapan. Dokter akan memintamu mendengarkan dan mengulangi kata-kata tertentu, sehingga ia tahu seberapa jelas kamu dapat mendengar dan memahami ucapan.
Tes pendengaran OAE berguna untuk mengevaluasi sistem pendengaran. Pemeriksaan juga mendeteksi masalah pada orang yang tidak dapat menjalani tes pendengaran konvensional.
Selain itu, pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa gangguan di telinga bagian dalam, khususnya bagian koklea (rumah siput). Terutama pada bayi yang baru lahir untuk mengetahui dugaan tuli.
Masalah pendengaran terjadi akibat adanya kerusakan pada saraf dalam telinga, bagian otak yang mengontrol pendengaran, dan telinga itu sendiri. Jenisnya terbagi menjadi tiga, yaitu:
Masalah pendengaran ini terjadi akibat gelombang suara tidak dapat masuk ke dalam telinga. Umumnya jenis masalah pendengaran konduktif umumnya ringan dan terjadi sementara.
Selanjutnya ada gangguan pendengaran sensorineural. Masalah ini terjadi ketika ada masalah pada saraf pengontrol pendengaran dan gangguan pada organ dalam telinga. Gangguan bisa terjadi dari ringan hingga berat.
Masalah ini terjadi bersamaan dengan gangguan pendengaran sensorineural. Penyebabnya mulai dari infeksi telinga tengah, kelainan bawaan, cedera, atau bagian dari proses penuaan alami.
Tes pendengaran dilakukan pada orang yang mengalami gejala masalah pendengaran. Beberapa tandanya dapat meliputi:
Tes pendengaran otoacoustic emissions umumnya hanya memerlukan waktu selama 30 menit. Prosedurnya juga tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga tak akan membuat pasien merasa tidak nyaman.
Prosedur tes pendengaran bergantung dari jenisnya. Berikut beberapa contoh prosedurnya:
Ini adalah tes pendengaran yang paling umum. Begini cara kerjanya:
Audiolog kemudian mencatat tanggapan pasien pada audiogram. Alat ini akan memetakan pola gangguan pendengaran. Jika terdapat gangguan, alat akan menunjukkan tingkat keparahannya.
Ahli audiologi menggunakan tes untuk mengetahui penumpukan kotoran atau cairan yang menghalangi telinga tengah atau luar. Selain itu, tes ini dapat mengetahui gangguan pendengaran pada sel sensorik.
Cara kerjanya dengan:
Audiolog biasanya melakukan tes ini bersamaan dengan tes nada murni. Tes ini mengevaluasi kemampuan pasien dalam mendengarkan kata-kata dan harus mengulanginya.
Begini langkah prosedurnya:
Tes pendengaran ini memeriksa koneksi atau jalur antara telinga bagian dalam dan otak. Berbeda dengan tes nada murni, pasien tidak perlu merespons suara dan harus tetap diam selama ujian.
Prosedurnya, yaitu:
Tes ini dapat kamu lakukan di rumah sakit, klinik, atau fasilitas kesehatan yang memiliki layanan tersebut. Besarnya kisaran biaya berbeda-beda, tergantung pada tempat dan fasilitas kesehatan yang kamu pilih.
Perbedaan biaya juga tergantung pada jenis tes yang dokter pilih dan seberapa parah kondisi gangguannya. Sebagai acuan, kisaran biaya terendah yaitu sekitar Rp130.000,-. Namun, acuan biaya tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu.
Lantas, berapa biaya tes BERA? Biaya tes BERA akan bervariasi, tergantung pada fasilitas kesehatan yang kamu datangi. Angkanya berkisar Rp300.000 hingga Rp800.000, tergantung indikasi medis.
Itulah yang perlu kamu ketahui tentang jenis tes pendengaran otoacoustic emissions. Jika ada hal yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk bertanya pada dokter spesialis.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.